Devina dan Bima sampai di rumah, mereka langsung masuk kamar, Devina sedang sedih saat ini, ia juga memikirkan bagaimana bisa Zein tidak pernah membelanya bahkan memberikan kesempatan baginya untuk berbicara, dan satu hal lagi yang ia tangisi adalah Qiara yang terlihat berantakan setelah ia meninggalkannya, dulunya Devina selalu menginginkan yang terbaik untuk putrinya. Perjuangan yang ia lakukan tak sebanding dengan perjuangan Zein karena lelaki itu orang yang memiliki uang dan kekayaan. Bima menatap wajah istrinya dan duduk disamping Devina. “Sayang, aku akan melakukan apa pun untukmu, jika kamu menginginkan hak asuh Qiara, aku akan membantumu mendapatkannya,” kata Bima membuat Devina menoleh dan menatap suaminya. “Benarkah? Kamu mau membantuku?” “Tentu saja. Apa kamu berpikir aku ng