Bab 15. Nasi Goreng

1006 Words
Bel istirahat berbunyi. Kami pun berhamburan keluar kelas, tapi tidak dengan Tia. "Tia, keluar yuk." Ajak Santi. Tia menggeleng. "Gak ah San, Aku tadi bawa bekal dari rumah. Kamu mau gak?" Tawar Tia sambil mengeluarkan kotak nasinya. "Waah kayak nya enak tuh." Kata Santi. Sejenak Santi menghirup aroma makanan dari kotak makan Tia yang baru saja dibuka. Tia mengangguk. "Pastinya." Tia menyodorkan setengah bekalnya pada Santi dengan menggunakan tutup kotak nasi nya. Mereka pun menyantap makanan dengan lahap. Sambil bersenda gurau. Dengan cepat Mereka sudah menjadi akrab. "Beneran enak Tia, siapa yang bikin?" Tanya Santi. "Ibuku yang buat." Kata Tia bangga. "Enak ya punya Ibu yang perhatian." Santi tertunduk terlihat wajahnya sedikit muram. Tia mengernyitkan dahi nya. "Loh emang Ibu Kamu kemana?" Tanya Tia tanpa sedikit pun ingin menyinggung perasaan Santi. "Ibu ku lebih perhatian sama Suami baru nya dan Anaknya hasil pernikahan dengan Suami baru nya." Santi tertunduk. Tia mengusap pundak Santi lembut agar Dia bersabar menghadapi semua cobaan hidup ini. "Semenjak menikah lagi, Ibu ku gak pernah lagi perhatian padaku." Santi mulai terisak. "Sstttt... sudah Santi, Kamu harus sabar. Nanti keliatan sama teman-teman yang lain nanti Mereka salah paham lagi." Kata Tia pelan. Santi mengusap matanya menghapus air mata nya. "Kamu harus sabar. Kamu beruntung masih punya Ayah walaupun Ayah sambung. Aku aja gak punya Ayah. Ibu ku gak mau menikah lagi." Kata Tia lagi. "Kalau Kamu mau, besok-besok Aku bawain makanan buatan Ibuku. Ibu ku pasti senang kalau makanannya disukai dan dimakan. Kamu tenang aja ya." Tia memberi kekuatan pada Santi. Santi mengangguk dan tersenyum. Santi memeluk Tia. "Kamu memang teman yang baik Tia. Aku gak pernah punya teman sebaik Kamu." Tia tersenyum. "Insyaa Allah selagi Aku masih bisa bantu, Aku akan bantu. Tapi kalo Kamu minta uang sama Aku, Aku gak punya uang.. hehehehe..." Canda Tia. Santi mencubit tangan Tia pelan. "Kamu bisa aja Tia. Aku beli minum dulu ya." Santi bergegas membeli air mineral ke kantin. Tak lama Santi sudah tiba di dalam kelas. "Nih." Santi menyodorkan sebotol air mineral pada Tia. "Makasih ya." Kata Tia sambil meneguk minumannya. "Sama-sama." Kata Santi. Mereka pun tertawa bersama. Bel masuk berbunyi. Segera Tia membereskan kotak nasinya dibantu Santi. Senior pun sudah berada di dalam kelas. Senior memberikan lembaran soal yang harus dikerjakan per kelompok. Kami pun membagi mengerjakan soal, karena memang banyak. Sekiranya ada soal yang sulit Kami kerjakan, maka Kami akan mendiskusikan dengan grup. Waktu cepat berlalu. Bel pulang sekolah pun berbunyi. Bergegas kami mengumpulkan lembaran tugas ke Senior. Sebelum pulang, Senior memberikan agenda untuk besok. Kami pun mencatatnya agar tidak ada barang yg tertinggal untuk dibawa besok. _______ Seminggu sudah ospek dilalui. Berbagai macam tugas juga orientasi dari senior dilalui tanpa hambatan. Kini aktifitas sekolah pun berjalan normal. Untuk siswa kelas 1 masuk siang hari, yaitu jam 12.30 sd 17.30. Dalam mata pelajaran sekolah ada pelajaran komputer yang biaya nya di luar uang SPP. Diwajibkan mengikuti tapi tidak dengan Tia. Dia bingung dari mana uang untuk bayar mapel komputer, sedangkan untuk bayar SPP saja masih sering nunggak. Pada akhirnya Tia harus berhadapan dengan wakil kepala sekolah yang mempunyai program Mata Pelajaran komputer tersebut. Wakil kepala sekolah yang terkenal killer, membuat Tia sedikit bergetar saat namanya dipanggil untuk menghadap. "Kenapa sudah 6 bulan Kamu menunggak bayar komputer?!" Kata wakil kepala sekolah, Pak Rico. Tia hanya menunduk. "Maaf Pak, Ibu Saya gak mampu untuk bayar." Jawab Tia sambil menatap Pak Rico. "Memang Ayah Kamu kemana?" Tanya Pak Rico lagi. "Ayah Saya udah meninggal dunia, Pak." Jawab Tia sambil menunduk. "Dengan terpaksa hari ini Kamu, Saya skors dan Saya pulangkan ke rumah." Kata Pak Rico. Alangkah kagetnya Tia. "Ttaapi Pak??!!" "Gak ada tapi. Ini surat skors Kamu. Kamu boleh pulang sekarang, besok Ibu Kamu datang menghadap Saya." Tegas Pak Rico. Dengan lemas, Tia mengambil surat dari Pak Rico. Dengan lesu Tia berjalan masuk ke kelas. Saat ini sedang berlangsung Mata Pelajaran Agama Islam, Pak Abu Bakar, Gurunya. "Assalamu alaikum." Salam Tia. "Wa alaikumussalaam..." Serempak seisi kelas menjawab juga Pak Abu Bakar. "Permisi Pak." Sambil membungkuk. Pak Abu mengangguk. Tia segera ke kursi nya dan membereskan buku-bukunya memasukan ke dalam kelas. Kemudian Dia menghampiri meja Pak Abu Bakar. "Maaf Pak, Saya ijin pulang." Kata Tia. "Loh kenapa? Kamu sakit, Tia?" Tanya Pak Abu kaget. "Tidak Pak." Tia menyerahkan surat scorsing kepada Pak Abu. Teman-teman sekelas Tia ada yang nyeletuk: "NUNGGAK BAYARAN PAAAKK!!" Sontak seisi kelas tertawa.. "Hahahaha..." "Diaaamm!!" Bentak Pak Abu. "Kalian ini, Teman kesusahan bukannya dibantu malah ditertawakan!!" Sedangkan Tia menunduk menyembunyikan genangan airmata yang segera tumpah. "Tia." panggil Pak Abu. "Iya Pak." sahut Tia masih menunduk. "Kamu kembali ke kursi Kamu. Biar Bapak menghadap Pak Rico." Kata Pak Abu. Tia mengangguk. "Terima kasih Pak." Sambil membungkuk. "Yang lain jangan ngobrol, Hapalkan Surat Al-Baqarah Ayat 1 sd 10." Perintah Pak Abu. Pak Abu meninggalkan kelas menuju ruang Pak Rico. 30 menit kemudian "Assalamu alaikum..." Salam Pak Abu. "Wa alaikumussalaam..." Serempak Siswa-siswa menjawab. "Bagaimana? Sudah hapal? Yang sudah hapal maju ke depan." Perintah Pak Abu. Di tunggu belum ada yang maju. "Kalau tidak ada yang maju, Saya panggil menurut absen ya??" Pak Abu. "Yaaaaaahhhhhh...." Sekelas mengeluh. "Kenapa mengeluh?? Itu kan surat yang paling gampang dan pasti kalian sering membacanya!!" Kata Pak Abu. Tiba-tiba Tia mengangkat tangan. "Ya Tia?? Kamu mau maju??" Tanya Pak Abu. "Iya Pak, insyaAllah Saya hapal." Kata Tia. Tia maju ke depan dan melafalkan bacaan Qur'an nya. "Bismillaahirrahmaanirrahiim Alif Laaaammm miiimmm... djaalikalkitaabula raibafii... hudallilmuttaqiin........." tia terus melafalkan sampai dengan ayat ke-10. "Shadaqallaahul 'aazhiimm." Tia merampungkan bacaannya. "Bagus Tia." Kata Pak Abu. "Yang lain?" Santi pun mengangkat tangan. "Santi, silahkan maju ke depan." Kata Pak Abu. Santi pun melafalkan bacaannya, dan beberapa siswa pun mengikuti. Bel pulang sekolah berbunyi. sebagian Siswa yang belum hapal bersorak. "Horeee....!!" Pak Abu: "Bagi yang belum maju, hari jumat harus sudah hapal. Kalau belum hapal akan ada hukumannya. "Tia... Kamu nanti jangan pulang dulu ya, ke ruangan Saya sebentar." "Baik Pak." Kata Tia mengangguk. Pak Abu memberi salam dan dijawab serempak oleh semua siswa. Mereka bergegas merapihkan buku-buku pelajaran dan bergegas pulang. Tia pun ke ruangan Pak Abu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD