Season 2|| BAB 1

1100 Words
Nomor baru dengan kode negara Jepang mengirimi sebuah video ke akun w******p-nya. Awalnya wanita itu mengira pesan tersebut dari sang suami yang tengah pulang ke negara asalnya, Negeri Matahari Terbit. Namun, saat melihat foto profil si pengirim pesan yang menampilkan wajah seorang gadis cantik bermata sipit, yang kemungkinan besar adalah orang Jepang, cukup menjelaskan bahwa itu bukan pesan dari suaminya. Wanita itu sangat penasaran dan segera membuka pesan tersebut. Di layar ponsel muncul video sepasang kekasih yang tengah berada di sebuah taman yang sangat dikenalnya. Shinjuku Gyoen, tempat pertama kali ia dan suaminya bertemu. Dua orang yang hanya terlihat bagian punggung itu tengah berjalan bergandengan tangan dengan mesra. Sesekali terlihat si lelaki mencium tangan gadis di sebelahnya dan si gadis membalas dengan mencium pipi kekasihnya itu. Sosok berpipi tembam yang masih menonton tayangan di gawainya tak mengerti kenapa tiba-tiba dirinya dikirimi video sepasang kekasih. Dengan mencampur bahasa Inggris dan bahasa Jepang dirinya mengetikkan pertanyaannya untuk menanyakan tujuan si pengirim pesan. [Sumimasen, tell me what your reason is? Why did you send this video?] Secepat pesannya terkirim, secepat itu balasannya masuk. [Tidakkah kau mengenali laki-laki di video itu. Coba perhatikan baik-baik] Membaca balasan dari gadis tak dikenal itu membuatnya penasaran. Ia kembali memutar video tersebut dan memerhatikan dengan saksama sosok laki-laki bertubuh jangkung yang sedang menggandeng gadis di sebelahnya. Wanita itu menyadari bahwa postur yang dimiliki figur di video sangat mirip dengan suaminya, tetapi ia sama sekali tak menganggap itu adalah ayah dari bayi yang sedang dikandungnya tersebut sehingga tak ada kecurigaan apa pun yang menghampiri, justru ia semakin bingung. Dirinya kembali mengetikkan pesan. [Sorry. Aku tidak mengenal laki-laki di video ini. Mungkin kau salah sambung] Baru saja pesannya terkirim, balasan dari orang asing itu langsung masuk. [Aku yakin bahwa aku tidak salah sambung. Kau Fitri Suada,'kan? Istri dari Takashi?] [Iya benar. Nande?] [Kalau begitu jika kau tak kenal laki-laki di video bagaimana dengan laki-laki di foto berikut ini? Akan segera kukirimkan] Perasaannya mulai tak tenang. Rasa curiga mulai menghampiri, tetapi berusaha dialihkannya. Sebagai seorang muslimah dan seorang istri yang baik Fitri tak ingin berprasangka buruk pada suaminya. Ia menunggu foto yang akan dikirimkan si gadis misterius dengan perasaan berdebar-debar. Ting! Ia segera membuka pesan yang berisi beberapa foto itu dan betapa terkejutnya Fitri. Laki-laki di foto adalah Umehara Takashi. Foto itu juga menampilkan suasana yang sama dengan video, tetapi video diambil bagian punggung pasangan itu dan di foto diambil bagian wajahnya. Jantung Fitri berdegup tak keruan. Refleks air kesedihan mengalir deras dari matanya. Bagaimana mungkin sang suami, yang setahunya berangkat ke Jepang untuk menemui pamannya yang sakit, ternyata malah berselingkuh dengan wanita lain? Ia merasa tubuhnya lemas seketika, kemudian dengan refleks menjelepok di lantai porselen yang dingin. Meskipun sedang merasakan kegalauan luar biasa, Fitri masih mencoba mengontrol diri. Ia menyeka air mata dan kembali berdiri, mencoba menghubungi nomor si gadis. Dirinya ingin tahu siapa sosok itu sebenarnya. "Moshi-moshi." Terdengar gadis di seberang sana menjawab teleponnya dengan nada sangat ceria. "Who are you?" Fitri langsung menyampaikan tujuannya. “Aku adalah gadis di video dan foto itu. I am Suzuki Satomi. Melihat video dan foto mungkin kau bisa tahu apa hubunganku dengan suamimu." "Jangan berbohong. Foto itu sudah diedit, 'kan?" "Aku adalah mantan pacar suamimu dan sekarang kami sudah bersama kembali. Takashi sekarang di Jepang bukan? Terserah kau mau percaya atau tidak. Coba saja kau hubungi suamimu. Tanyakan padanya apa dia mengenal Satomi?" Terdengar sosok bernama Satomi itu tertawa. Fitri sudah berusaha untuk tak percaya, tetapi ia tetap merasakan kecewa yang mendalam. Bak disambar petir. Wanita yang tengah hamil tua itu merasakan seluruh tubuhnya seakan disetrum dengan listrik bertegangan tinggi. Lagi-lagi ia menjelepok di lantai sambil terus terisak. Dengan hati yang terluka ia mencoba menelepon sang suami. "Assalamualaikum, Sayang." Sapaan manis laki-laki di seberang sana membuat hatinya semakin kacau. Ia tak ingin menyimpan kecurigaan pada suaminya, tetapi ia juga tak sanggup menerima kenyataan bila ternyata suaminya memang berselingkuh. "Waalaikumussalam, Anata. Anata ogenki?" "Genki desu. Suada-chan bagaimana? Saya seperti mendengar isakan. Apa Suada-chan menangis?" "Aku hanya merindukan Anata. Anata kapan kembali ke Indonesia?" "Secepatnya. Saya tak ingin membiarkan Suada-chan melahirkan anak kita tanpa saya. Saya tak ingin membiarkan Suada-chan berjuang sendiri." Lagi-lagi air mata Fitri menderas. Ia masih tak bisa percaya jika laki-laki di video itu adalah sang suami. Dengan masih terisak ia mencoba menanyakan apakah Takashi mengenal wanita bernama Satomi atau tidak. "Sa-satomi? Suada-chan tahu dia dari mana, ya?" Mendengar jawaban gugup Takashi membuat Fitri mulai percaya dengan apa yang dikatakan Satomi. "Tolong jawab saja Anata. Apa Anata mengenal Suzuki Satomi-san?" "Baiklah. Iya saya mengenalnya. Dia hanya mantan pacar saja, Suada-chan. Sekarang katakan pada saya, dari mana kamu mengetahui nama itu." Fitri tak sanggup lagi berkata-kata. Ponsel di tangannya jatuh begitu saja. Panggilan Takashi tak diacuhkan lagi. Ia sudah mempercayai apa yang dikatakan Satomi. Hatinya benar-benar hancur. Dirinya masih tak menyangka bahwa laki-laki yang sangat dicintai dan mengaku juga sangat mencintainya tega berkhianat. Lagi-lagi ia menjelepok di lantai. Sambil menatap kosong ke arah dinding di depannya, air mata Fitri mengalir deras membasahi kedua pipi. Tokk! Tokk! Tokk! Seseorang mengetuk pintu kamar Fitri. Kemudian terdengar suara Aisyah yang memanggilnya dari luar. “Assalamualaikum, Uni. Aisyah boleh masuk nggak?” Panggilan, Aisyah, adiknya, tak direspons Fitri. Ia masih tercenung, bergeming, dan berurai air mata. "Uni? Uni ada di dalam, 'kan? Adek masuk, ya, Ni." Aisyah masih terus memanggil Fitri. Fitri tersentak seakan baru mendengar panggilan sang adik. Ia lantas menyeka air mata dan membukakan pintu untuk Aisyah. "Ada apa, Dek? Ayo masuk." "Uni, Ibu tadi menelpon, Ibu nanya. Onisan kapan pulang ke Indonesia. Sebentar lagi Uni, kan, melahirkan," tanya Aisyah sambil berjalan masuk ke kamar Fitri, kemudian gadis itu duduk di atas tempat tidur kakak semata wayangnya itu. Pertanyaan Aisyah seakan kembali mengingatkannya dengan apa yang sedang terjadi, membuat kesedihan makin menjadi-jadi menggerogoti perasaannya. Air mata kembali membasahi pipi Fitri. "Ya Allah. Uni kenapa?" Aisyah menghampiri Fitri. Ia sangat bingung dengan apa yang terjadi pada Fitri. Fitri tak menjawab pertanyaan Aisyah. Ia hanya tercenung. Tiba-tiba kepalanya terasa pusing. Semua menjadi gelap. Sayup-sayup terdengar suara Aisyah memanggil-manggil namanya. Kemudian Fitri tak tahu apa-apa lagi. *** Foot note : Sumimasen, tell me what your reason is? Why did you send this video?] (Maaf, katakan padaku apa alasanmu. Kenapa kau mengirimkan video ini?") Nande? : Kenapa? moshi-moshi : Halo( ditelepon) Ogenki? : Apa kabar? genki desu : Kabar baik Anata : Kamu. Dalam konteks cerita, Anata bisa diartikan 'Sayang'/ panggilan sayang untuk pasangan. Onisan : Abang Uni : Kakak perempuan di dalam bahasa Minang ( Fitri adalah orang Minang/Padang) Untuk pembaca tersayang, terima kasih sudah membaca kisah di naskah ini sampai sejauh ini. Mohon koreksinya, ya :)
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD