Liburan sekolah hampir berlalu. Tia sudah mondar-mandir daftar ulang ke SMA Negeri favorit yang menerimanya.
Hanya Tia dan Yasin perwakilan dari SMP nya yang diterima di Sekolah itu.
Tapi sayang, seperti nya Yasin tidak jadi sekolah di SMA favorit yang sudah Dia pilih bersama Tia, karena insiden marriage because accident.
Tia masih tak habis pikir, kok bisa Yasin berbuat seperti itu. Antara percaya dan tidak percaya, tapi nyatanya Rina sudah berbadan dua.
Walau Yasin pernah mengutarakan kalau dia tidak melakukannya tapi atas dasar apa Rina memfitnah Yasin. Gak mungkin Rina memfitnah Yasin kalau tidak ada bukti yang memberatkan Yasin. Entahlah Tia gak mau memikirkannya lagi.
Selama Tia mengurus ke SMA negeri, Tia tidak pernah bertemu dengan Yasin. Tapi gak apa, mungkin itu lebih baik, Yasin sudah punya kehidupan baru dengan Rina.
"Semoga kehidupan Mereka langgeng sampe maut memisahkan mereka. Aamiin.." Doa Tia dalam hati nya.
_______
Jadwal masuk sekolah, sudah diterima oleh Tia.
Hari ini hari minggu, Tia mulai beberes untuk keperluan sekolah nya yang baru. Karena besok masa penataran dan ospek, jadi Tia harus sampai di sekolah sebelum jam 6.00 pagi.
Adzan subuh berkumandang dari masjid komplek. Tia bergegas bangun karena suara alarm nya juga sudah berisik. Tia gak mau hari pertama terlambat dan mendapat hukuman.
Tia segera mandi dan memakai seragam sekolah dan shalat subuh. Tia membangunkan adik-adiknya. Ibu sudah menguprek dari tadi di dapur.
Tia menghampiri ibu, karena mencium aroma nasi goreng yang biasa dimasak ibu dan rasanya enak sekali.
"Hhhmmm haruuummm..." kata Tia sambil mengangkat hidungnya dan dagu nya.
"Sudah rapih Nak?" Tanya Ibu.
"Sudah Bu." Jawab Tia. "Bu, Tia makan duluan ya, soal nya takut telat." Ijin Tia.
Ibu mengangguk sambil mengisi piring makan yang disodorkan Tia kepada ibunya.
"Cukup Bu." Tia pun sarapan. Adik-adik Tia sudah berkumpul di tikar deket dapur untuk sarapan.
Tia mencuci piring bekasnya makan. Ibu menyodorkan kotak nasi sebagai bekal sekolah Tia.
"Terima kasih, Bu. Tia pamit ya Bu." Sambil mencium tangan ibu.
"Ya, belajar yang benar ya, Nak." Kata Ibu.
Tia mengangguk.
Adik-adiknya bangun mencium tangan Tia.
"Adik-adik, Kakak berangkat duluan ya. Assalamu alaikum.." Pamit Tia.
"Wa alaikumussalaam..." Jawab mereka serempak demikian juga dengan Ibu.
Tia sudah sampai di halte bus biasa dia menunggu bus sekolah SMP dulu. Memang arahnya sama tapi jaraknya lebih dekat.
"Tiiaaaa!!" Panggil seseorang.
Tia menoleh ke arah panggilan tersebut.
"Halimah!! Kamu sekolah dimana?" Tanya Tia sambil memeluk temannya, Halimah.
"Aku diterima di SMA negeri C yang lebih jauh dari SMP dulu, abis mau gimana, nilaiku pas-pasan, kalo masuk SMA kamu gak mungkin." Kata Halimah.
"Alhamdulillaah masih diterima di SMA negeri. Masih banyak yang ingin masuk Sekolah Negeri yang biaya nya lebih murah, tapi apa daya Sekolah negeri tidak menampung semua siswa." Kata Tia lagi.
Halimah mengangguk. "Benar kata kamu, Tia."
Eh itu bus nya datang. Naik yuk?" Ajak Tia pada halimah. Mereka pun bergegas naik.
10 menit kemudian Tia turun dari bus meninggalkan Halimah yang tetap di dalam bus.
"Halimah, aku turun duluan ya?" pamit Tia. "Kamu hati-hati ya."
"Ya Tia, kamu juga hati-hati." Balas Halimah. "Kapan-kapan kita ngobrol lagi ya." Kata Halimah lagi.
Mereka pun saling melambaikan tangan. "Daaaaaahhh...."
Tia berjalan menapaki trotoar jalan. SMA nya masih berjarak 200 meter lagi. Butuh waktu kurang lebih 7 menit untuk sampai di sekolah.
Sesampainya di sekolah.
Ternyata sudah ramai murid-murid ajaran baru yang tiba di sekolah. Kebanyakan dari mereka diantar oleh orangtua nya sekalian berangkat ke kantor.
Tapi tidak dengan Tia, yang mandiri berangkat sendiri dengan menggunakan transportasi umum.
Sebelumnya kami sudah terbagi ke dalam 5 kelas, dan Tia di kelas 1-5.
Tia melihat papan yg tertulis di atas pintu kelas. Kelas 1-5. Dia pun bergegas mencari kursi yang kosong.
Tia menghampiri seorang gadis yang duduk di kursi mejanya sendirian. "Haaaiii." sapa Tia. "Apa kursi sebelahmu kosong?" tanya Tia.
"Hai juga." jawabnya. "Sini duduk bareng aku aja. Aku duduk sendirian kok." Katanya lagi. Kami pun tersenyum dan saling berkenalan.
"Namaku Tia." kata Tia memperkenalkan diri.
"Aku Santi.." kata Santi sambil menjabat tangan Tia. (Namanya sama dengan teman SMP).
Kami pun ngobrol sambil menunggu bel masuk. Sesekali kami tertawa kalau ada yang lucu.
Tak lama bel sekolah untuk Siswa baru pun berbunyi.
"San udah bel tuh, yuk kita ke lapangan." Ajak Tia pada santi. Santi mengangguk.
Mereka bergegas ke halaman Sekolah. Kami pun berbaris teratur.
Seorang kakah kelas yang sudah ditunjuk sebagai pembimbing kami selama ospek maju ke depan mengatur barisan. Tak lama beberapa senior pun berdiri di depan. Berbaris teratur juga, karena lumayan banyak senior yang akan membimbing kami.
Kami berbaris menurut kelas masing - masing. Dari kelas 1-1 sampai dengan kelas 1-5. Baris diatur menurut tinggi badan siswa juga. Yang paling pendek di depan dan yang paling tinggi di belakang.
Tia dan santi berbaris di barisan paling depan dari kelas nya, karena postur tubuh mereka yang paling rendah.
Setelah pengarahan dari senior, barisan di bubarkan. Kami masuk secara beraturan, dari kelas 1-1 terlebih dahulu, kemudian menyusul kelas 1-2 yang kelas nya berada di lantai dua.
Setelah kelas 1-1 dan 1-2 masuk ke kelas masing - masing, senior memberi aba - aba pada kelas 1-3 untuk segera masuk kelas juga masih di lantai dua.
Tak lama kelas 1-4 pun menyusul masuk ke kelas mereka di lantai dua.
Terakhir kelas 1-5 yang kelas nya berada di lantai satu pun segera masuk ke kelas.
Setiap kelas di pimpin oleh tiga orang kaka senior dari kelas dua dan kelas tiga.
Kelas 1-1 Oleh Kak devi, Kak Barep dan Kak Lia.
Kelas 1-2 oleh kak Sisca, kak Ridho dan kak Yana.
Kelas 1-3 oleh kak Agus, kak Sari dan kak Bagus.
Kelas 1-4 oleh kak Arius, kak fitrah dan kak Linda.
Sedangkan kelas 1-5 oleh kak Endah, kak Edwin dan kak Arif.
Di dalam kelas, kami dibagi kembali menjadi enam kelompok yang setiap kelompok terdiri dari tujuh orang siswa. Ada satu kelompok yg terdiri dari delapan orang.
Setiap kakak senior memegang dua kelompok. Kelompok Tia dipegang oleh senior kak Arif.
Untuk awal, kami disuruh maju satu per satu memperkenalkan diri. Dari semua murid di kelas 1-5 tidak ada satu orang pun temannya yang berasal dari SMP nya dulu.