14. Hari Pertama Bekerja

1106 Words
Ternyata departemen ini satu lantai dengan ruangan Jason, Sienna tahu ketika Sienna hendak membawa dokumen ini ke ruangan El, dan semuanya melihatnya dengan memicingkan mata, wajahnya yang cantik terlihat bersinar, membuat beberapa wanita iri kepadanya dan beberapa pria terpesona kepadanya. Sienna memang wanita yang cantik, bahkan kecantikannya mengalahkan kecantikan seseorang yang baru saja operasi plastik. Sienna tersenyum dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal ketika menoleh melihat ruangan Jason dan melihat suaminya itu tengah menatapnya dari dalam sana. “Kamu karyawan baru?” tanya seorang wanita berambut putih. “Iya.” Sienna menjawab. “Kamu rekomendasi dari Tuan El?” “Iya. Saya rekomendasi Tuan El.” “Ada hubungan apa kamu dan Tuan El?” tanya wanita itu lagi. “Kami berteman,” jawab Sienna lagi. “Apa? Kalian berteman?” Semuanya terkejut mendengarkan jawaban dari Sienna. Sienna mengangguk dan melangkah pergi meninggalkan ruang staf. “El,” panggil Jason. “Iya?” “Aku mau San kamu pindahkan kemari,” kata Jason. “Kemari mana?” “Aku tidak mau jauh darinya. Aku mau dia bekerja di staf CEO.” “Apakah dia mau?” “Bilang saja ini sesuai HRD yang minta.” “Kamu membuatmu melakukan sesuatu yang hanya memikirkan perasaanmu saja,” geleng El membuat Jason tertawa kecil dan mengangguk. “Aku memang benar-benar sudah tergoda kepadanya. Jadi, pindahkan saja dia kemari.” “Aku akan berbicara kepada HRD dan Paula.” Jason menganggukkan kepala dan terkekeh mendengarkan. Ia hampir gila memikirkan semuanya, Jason ingin melihat Sienna setiap hari dan ingin berada di sampingnya setiap hari meskipun berada di lantai yang sama, namun ia tidak bisa menengok Sienna karena Sienna berada di ruangan berbeda dengannya. El membuang napas halus dan berkata, “Kamu benar-benar sudah jatuh cinta kepadanya.” “Pindahkan saja dia kemari,” kata Jason tidak perlu basa-basi. El mengangguk dan melangkahkan kakinya keluar dari ruangan bosnya. Sesaat kemudian, Paula keluar dari ruangannya dan melihat Sienna tengah mengerjakan pekerjaan yang ia perintahkan tadi. “Sienna?” kata Paula. “Iya, Nona?” “Mulai besok kamu pindah ke staf CEO.” “Apa? Pindah?” “Kenapa? Kamu tidak suka?” Sienna lalu menggeleng tak percaya, sudah pasti yang menginginkannya pindah adalah suaminya, Sienna menganggukkan kepala dan berkata, “Baik.” “Sepertinya kamu memiliki hubungan khusus dengan Tuan El, karena dia mau memindahkanmu ke tempatnya, apakah kamu dan Tuan El memiliki hubungan?” tanya Paula bersedekap didepan Sienna yang kini masih duduk bekerja. “Kami tidak memiliki hubungan apa pun, kami hanya teman, tapi kami tidak akrab,” jawab Sienna. “Benarkah? Kenapa sepertinya dia mau kamu bekerja di dekatnya?” Sienna menggeleng tak tahu. “Cinta bertepuk sebelah tangan?” Sienna menggeleng kuat, ia tidak mungkin mengakui sesuatu yang tidak ada hubungannya dengannya. Sienna juga tidak mungkin mengatakan kepada Paula dan semuanya bahwa ia istri dari Jason Tenigson. Itu akan membuat semuanya syok, apalagi tidak ada undangan untuk mereka ketika boss mereka menikah, karena acaranya private sekali. “Itu saja,” kata Paula. “Jadi, mulai besok kamu bukan karyawan di sini.” Sienna menganggukkan kepala dan menyetujui. “Oh iya. Kamu sudah selesaikan pekerjaanmu?” “Sudah hampir siap,” jawab Sienna. “Setelah itu bawa ke ruanganku.” Sienna menganggukkan kepala dan mendengarkan dengan baik, Sienna harus mengikuti perintah sang atasan. Sienna lalu meraih ponselnya dan mengirim pesan kepada suaminya. [Xav, kamu yang menyuruhku pindah ke departemenmu?] Sienna menunggu jawaban Jason dan akhirnya dibalas. [Aku sengaja agar aku bisa dekat denganmu.] [Ah jangan berlebihan, Xav] [Aku tidak berlebihan. Memang benar aku ingin dekat denganmu. Aku janji tidak akan mengatakan apa pun tentangmu dan aku akan diam saja.] Sienna menaruh ponselnya di atas mejanya. Sienna membuang napas halus. “Bagaimana kalau malam ini kita makan malam?” tanya Fauzen. “Hem?” “Kamu dengarkan?” “Aku dengar.” “Kamu mau makan malam denganku?” “Maafkan aku, Fauzen. Aku sudah menikah,” jawab Sienna tersenyum dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. “Apanya yang salah. Meskipun kamu sudah menikah, tidak masalah.” “Tapi tetap saja. Aku sudah menikah dan aku tidak mau suamiku melihatnya.” Fauzen menganggukkan kepala dan membuang napas halus, dia sepertinya kecewa dan dia pasti akan merasa bahwa percuma membantu Sienna, tidak mendapatkan imbalan. “Ya sudah. Aku akan selesaikan bagianku dan kamu selesaikan bagianmu, lagian besok kamu sudah akan pindah departemen.” Sienna mengangguk. “Aku mendengar dari temanku yang dari departemen CEO, katanya Tuan Jason sudah menikah,” kata salah satu rekan kerjaku yang sejak tadi memang sudah memulai gosip dan mengakhirinya dengan diam sejenak, lalu melanjutkannya kembali. “Apa? Beliau sudah menikah? Ah jangan bohong kamu.” “Untuk apa aku bohong kepadamu?” “Jadi, Tuan Jason sudah menikah? Ah harapan kita hancur.” “Memangnya kenapa harapanmu hancur?” “Karena aku tidak akan lagi bisa mendekati Tuan Jason.” “Meskipun beliau belum menikah, tapi kita tidak akan bisa meraih hatinya, secara dia dari keluarga Tenigson, sementara kita dari keluarga biasa saja.” “Setidaknya ada harapan meskipun nihil.” “Oh iya. Aku juga mendengar bahwa istrinya itu konglomerat.” “Nah kan sama saja. Mereka berasal dari tempat yang sama. Karena Tuan Jason adalah pria yang kaya raya dan memiliki segalanya, dia juga mendapatkan jodoh yang sama.” Semuanya menganggukkan kepala. “Acara pernikahannya private, ini juga masih rumor, tidak ada yang di undang dari perusahaan ini dan hanya beberapa anggota dewan saja yang hadir. Kalian penasaran? Aku juga sangat penasaran.” “Wedding Private?” Semuanya mengangguk. Semuanya bergosip dibelakang Sienna dan Sienna mendengarnya dengan baik, Sienna tidak menyangka ada rumor yang mengatakan bahwa dirinya dari keluarga konglomerat, sementara dirinya sudah di buang dan sudah tidak di perhatikan oleh keluarganya, hanya neneknya yang menyayanginya saat ini, ayahnya tidak. Sementara Jason juga tidak akur dengan ayahnya, dia dan ayahnya sudah beberapa tahun ini tidak akur, mereka tinggal di rumah yang sama, namun jarang berkomunikasi, Jason juga tidak mau mendengarkan kata ayahnya jika itu tentang pribadinya, apalagi harus memilih jodoh untuknya. Jason tidak mau. Sienna dan Jason memiliki masalah keluarga yang tidak bisa di jelaskan, Jhon lebih memilih istrinya dan anak tirinya, sementara Searlus selalu ikut campur urusan putranya. Sienna dan Jason di pertemukan karena memiliki ayah yang sama-sama egois. Semua karyawan di perusahaan Jason terlihat sangat sibuk, mereka semua mengejar waktu yang sudah hampir jam pulang, waktunya menyelesaikan apa yang harus di selesaikan, karena mereka memiliki target yang sama. Sama-sama harus menyelesaikan pekerjaan dengan cara melaporkannya di sistem, agar Jason bisa mengecek kondisi perusahaannya dari laporan setiap departemen. Jadi satu orang di setiap departemen mengumpulkan bahan dan melaporkannya di sistem secara sekali.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD