Vino si Pemaksa.

1550 Words
"Aku mau jagain kamu. Aku mau jadi pelindung kamu. Dan aku mau, kamu jadi pacar aku" Terkejut, pasti. Itulah yang Aqeela rasakan ketika Vino meminta nya untuk menjadi pacar nya dengan dalih ingin menjaga diri nya. Protes? Sudah. Diri nya sudah melayangkan protes yang justru dibalas dengan pelukan hangat dan kecupan di pipi kanan nya. Yang membuat tubuh Qeela merasa kaku dan tidak dapat menolak. Karena nyata nya dia memang sangat membutuhkan Vino untuk selalu berada disisi nya. "Kita turun. Kamu belum makan kan" Ucap vino seraya memisahkan diri dari Qeela . Menggandeng nya sembari menuruni anak-anak tangga. Berjalan bersisihan menjauhi gedung itu. Lalu membawa gadis nya menuju kantin utama, tempat biasa dia dan teman-teman nya berkumpul. Dan benar saja, ketika Vino serta Qeela memasuki area kantin, gelak tawa dari teman-teman menyambut kedatangan mereka berdua. "Wihiyy Brother .. tumben banget lu telat" ujar salah satu di antara mereka. "Eh, wait.. cewek yang kemarin malem ya?" Ujar yang lain nya. "Siapa? Qeela?" kali ini Raka lah yang bertanya dengan rasa yang bercampur di dalam nya. Vino pun menoleh kan wajah nya, menatap Qeela yang saat ini sedang menundukkan pandangan seraya memainkan jari jemari Vino yang sedang menggenggam nya. Vino tersenyum geli melihat tingkah gadis nya yang menurut Vino sangatlah menggemaskan. Diusap nya puncak kepala Qeela, sehingga si pemilik mengangkat wajah nya dan menatap Vino dengan tatapan bingung. Masih dengan senyuman yang jarang ia tampilkan ditempat umum. "Duduk, aku pesenin nasi goreng ya" Titah nya, menuntun Qeela untuk duduk diantara teman-teman nya yang sedang menatap pria itu dengan cengo . Akan tetapi, ketika Vino hendak melangkahkan kaki nya menjauhi meja, tangan nya justru ditahan oleh Qeela. Ditatapnya gadis rapuh itu dengan satu alis yang terangkat. "Qeela.. ikut" gumam nya dengan pelan, namun hal itu lagi-lagi mampu menerbitkan senyum geli di sudut bibir Vino . Usapan itu lagi-lagi terasa di kepala gadis yang sedang tertunduk itu, Dan lagi, Vino memberikan senyuman terbaik yang dia miliki. "Disini aja sebentar. Kamu aman sama mereka" Janji Vino pada gadis nya seraya memandang para lelaki yang masih menatap nya dengan wajah bingung. "Nitip ye. Awas lu, pada macem-macem!!" Ancam nya kepada teman-teman dengan tatapan tajam khas seorang Alvino Pratama, yang tentu saja hal itu langsung membuat kesadaran mereka kembali. "Siap, Bro" Ucap Raka, ketika yang lain tidak mampu berucap. Lalu kemudian Vino pun melepaskan genggaman nya, dan menjauh. ^^^ Cukup lama kira nya Vino meninggalkan Qeela bersama teman-teman nya. Dan selama itu pula yang Qeela lakukan hanya lah diam dan menunduk, pikiran nya pun berkelana entah kemana. Hingga akhirnya sebuah goyangan pada bahu nya menyadarkan Qeela kembali pada dunia nya. "Loh Ka, kok kamu disini?" Ucap Qeela dengan bingung, diri nya terlihat seperti orang yang tidak mengerti apa yang telah terjadi. "Dih.. tidur nih bocah. Qeela 'kan elo yang ke meja kita barengan sama si Vino. Kalian jadian ya ?" Kerutan yang dalam pada kening Qeela, seolah menjadi tanda akan ketidak pahaman yang sedang melanda diri nya. "Eh, Vino? Ko bisa gue sama dia?" "Lah mana gue tau, kalian jadian kan?" "Apaan sih? Gue nggak minat pacaran apalagi sama cowok kaya Vino" "Wahh linglung nih cewe" Ucap Bara yang memang satu meja juga dengan mereka. "Gajelas lu!! Udah ah gue mau cabut. Nggak ada kerjaan banget gue ngumpul bareng lu semua" Ujar Qeela seraya beranjak dari duduk nya. Namun sebelum dia melangkahkan kaki nya, sebuah suara berhasil menghentikan nya. "Loh La, mau kemana? Ini makanan nya. Ayo di makan dulu" Ucap Vino dengan kedua tangan nya yang membawa nampan yang berisi nasi goreng dan minuman nya . "Sorry gue buru-buru." jawab nya tanpa menatap Vino. Vino menaruh nampan nya begitu saja pada meja, lalu dia pun berjalan mendekat dan mencekal lengan Qeela. "Kamu kenapa?" Tanya Vino lembut seraya memutarkan tubuh Qeela agar menghadap kearah nya. "Gue mau pergi. Lepas!" Vino sedikit terkejut dengan perubahan yang di alami oleh gadis nya itu. Dan Vino berpikir tentang kemana gadis nya yang beberapa saat lalu terlihat rapuh, lembut, dan penurut ? Menghilangkah dia ? Akan tetapi bagaimana bisa secepat itu ? Pertanyaan-pertanyaan itu seolah bermunculan dalam benak Vino dan itu semua hanya mampu tersirat dalam ekspresi wajah Vino yang jelas terlihat bingung dengan semua ini. "Tapi kamu harus makan" Uajr Vino masih berusaha untuk tetap tenang karena saat ini diri nya dan Qeela sedang menjadi bahan tontonan para teman laknat nya itu. Qeela pun menatap Vino yang masih setia menggenggam tangan nya, lalu kemudian dia menggelengkan kepala. "Aku mau pulang" Ucap Qeela dengan suara pelan. Mendengar gadis nya telah kembali luluh pun, akhir nya membuat senyum Vino terbit disudut bibir nya. "Aku antar" *** Perkataan Vino yang ingin mengantarkan Qeela itu memang terjadi, walaupun terdapat sedikit paksaan Vino di dalam nya. Saat ini motor Vino sedang melaju dengan kecepatan sedang menuju rumah Qeela, akan tetapi ketika mereka berada di belokan yang menghantarkan mereka pada gapura komplek itu, Qeela dengan tiba-tiba menepuk bahu Vino dan menyuruh nya untuk berhenti. "Kenapa? Rumah kamu masih jauh loh dari sini" Ucap Vino yang merasa bingung ketika Qeela menyuruh nya berhenti dan berkata bahwa sampai disini saja Vino mengantarnya. "nggak papa. Udah sono" jawab Qeela deng nada ketus yang berhasil menimbulkan pahatan halus pada kening Vino. "Kamu kenapa? Kok dari dikantin kamu berubah. Aneh" Vino memilih turun dari motor nya dan menghadap Qeela penuh selidik. "Apaan sih.. Elo tuh yang aneh. Sok care" Vino menggelengkan kepala dengan tatapan tajam nya. "Aku care sama kamu itu wajar. Kamu pacar aku, La" Ucap Vino seraya meraih tangan kanan Qeela, mencoba menggenggam nya, namun ternyata hal itu langsung ditepis oleh Qeela. "Kenapa sih dari tadi semua orang bilang kalau elo tuh pacar gue? Dan sekarang elo juga ngomong kalau elo cowok gue? Kapannn kita jadian?? Gue ngga pernah mimpi bisa jadian sama cowok kayak elo, Vino!!" Omel Qeela yang merasa kesal dengan mereka yang membahas tentang hubungan antara diri nya dan Vino. Entah kenapa Qeela tidak ingat kejadian beberapa saat yang lalu, kejadian saat diri nya sangat amat terpuruk dan berniat untuk mengakhiri hidup nya yang di gagalkan oleh Vino. Kejadian tentang kedekatan nya dengan Vino dan tentang Vino yang meminta nya untuk menjadi pacar nya. Qeela sama sekali tidak mengingat tentang itu semua. Yang Qeela ingat, hanya kabar dari Mamah nya yang mengatakan bahwa adik nya itu masih dalam keadaan kritis dan harapan nya sangat tipis untuk bertemu dengan adik nya itu. Dan semua perubahan Qeela itu sangat-amat membuat Vino merasa bingung, apakah Qeela benar-benar tidak ingat atau hanya berpura-pura? "Kamu kok bercanda terus sih? Aku itu emang pacar kamu, La. Terus maksud kamu 'cowok kayak aku' itu gimana? Hm?" Ucap Vino dengan menggenggam kedua tangan Qeela. Qeela berdecak kesal seraya berusaha untuk melepaskan genggaman tangan Vino, namun nihil. Genggaman itu justru terasa semakin erat pada pergelangan tangan nya dan Vino pun makin memperkikis jarak di antara mereka berdua. "Apaan sih? Lepas. Aku teriak nih!" Ancaman Qeela itu justru membuat Vino terkekeh kecil. "Teriak aja. Nanti aku sumpel mulut kamu" Qeela membelalakan mata nya ketika Vino berucap dengan sangat santai. "Mau elo tuh apa sih???" "Aku antar" "Ngga mau!" "Harus" "Enggak!!" "Cewek itu harus nurut sama cowok nya" "Tapi elo bukan cowok gue!!" "You're mine, honey. Just mine" Ujar Vino dengan seringai tipis pada bibir nya. Qeela pun mendengus kesal dengan Vino yang tak kunjung melepaskan nya dan tak henti untuk mendebat nya. "Gue BENCI sama lu Vinooo!!" Ucap Qeela penuh penekanan karena saking kesal nya dengan Vino yang saat ini sedang tersenyum dengan sebelah mata yang di kedipkan genit kepada gadis manis nya itu. *** Malam ini, di temani dengan kerlipan bintang yang indah diatas sana. Vino sedang menghilangkan penat nya dengan menghisap bahan nikotin yang membuatnya merasa tenang. Saat ini Vino sedang berada di balkon apartement nya, dia tidak kembali kerumah karena dia mendengar dari Fanya bahwa Ayah telah kembali dari tugas nya. Merokok adalah opsi terakhir yang Vino ambil ketika dirasa penat nya sudah melebihi dari kapasitas otak nya itu. Dan itu pun hanya tiga batang biasa nya sudah dapat membuat nya merasa tenang. ddrrt ddrtt Handphone Vino bergetar didalam saku nya. Sebuah panggilan masuk dari nomor sahabat nya, Bara. "Ya" "..." "Okeh gue otw" Vino mematikkan rokok lalu membuang nya, mengambil jaket dan kunci motor nya, lalu kemudian pergi. Melaju dan menyatu dengan jalanan malam serta angin yang berhembus kencang. Club malam, Itu adalah tempat yang dia tuju. Semua teman nongkrong nya sudah menunggu dirinya. Deguman suara musik, bau-bau antara nikotin dan alkohol serta pemandangan erotis adalah hal biasa bagi Vino. Seperti sekarang contoh nya, dia melihat teman-teman nya sedang melakukan hal-hal negatif disana. Ada yang minum, bergoyang di dance floor, dan Bara, sedang asik dengan wanita baru nya dikursi. "Minum gue mana?" Ucap Vino seraya mengambil tempat duduk ditengah-tengah antara Bara dan wanita nya. Memisahkan mereka secara paksa dengan menarik bahu wanita itu cepat dan langsung duduk. Bara pun berdecak kesal karena telah diganggu oleh Vino. "Apa-apaan sih lu? Ganggu tau gak!" Omel Bara. "Kamu pindah sini" Lanjut nya menyuruh wanita itu agar pindah duduk disamping nya. "Ck.. lagi males gue. Nyesel gue kesini. Elo semua pada asik, gue cuma nonton" "Yailah, tinggal panggil aja nanti juga cewe datang" "Dih bangke, gue nggak mau bekasan" "Sono dah lu cari perawan." "Fine, gue pergi!" *** Haii .. mau say sorry baru bisa update lagi, kebetulan kemarin-kemarin sakit ? happy reading yakk ❤❤
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD