Aqeela Senjani.

1213 Words
Tinggal menghitung hari dirinya akan pulang, kerumah nya. Rumah yang membuat nya nyaman, yang membuat nya bisa menjadi apa yang dia mau, rumah yang mampu menghilangkan semua beban nya walau hanya sekejap. Rumah nya yang lain di alam terbuka. Gunung, itulah rumah ketiga nya. Rumah ternyaman nya. ^^ "Hiks .." Vino mengernyitkan kening nya ketika dirinya merasa mendengar seorang wanita yang menangis, namun dia menghiraukan nya. Karena Vino tau, disini hanya ada dia seorang, tidak ada yang berani mengunjungi tempat ini, terlebih lagi itu seorang wanita. Namun ketika Vino mengabaikan nya, suara isakan itu terdengar lagi, saling bersautan, dan bertambah kencang. Vino pun membuka mata nya, mengedarkan pandangan nya. Dan dia menemukan asal suara itu. Disana, didepan pembatas rendah antara lantai rooftop dan dataran dibawahnya. Terlihat seorang wanita yang sedang mencoba menaiki pembatas itu dengan bahu yang bergetar. Vino dan fikiran nya mulai menerka apa yang terjadi selanjutnya. Namun hatinya memerintahkan nya untuk mencegah wanita itu. Dia pun mulai bangkit berdiri, dengan langkah yang sangat pelan dan berhati-hati agar tidak menimbulkan suara yang bisa membuat nya ketahuan, dia pun mencoba mendekat kepada wanita yang saat ini sudah berdiri diatas pembatas . "Hiks .. maafin Senja" Gumam wanita itu yang didengar samar oleh Vino. Ketika sosok didepan nya merentangkan tangan secara perlahan. Vino menjadi kalut, takut dengan apa yang akan terjadi. Sehingga dengan sedikit tergesa dan cemas, dia pun melingkarkan tangan nya pada perut wanita itu, dan dengan sekali hentak disertai putaran badan, dia membawa wanita itu turun pada lantai rooftop, dan berakhir tepat dibawah nya. Dibawah tubuh Vino. Vino terkejut ketika mengetahui bahwa wanita, ralat .. gadis yang dia tolong ada Qeela, gadis yang semalam bersama dengan nya. Aqeela, gadis itu adalah Aqeela Senjani, gadis yang saat ini terlihat sangat kacau dibawah Vino. Mata sembab, hidung merah, tatapan mata yang hampa-kosong tanpa semangat hidup yang terpancar. Ditatapnya tajam mata Qeela yang masih mengeluarkan cairan bening namun dengan tatapan nya yang kosong itu. Nafas Vino memburu, pikiran nya pun menjadi kalut. Bagaimana kalau tadi dirinya terlambat? Banyak pertanyaan yang berkamuk dalam benak Vino; tentang apa? kenapa? bagaimana? dan lain nya. Namun ketika dirasa gadis dibawah nya ini pasrah akan hidupnya, Vino pun melembutkan tatapan nya. Iba serta kasihan, itulah yang Vino rasakan. Di usapnya lembut pipi gadis itu. Dihapusnya air mata itu, dan berhasil, Qeela nya sudah kembali kealam nyata. Terlihat dari tatapan mata nya yang terkejut ketika menyadari posisi nya sekarang. "Vin-" Ucapan nya terhenti, ketika tubuh diatas itu ambruk menimpa nya. Menenggelamkan wajah nya pada ceruk leher Qeela. "Jangan lakuin hal gila lagi, please!" Bisikan serak Vino, dan semua yang dilakukan Vino saat ini, sukses membuat seorang Aqeela terdiam kaku dengan nafas memberat. Karena di rasa tidak ada respon dari tubuh dibawahnya, Vino pun akhirnya sedikit menjauh, menopangkan berat tubuh nya pada kedua tangan nya yang seolah mengurung Qeela disana. Ditatapnya gadis yang sesekali mengerjapkan mata nya, yang menurut Vino itu sangatlah menggemaskan. Kedua tangan Vino menyusup kebelakang punggung Qeela, mengangkatnya, membawanya pada posisi duduk yang saling berhadapan dengan jarak yang sangat tipis. Ditariknya tubuh mungil Qeela kedalam pelukan nya. Dielusnya surai panjang itu, "Jangan buat gue khawatir. Gue siap jadi pendengar kapan pun lu butuh," ujar Vino dengan setulus hatinya. ^^^ Keputus-asaan nya tentang masalah yang dihadapi saat ini, membuat Aqeela menjadi gelap mata, pikiran nya pun mendadak buntu. Dan entah dapat dorongan dari mana, dirinya berani melakukan hal yang tidak pernah sedikit pun terlintas dalam benak nya selama dirinya hidup. Bunuh diri dengan cara terjun dari tempat ternyaman nya. Gedung yang terbengkalai adalah tempat nya menumpahkan segala beban yang dia bawa dipundak nya. Dan gedung itu pula, menjadi pilihan nya untuk melancarkan aksi nekad yang nyata nya berhasil di gagalkan oleh seorang Pria yang tanpa sadar telah masuk kedalam hidup seorang Aqeela Senjani . Seorang pria yang semalam menolongnya dari pria tua yang sedang mabuk berat, seorang pria yang selalu mengetahui ketika dia sedang menangis. Seorang pria yang saat ini sedang memeluk nya erat serta mengelus lembut punggung nya, yang memberikan nya kenyaman sesaat. Yang Aqeela harap bisa selamanya. Qeela sangat paham bahwa perasaan nyaman ini sangat tidak wajar, karena mereka baru bertemu terhitung dua kali dengan hari ini. Dan selama pertemuan dua kali itu, dirinya selalu dalam keadaan menangis, dan Vino lah yang selalu menolong nya. Perasaan hampa kembali memeluk Qeela ketika Vino melepaskan pelukan itu, akan tetapi Qeela tidak mengetahui sebab kehampaan itu. "Kamu ada masalah?" Pertanyaan itu yang Vino lontarkan ketika menatap dalam manik Qeela . "Ingin berbagi?" Lanjutnya dengan sangat lembut. Qeela menatap balik mata Vino, masih dengan air mata yang mengalir dikedua pipi nya, Qeela menggelengkan kepala nya pelan. Bukan tak ingin, hanya saja dia bingung untuk memulai dari mana. Tangan Vino terangkat, membingkai wajah tirus Qeela. Diusapnya air mata yang keluar itu dengan lembut. Lalu entah mendapat dorongan dari mana, Vino memajukan wajah nya, menjatuhkan bibir manis nya pada kening Qeela dan dengan waktu yang lama, tak berhenti sampai disitu, Vino melanjutkan kepada kedua mata Qeela yang saat ini sedang terpejam dan yang terakhir ialah puncak hidung mancung milik Qeela. ^^ "Makasih ya, Vin" ucap Qeela pelan seraya menoleh kan wajah nya menatap Vino yang berada disamping nya. "So- sorry kalau buat kamu susah," Lanjutnya dengan suara yang terbata. Vino hanya tersenyum sebagai jawab nya. Diusapnya kepala Qeela dengan lembut, lalu setelah itu tangan nya merangkul pundak gadis itu, mengelus sisi bahu nya. Memberikan ketenangan. Lalu, hening. Tidak ada yang membuka suara diantara kedua nya, hanya angin lah yang berperan saat ini, sebagai menyejuk pikiran masing-masing, terkadang jahil dengan membuat rambut menjadi sedikit ber-terbangan. Mereka masih berada ditempat nya, didekat pembatas rooftop gedung terbengkalai ini. Hanya posisi mereka yang berubah. Sama-sama berdiri namun bersisihan. Bersandar pada pembatas yang lumayan kokoh itu . "Aku .." suara itu memecahkan kesunyian yang ada. Mengalihkan pikiran melayang milik Vino. Vino berdeham seraya menatap Qeela dengan satu alis terangkat. Diamati nya wajah Qeela yang seperti nya memilik beban berat yang sangat terbaca oleh penglihatan Vino. Merasa yang ditunggu tidak akan melanjutkan kalimat nya, dan tak membalas tatapan nya. Vino pun meraih tangan dingin Qeela, digenggam nya tangan itu dengan sedikit remasan kecil, untuk membuktikan perkiraan yang Vino pikirkan. Dan benar saja, dugaan nya benar. Qeela menatap kosong kedepan sana, gadis itu melamun, dan ketika merasakan tangan nya di remas, dirinya sedikit terkejut dengan menatap tangan nya lalu Vino dengan wajah bingung. Senyum lembut terbit disisi bibir Vino, dirinya mulai menjauh dari pembatas, tidak begitu jauh, hanya memisahkan saja. Di tariknya tangan Qeela yang masih dalam genggaman nya. Diputar badan ramping itu agar menoleh kearah nya. Dan saat ini posisi mereka saling berhadapan. Dengan punggung Qeela yang menempel pada pembatas dan Vino dihadapan nya. Dielusnya lembut punggung tangan Qeela, diraihnya dagu itu agar menatap nya. "Aku mau jagain kamu. Aku mau jadi pelindung kamu. Dan aku mau, kamu jadi pacar aku" Ucapan itu terlontar begitu saja dari bibir Vino. Dirinya tak paham kenapa perasaan ingin melindungi itu sangat besar dalam diri nya. Padahal jika dilihat dari fakta yang ada. Vino bukan lah tipe pria yang dengan gampang nya peduli dengan wanita, terlebih wanita cengeng dan lemah seperti Qeela. Dia hanya mengikuti apa yang hati nya inginkan. Dan sekarang tugas Vino untuk menjaga wanita bertambah, selain Bunda dan Fanya, dirinya pun ingin menjaga Qeela, wanita yang sudah dua kali ditolongnya itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD