Princess Fanya.

1559 Words
"Ayo naik, sorry gue cuma bawa motor" ucap Vino kepada Qeela yang masih berdiri disamping motornya diparkiran Club. "Oh iya, nih pake. Baju lo terlalu kebuka, nanti angin pada suka sama tubuh lu lagi" lanjutnya seraya memberi jaket jeans nya yang dia pakai. Aqeela menerima jaket Vino dengan diam tanpa ucapan apapun, lalu menaiki motor pria itu dengan sedikit kesusahan karena motor Vino adalah type motor lelaki dengan dudukan jok yang lumayan tinggi. *** Motor Vino melaju dengan kecepatan sedang dijalanan malam ini. Alasan nya satu, dia membawa nyawa orang. Biasanya dia akan melaju sekencang mungkin di jalanan sepi seperti malam ini, akan tetapi dia tidak melakukan nya malam ini. "Sebutin alamat rumah lo?" Ucap Vino dengan sedikit berteriak agar Qeela dapat mendengarnya. "..." Dirasa tidak ada jawaban dari seseorang dibelakangnya, dia pun sedikit melihat kebelekang melalui kaca spion. Menunduk, itu lah yang Vino lihat. Gadis itu sedang menunduk, Vino yang heran pun akhirnya menepikan motor nya di pinggir jalan. "Heii .. kenapa, hm?" Ucap nya dengan lembut seraya mengambil tangan Qeela yang sedari tadi berpegangan pada sisi-sisi baju nya. Vino sebenarnya merasa aneh dengan diri nya sendiri. Bagaimana bisa dirinya sepeduli ini dengan orang yang baru dia kenal? bagaimana bisa dia merasa se-nyaman ini ketika tangan nya meraih tangan Qeela?. Biasa nya dia akan bersikap seperti itu hanya kepada Bunda dan Fanya saja. Bahkan wanita-wanitanya pun tak pernah dia perlakukan seperti ini. Tapi sekarang?? dengan Qeela ??. Entahlah dia hanya berusaha menuruti keinginan hati nya saja. "Ak-hikss.." bukan nya menjawab pertanyaan Vino. Gadis di belakangnya itu malah menangis lalu memeluk nya dari belakang, karena memang posisi mereka belum berubah. Masih dalam posisi membonceng, dengan Qeela yang berada di jok belakangnya. Vino yang mendengar Qeela menangis serta mendapat pelukan mendadak itu pun sangat terkejut. Langsung saja dia bangkit dari motor nya dan membawa Qeela untuk duduk di trotoar yang tepat berada didekat nya. "Kenapa nangis??" Ucap vino heran sekaligus merasa khawatir. Aqeela menjawabnya dengan tangisan yang lebih menjadi-jadi. Dan itu membuat Vino kalap. Dia tidak mengerti kenapa Qeela menangis kejer seperti ini. Dia tidak tahu cara membuat Qeela agar tidak menangis lagi. "Sstt diem ya .. please," ucap Vino, namun bukan nya menuruti permintaan Vino, tangis Qeela masih terus mengalun dengan merdu nya. Jari-jari Vino perlahan mulai mengarah kearah wajah Qeela, diseka nya air yang keluar dari mata gadis didepan nya itu. "Diem ya, kan gue enggak ngapa-ngapain elo.. sekarang diem yaah" Ucap nya sedikit lebih lembut masih dengan tangan yang berada di pipi Qeela. "Huahhh hiks.. mmm ini tuh hiks.. salah gue" ujar Qeela dibarengi dengan tangis yang semakin kencang. "Ck, iya iya diem dongg please..." Vino merasa frustasi mendengar tangis Qeela. "atau.." Ucap Vino terhenti, sejenak berpikir tentang apapun yang dapat membuat Qeela berhenti menangis. Dan secara cepat pula, sebuah ide gila muncul dalam benak nya. "atau gue cium" Lanjut Vino yang hebat nya langsung bisa membuat tangis Qeela mereda. Senyum Vino pun terbit diwajah nya ketika ucapan nya, hmm lebih tepat ancaman nya itu berhasil membuat Aqeela sedikit menghentikan tangisan nya. "Berhenti juga. Ayo nangis lagi dong, biar bisa gue cium," ucap nya jahil seraya menaik turunkan alisnya memandang Qeela yang sedang mengatur nafas nya. Bughh "Awsh sakit bego!!" Ucap Vino merasa sakit ketika Qeela memukul keras pundak kirinya itu. "Lagian elo, cium-cium!! Nih cium sepatu gue!" Ucap Qeela kesal dengan Vino yang bercanda tidak tahu waktu. "Ck lagian elo.. ditanya alamat malah nangis, disuruh diem malah makin kejer. Giliran mau dicium ehhh.. diem,"ucap Vino "Nangis lagi dongg biar gue nya enak" Lanjut nya sedikit memohon dengan menaikturunkan alisnya lagi. "Ihhh Vinoooo .!!!!"teriak Qeela sambil memberi pukulan tertubi-tubi pada tubuh Vino. ** Pukul 02.33 dini hari, Vino baru sampai dirumah nya setelah mengantar pulang Aqeela, dia tidak pergi menemui teman-teman nya lagi. Dia teringat bahwa dia memiliki janji kepada Fanya bahwa dia akan mengantarkan nya ke sekolah. Jadi disini lah dia sekarang, dikamar Fanya. Dengan membaringkan tubuh lelahnya disamping Fanya, dielusnya surai rambut Fanya, direngkuhnya tubuh mungil itu lalu dikecup nya kening sang adik. "Night Princess, nice dream," ucap nya sambil menutup mata nya yang perlahan mengantarkan nya ke dunia mimpi nya. ^ ^ "Abangggg ayoo bangun.. nanti aku telat ihh .." teriak Fanya. Pagi ini Vino dibangunkan oleh teriakan Fanya, adiknya. Rasa-rasanya dia baru saja memejamkan mata nya tapi entah kenapa saat ini sang mentari sudah terbit di ujung sana. Vino yang masih sangat ngantuk pun hanya bergumam untuk menanggapi adiknya itu. "Ish abang ayoo.. nanti aku telat!!"ucap Fanya sambil melompat-lompat diatas ranjang yang Vino tiduri. "Tiga menit dek,"ucapnya dengan suara khas bangun tidur tapi mata nya masih enggan untuk terbuka. "Enggak ada!!. Ayoo ayoo ayooooo!!!" Ucap nya masih dengan aksi melompat dan teriak nya. Bughh "Abang apaan sih ?!" Ucap Fanya kesal karena ketika dia sedang melompat-lompat, tangan nya itu malah ditarik kencang oleh Vino yang mengakibatkan dirinya jatuh tersungkur diatas ranjang. "Brisik adek.. abang baru tidur nih. Anaknya siapa sih ? Bandel banget" Omel Vino seraya berusaha untuk duduk sambil sesekali mengacak rambut nya dan mengusap wajah nya kasar . "Tau ah, aku kesel sama abang! Buruan aku tunggu dibawah. Lama, aku tinggal!!" Ucap Fanya sambil melangkahkan kaki nya menuju ruang makan dengan muka yang sangat tidak enak dilihat itu. Vino yang mengetahui bahwa adiknya itu marah, hanya bisa menghela napas kasar sambil mengusap muka nya yang gusar. "Gue salah lagi ya," ucap nya lirih seraya beranjak menuju kamar mandi dan segera menyusul Fanya kebawah. *** Saat ini motor milik Vino sudah berhenti sempurna didepan sekolahan Fanya. Adiknya itu, saat ini sedang membenarkan tatanan rambut nya yang sedikit berantakan. "Belajar yang benar, dek" ucap nya masih dalam posisinya yang berada di atas motor. Sejujurnya, dia tidak suka berada di tempatnya sekarang. karena saat ini, dirinya menjadi bahan tontonan ABG-ABG labil yang sedang memperhatikan nya. Rasa-rasa nya dia ingin segera pergi dari sini. "Udah cantik, jangan pacar-pacaran dulu! Abang ga suka" Ucap nya seraya mengacak sedikit rambut Fanya. "Sini, dek" lanjut nya menyuruh Fanya lebih dekat dengan nya. "Abang sayang kamu sama Bunda" ucap nya pelan lalu mengecup kening Fanya lama. Dan dibalas dengan pelukan erat dari Fanya. "Udah sana masuk!" ucap nya setelah melepas pelukan Fanya. "Abang ke apart lagi ya. Nanti abang pasti main"lanjut nya bersiap dengan motor nya, dan jalan. "Aku juga sayang Abang!!!" Teriak Fanya ketika motor Vino mulai melaju meninggalkan sekolahnya. Fanya menghela nafas, lelah. Dia terlalu lemah untuk berada disituasi seperti ini. Dia pun membalikkan tubuh nya menghadap kearah gerbang, Akan tetapi ternyata di depan sana sudah banyak pasang mata yang melihat kearah nya dengan tatapan heran. Fanya yang menyadari nya pun, seketika langsung mengeluarkan cengiran bodoh nya dan berjalan cepat menuju kelas nya sambil menggerutu kesal. Ini gara-gara abang!!. Batin nya. ** Setelah mengantarkan Fanya, Vino pun kembali ke Apartement nya untuk istirahat sejenak sebelum kelas nya dimulai pukul 10 nanti. Lumayan meremin mata sebentar. Pikir Vino. Sesampainya di Apart, Vino langsung merebahkan tubuhnya pada sofa yang tersedia. Apart miliknya bukan lah Apart mewah nan megah. Apart nya bisa dikatakan cukup untuk nya yang memang tinggal sendiri. Yang terpenting nyaman. Itu lah yang selalu Vino pikirkan. "Penat banget kepala gue," Ucap nya seraya memijat pelan pelipis kening nya . *** "Hmm .. apaan .?" Ucap Vino menjawab panggilan masuk dengan mata yang masih terpejam. "Bangkeee lu dimana ??! Ka-" teriak seseorang di sebrang sana. Vino yang notabene masih dalam mode mengantuk karena tadi dia ketiduran dan dia baru bangun ketika mendengar HP nya yang terus bernyanyi menandakan sebuah panggilan masuk. Dan ketika mendengar teriakan itu Vino langsung duduk dengan mata membelo karena kaget. "Aduhh kepala gue," Gumam nya seraya memijit pelan keningnya. Dia pun melihat kelayar, ternyata yang mengganggunya adalah salah satu teman, satu jurusan nya itu. " eh kutil!! Ngomong yang bener, Kaga usah teriak-teriak!!." "Ck, Lu dimana? Kaga ngampus?" "Guee .." ucapan Vino menggantung seraya mata nya melihat ke arah jam yang menempel di dinding sana. Seketika mata membulat dan langsung berjingkat berdiri dari posisi nya. "gue telatttttt !!." Teriaknya sambil mematikan sambungan nya lalu berlari ke kamar mandi. Setelah selesai dengan kamar mandi nya, Vino pun langsung mengambil kemeja dan tas nya, Memakai sepatu asal, dan lari ke parkiran untuk mengambil motor nya dan melaju kekampus yang jaraknya tidak terlalu jauh dari apartement yang dia tempati. *** "Silahkan kamu keluar!" "Tapi Pak-" "Sekarang.!" Vino menghela nafas kasar, dia pun berjalan gontai sembari mengatur nafas nya yang masih memburu karena berlarian. Kaki lelah itu membawa nya pada gedung kosong sisi fakultas nya yang masih dalam tahap renovasi namun terbengkalai. Dia menapakkan kaki-kaki nya pada anak tangga yang tidak begitu kokoh namun mampu menahan beban nya. Hingga kaki itu berhenti tepat diatas gedung ini . Bakal rooftop gedung ini. Ditatapnya langit yang tampak cerah namun berawan, hembusan angin itu menyentuh kulit nya, mendinginkan hati dan fikiran nya. Vino pun mengambil tempat duduk favorit nya, di pojok kanan yang hampir tertutup oleh perabotan bangunan. Tempat ini selalu dia kunjungi. Ketika dirasa penat mengunjunginya, ketika ketidak-mampuan nya mengalahkan ego dan ketika yang menjadi tempat utama nya pulang, belum bisa dia kunjungi. Vino bersandar pada dinding bangunan, menutup mata, merileks-kan fikiran nya. Tinggal menghitung hari dirinya akan pulang, kerumah nya. Rumah yang membuat nya nyaman, yang membuat nya bisa menjadi apa yang dia mau, rumah yang mampu menghilangkan semua beban nya walau hanya sekejap Rumah nya yang lain di alam terbuka. Gunung, itulah rumah ketiga nya. Rumah ternyaman nya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD