Chapter 93 - Kekuatan sebuah Pesona

1072 Words
Mereka berada di gudang makanan. Gudang ini digunakan untuk menyimpan berbagai jenis makanan dan juga keperluan memasak untuk sementara. Setelah bahan-bahan makanan dibawa dari kota, sebelum ditransfer ke kantin, bahan-bahan tersebut diletakkan terlebih dahulu di gudang ini. Mereka tidak bisa langsung mengantarnya sekaligus.  Melihat situasi sudah aman. Mereka berdua berusaha keluar. Wish membuka pintu kotak besi tersebut. Ia melihat kanan kiri seperti sedang menyebrang jalan. Setelah semua aman, ia menyuruh Chery keluar. Ia langsung melihat ke belakang dan membantu Chery dengan menjulurkan tangannya.  Chery menarik nafasnya dengan kuat karena aroma tempat tersebut. Wish melihatnya melakukan hal tersebut. Chery tampak sangat menikmatinya. Dengan cepat ia menarik Chery ke sudut ruangan untuk mengamati situasi tanpa ketahuan. Wish merasa sudah cukup untuk menikmati aroma tersebut. Tindakan Wish memang membuat Chery kesal. Chery melihat sesuatu dan menepuk pundak Wish. Ia membuat isyarat tangan dan menunjuk dengan jari telunjuknya. Ia melihat seorang pelayan sedang menghitung bahan-bahan makanan di balik tumpukan drum besar berwarna biru. Mereka harus berhati-hati agar tidak sampai ketahuan. Mereka saling memandang dan berbicara dengan memperhatikan gerakan bibir. Mereka sedang menyusun rencana untuk keluar dari gudang makanan tersebut tanpa berbicara. Mereka memutuskan untuk menyelinap dari tumpukan-tumpukan barang dan berjalan memutari pelayan tersebut. Mereka sangat hati-hati, jangan sampai ada barang yang tersenggol oleh tangan dan kaki mereka. Beberapa isyarat tangan dilakukan agar kompak berjalan. Dengan mudahnya mereka bisa keluar. Cara tersebut ternyata berhasil. Mereka berhasil keluar dari gudang makanan tanpa diketahui oleh pelayan. Dan sekarang tantangan yang lain muncul. Mereka bingung harus bagaimana caranya untuk naik ke dalam kapal. Mereka bersembunyi di balik batang pohon untuk mengamati pantai. Mereka melihat beberapa awak kapal sedang berkumpul dan tertawa. Botol-botol alkohol bertebaran di sekitar mereka. Wish dan Chery tidak melihat ada kapten di sana. Mereka berpikir, bisa jadi sang kapten berada di dalam kapal. Wish berkata kepada Chery, “Apakah kita bisa langsung berbicara kepada mereka dan meminta membawa kita ke dalam kapal?” “Apakah mereka bisa dipercaya? Bagaimana menurutmu rupanya?”  “Kita sekarang saling bertanya!” “Aku tidak tahu! Mungkin kau bisa menggunakan kekuatan untuk menghentikan waktu mereka sehingga kita bisa menyebrang dengan mudah!” Saran Chery. Sempat-sepatnya ia bercanda. Wish hanya menatapnya. Saran dari Chery sangat tidak masuk akal baginya. Ia melihat kembali mereka untuk mengamati apakah ada celah yang bisa mereka lakukan. “Mereka sangat banyak!” Kata Wish kesal. “Wait!” Ucapnya dengan meletakkan tangannya di d**a Wish agar tidak perlu melakukan apa-apa. Chery merapikan rambutnya, merapikan bajunya dan berjalan menuju mereka. Wish memanggil nya dengan pelan. Ia sangat takut melihat Chery berjalan ke sana. “Heiii.. Cher.. apa yang kau lakukan?” Ucapnya pelan. Tapi Chery sama sekali tidak menggubris panggilan Wish. Ternyata, Chery menggunakan pesonanya untuk memikat para awak kapal tersebut. Ia tahu pesonanya bisa menjadi sebuah senjata bagi para lelaki. Untunglah, tidak ada dari awak tersebut yang perempuan. Chery berdiri di depan mereka. Semua mata memandangnya. Mereka tentu kaget karena ada seorang cewek berada di pinggir pantai.  “Apakah dia putri duyung?” Kata seorang awak kapal yang sedang mabok. “Apakah dia bidadari yang turun dari kayangan?” Kata seorang awak kapal yang lain yang memegang botol minuman keras dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Semua ucapan yang keluar darinya membuat teman-temannya tertawa terbahak-bahak. Chery tidak akan terintimidasi. Mereka tidak bisa mempermainkannya. Ia mulai menggunakan kekuatannya. “Hi!” Sapa Chery dengan seksi. Ia melambai dengan empat jari tangan kanannya. Ia memainkan bibir dan lidahnya. “Uuuuuuuu!” Ucap mereka serentak melihat pesona Chery. Mereka berhenti bermain dan juga tertawa. Fokus mereka hanya kepada Chery. Mata mereka tidak bisa berpaling darinya. Wish memalingkan perhatiannya selama Chery bicara kepada awak kapal. Ia tidak ingin terkena dampak dari pesona Chery.  “Satu..dua..tiga..!” Kata Chery menjentikkan jari. Mereka semua tumbang. Tak butuh waktu lama, para awak kapal tersebut kemudian pingsan. Hidung mereka berdarah. Ia melihat ke belakang ke arah Wish. Ia melihat nya sedang menutup mata. Ia kembali kepadanya dengan membusungkan dadanya dan menyombongkan diri. Ia berkata, “Kau sudah bisa membuka matamu!” Tepuknya di pundak Wish. Ia pun membuka matanya dan melihat Chery baik-baik saja. Wish melihat awak kapal tersebut semuanya sudah pingsan. Matanya membelalak besar. “Kau yang melakukan itu semua?” Wish Menggelengkan kepalanya. “Benar-benar berbahaya!” Katanya lagi. Chery hanya menjawab dengan senyuman. “Sudah! Ayo!” Tarik Chery menuju sampan karet.  Mereka menaiki sampan karet menuju kapal berhenti di sisi yang lebih jauh dari pantai. “Jika mereka bangun, mereka akan ingat wajahmu!” Ucap Wish sambil mendayung sampan tersebut. Chery hanya tersenyum saja.  “Mengapa kau hanya tersenyum?” Tanya Wish yang melihat tingkah anehnya. Chery menatapnya, tetapi tidak berhenti mendayung. “Aku hanya merasa lucu, pesonaku ternyata se-berbahaya itu!” Lalu ia tertawa kuat. “Ketawamu sangat kuat!” Kata Wish mengingatkannya. “Maaf!” Wish kemudian mengingat Panom. Ia mulai merasa masuk akal. Panom dan Chery tidak mungkin bersama jika pesona Chery seberbahaya itu. Bisa jadi sebulan sekali ia bisa masuk rumah sakit. Ia juga mengingat pengalaman sebelumnya, ketika Panom mimisan saat melihat pesona Chery yang tidak disengajanya. Ia membayangkan mereka menjadi sepasang suami istri, pasti itu akan menjadi sebuah masalah besar. Tetapi, itu semua hanya ada di pikiran Wish. Ia tidak berani membicarakan hal itu pada Chery secara langsung. “Kita sudah sampai!” Kata Chery melihat ke atas kapal.  “Bagaimana cara kita naik ke atas?” Kata Wish yang menggeleng-gelengkan kepala melihat betapa besarnya kapal tersebut. “Disana!” Tunjuk Chery kepada tangga yang setengah bagian saja. Untuk menjangkau tangga itu, Wish harus mengangkat Chery agar bisa menjangkaunya. Chery pun naik ke pundak Wish hingga ia bisa memegang erat tangga dan naik ke atas. Ia kemudian menurunkan tangga tersebut ke bawah dan Wish pun naik. “Tidak sulit bukan?” Kata Chery usai Wish berdiri di dalam kapal. Mereka pun pergi ke ujung kapal. “Aku tahu dimana posisi patung tersebut. Aku melihatnya saat pertama kali menaiki kapal ini!” Kata Wish. Chery menatapnya. “Semua murid pasti akan melihat patung itu sebelum masuk ke dalam kapal!” Kata Chery kesal. “Benarkah?” Ucap Wish dengan polosnya. Mereka berjalan dengan sangat cepat, tetapi tidak secepat saat berlari. Mereka memperhatikan langkahnya agar tidak membuat bunyi saat berjalan. Jarak dari tangga yang mereka naiki dengan jarak muncung kapal sangat jauh. Kapal tersebut sangat besar dan luas. Chery beberapa kali harus berhenti dan meminta istirahat sebentar. Tetapi, Wish tidak memperbolehkannya. Ia menghitung hingga 60 lalu menyeret Chery lagi untuk berjalan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD