Ujian Vino ialah Qeela.

1415 Words
"Fine. Gue pergi" "Dih upil, ngambekan. Noh ada cewe nganggur samperin sono" Ujar Bara seraya menunjuk seorang wanita yang sedang duduk di depan meja bar, dengan kepala yang ditelungkupkan di antara tangan nya. "Ck, males gue" jawab Vino. Namun sungguh hati dan kaki nya seolah menyuruh Vino untuk melangkah maju mendekati gadis itu. "MUNAFIK lu!!" Teriak Bara. *** "Buatin yang biasa" Ucap Vino mengambil tempat disamping kanan gadis itu. Gadis yang sedang memakai stelan baju croptee maroon berlengan sabrina dan rok maroon nya yang ketat diatas lutut nya. Tak lupa dengan rambut yang dicepol asal yang menghasilkan juntai-an helai-helai anak rambut yang menggantung. Memperlihatkan leher putih nya dan juga tatto pada punggung kanan nya yang sepertinya baru saja di ukir, terlihat dari kulit sekitar nya yang masih nampak merah. Dan semua itu mampu membuat Vino menelan saliva nya kasar. Sexy, itu lah kata yang Vino temukan dalam otak nya. Ridho sang barista menaruh minuman yang Vino pesan. Vino pun menyesapnya sedikit. "Kenapa nih?" Tanya Vino pada Ridho dengan suara pelan. Ridho mengedikkan bahu nya, "ajakin aja" Jawabnya tak sesuai dengan apa yang di inginkan Vino. Vino berdecak lalu menyesap lagi minuman nya. Dia pun mengeluarkan rokok nya, menyelipkan di antara bibir nya, menyalakan pematik dan menikmati manis yang membuat candu itu. Matanya masih fokus pada gadis didepan nya, dan gadis itu tetap pada posisi nya. *** "satu lagi" Akhirnya setelah beberapa menit Vino menunggu. Gadis di depan nya itu bersuara dengan lirih dan serak. kepala nya terangkat sedikit, dengan tangan kanan yang terangkat dan jari yang menunjukkan angka satu. Meminta agar Ridho memberinya minuman lagi. Namun, sepertinya Ridho sudah tidak ingin memberikan gadis itu minuman karena menurut penglihatan Ridho, gadis itu sudah mabuk berat. "Mauu lagiii.." rengek gadis itu meminta minuman pada Ridho, yang justru terlihat oleh Vino seperti seorang anak kecil yang meminta permen pada Ayah nya. Vino terkekeh kecil, lalu dia pun menyodorkan gelas nya pada gadis itu "Nih minum aja punya gue" Ujarnya. "Gila apa lo?? Dia udah teler" sentak Ridho pada Vino yang memberikan minuman nya pada gadis yang saat ini sedang menjatuhkan kepala nya pada meja bar dengan tangan yang terulur lurus. "Diem aja deh lo. Dia bakal aman sama gue" Ridho pun berdecak kesal lalu pergi meninggalkan Vino dan gadis mabuk itu. Vino menarik kursinya agar lebih dekat dengan kursi gadis maroon itu. Dan kemudian menyodorkan gelas milik nya. "Tuh punya gue, kalau lo mau" Gadis itu pun mengangkat kepala nya, dengan mata sayu nya itu dia menatap Vino yang justru cukup terkejut melihatnya. Lalu mengarahkan tatapan nya pada gelas di depan nya. Tangan nya terangkat mencoba menggapai gelas itu. Namun ketika tangan nya sudah berhasil memegang gelas itu, gelas nya justru tiba-tiba ditarik kasar oleh Vino. Dan di minum habis tak tersisa isi nya oleh Vino. Bugh "katanya buat gue... ko diminummm" rengek gadis itu seraya memukuli lengan Vino. "Diam! Ayo pulang" Ucap Vino tegas seraya menggapai tangan gadis yang sedang memukul nya itu. Menggenggamnya dengan erat, dan memaksanya untuk bangkit berdiri. "Nggak mauu.." "Pulang!!" "Qeela.. hiks nggak mau pulang" Ucap gadis itu seraya terisak kecil. Aqeela, gadis maroon itu adalah Aqeela. Gadis nya yang tadi siang dia antar pulang. Vino memaki dalan hati tentang pakaian yang gadis nya itu kenakan. Dia pun memaki dirinya sendiri yang bisa-bisa nya tidak mengenali gadis nya sendiri. "Berdiri, La. Ayo pulang" "Tapi Qeela minum satu kali lagi yaaa" Ucapnya dengan nada ngelantur khas orang mabuk. "Enggak!" "Qeela mau minum lagii.. Qeela haus" "Ayo ikut sama Vino, kita cari ice cream" "Qeela nggak mau ice cream, Qeela mau minuman yang tadi" Vino menarik rambut nya frustasi, menghadapi Aqeela yang sedang mabuk ternyata lebih membutuhkan kesabaran daripada saat gadis itu menangis. "Dho, satu" akhirnya Vino memilih untuk duduk pada kursi nya. Ridho pun menuangkan minuman pada gelas Vino. Lalu menatap Qeela yang sedang menggerak-gerakkan kepala nya mengikuti irama musik yang menggema. "Kenal lo ?" Tanya nya pada Vino tanpa mengalihkan tatapan nya "Cewek gue" "Parahh.. cewek sendiri nggak kenal. Minum banyak dia dari tadi" "Berapa gelas?" Ucap Vino menolehkan tatapan nya pada Qeela. Namun sayang, gadis nya itu sudah tidak ada disamping nya. "Qeela mana?!" Tanya Vino pada Ridho. Ridho mengangkat tangan nya, menunjuk seorang gadis yang sedang meliuk-liukkan tubuh nya diatas dance floor. Mata Vino terbelalak melihat Qeela yang bergoyang dengan gerakan yang sangat erotis, dan itu membuat para pria nakal menatap gadis nya dengan tatapan lapar. Bahkan Vino juga dapat melihat seorang Pria yang mencoba melingkarkan tangan nya ada pinggang Qeela. Dan gadis nya itu terlihat tidak peduli akan hal itu. "Sialan" Desis Vino seraya beranjak dari duduk nya. Berjalan mendekat pada Qeela dengan tangan yang terkepal. Dengan langkah lebar nya, Vino mencoba melewati orang-orang yang sedang meliuk-liukkan tubuh nya itu, dan ketika sudah berada di dekat Qeela, Vino memposisikan ditengah-tengah antara Qeela dan pria sialan itu, memisahkan dengan mendorongnya menggunakan tangan kanan dan memberikan tatapan tajam nya. "Jauhin tangan sialan lo dari cewek gue!!" Desis Vino penuh dengan penekanan. Pria itu pun berdecak kesal, namun dia tetap mengikuti apa yang Vino katakan. Dia pergi menjauh. Mencari wanita lain yang bisa dia ajak having fun. *** "Oh No! Jangan. jangan dimob-" "-bil Bara" Pekikan peringatan itu terdengar sia-sia. Mobil milik Bara yang Vino pinjam untuk mengantar gadis nya itu pulang, terkena muntahan dari mulut Qeela dan setelah itu gadis nya menyandarkan kepala dan setengah badan nya pada kap depan mobil, dan tidur. Ya, dengan kedua kaki yang tidak memakai alas apapun, sebagai penopang nya. Vino menarik rambut belakang nya frustasi, dan menghela nafas dalam. Dia kesal karena Qeela membuat mobil Bara itu menjadi kotor. Namun, dia juga merasa bersyukur karena muntahan itu hanya mengenai body luar pintu depan penumpang, dan bukan didalam. Dia sudah dapat membayangkan bagaimana nanti sahabatnya itu akan melemparkan nya dengan kata-kata kasar nya itu. Vino menatap Qeela yang masih memejamkan mata nya, dengan badan yang sudah mulai meluruh dan tumpuan yang mulai goyah. Dengan cepat Vino menggendong Qeela dan membawanya masuk kedalam mobil. "Punya cewe nyusahin amat" Dumel nya ketika dirinya membuka pintu mobil kemudi untuk nya. Menatap dengan dalam Qeela yang sedang tertidur tidak nyaman, terbukti darinya yang menggerakkan tubuh nya mencari posisi nyaman. Vino pun mencoba mengubah posisi kursi Qeela menjadi posisi tidur. Dan see, gadis itu langsung tidur dengan tenang. Dipandangi nya sekali lagi gadis yang berstatus menjadi kekasih nya itu, pakaian nya membuat Vino gagal fokus. Dengan gerakan cepat, Vino membuka jaketnya, lalu manyelimuti nya pada tubuh Qeela. Dia hanya takut kalau nanti dia khilaf. Cari aman aja. Batin nya. ^^^ Seorang gadis tertidur nyenyak disisi ranjang dengan kaki menjuntai kelantai. Dikamar bernuansa serba hitam yang minim cahaya itu, sesekali terdengar helaan napas berat seseorang yang terdengar jengah dan frustasi. Pada saat didalam mobil, tepat di depan gerbang rumah gadis itu. Qeela tak kunjung bangun dari tidur nyenyak nya. Berbagai cara pun sudah Vino lakukan agar membuat gadis itu terbangun, dari cara yang halus sampai yang kasar, menurutnya. Ya, dari mengelus lembut pipi dan membisikkan nya agar bangun dengan suara yang juga lembut itu. Namun nihil, bukan nya terbangun, gadis itu justru melingkarkan tangan dileher Vino dan menarik nya seperti sedang menarik guling. Untung.. kursinya udah gue buat jadi tiduran. Ujar Vino. Terkejut, itu lah yang Vino rasakan. Terlebih saat ini dihadapan mata nya itu terdapat dagu lancip dengan bibir merah yang sedikit terbuka milik Qeela, yang membuatnya harus mengumpat kasar dirinya itu. Masih dengan posisi yang begitu dekat, Vino mencoba melepaskan lingkaran tangan Qeela. Namun lagi-lagi nihil. Hingga ide jahil pun muncul dalam benak nya. Dengan senyum miring nya, Vino mendongakkan kepalanya, mendekatkan wajah nya agar lebih dekat dengan Qeela. Lalu , dia pun melancarkan aksinya. memberi kecupan pada wajah Qeela secara bertubi-tubi, yang berharap gadis itu akan bangun lalu memarahi nya. Bukan nya merasa terganggu lantas bangun m, Qeela justru menarik kembali lehernya. Membawa nya pada tengah-tengah antara d**a dan dagu Qeela. Lalu membenamkan wajah Vino disana. "Ya Allah.. kuatkan hamba" Gumam Vino berusaha menguasai dirinya. Lalu setelah berhasil menguasai dirinya itu, Vino menarik dirinya menjauh dari Qeela. Walau sedikit sulit, tapi akhirnya dia berhasil. Dan opsi terakhir yang dia miliki ialah menggoyangkan tubuh Qeela dengan keras seraya berucap "bangunnn" , dengan suara kencang. Dan itu, hanya mampu membuat Qeela menggeliat dan bergumam sesaat. Karena selanjutnya yang Qeela lakukan adalah mencari posisi nyaman di kursi penumpang itu . Dan itulah yang menyebabkan dirinya harus dengan-sangat-amat terpaksa membawa Qeela ke dalam apartement nya. Karena dia tidak mungkin mengantarkan Qeela masuk ke dalam rumah nya dalam kondisi gadis itu yang sedang mabuk berat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD