"Assalamu alaikum..." Salam Tia sambil mengetuk pintu ruangan Pak Abu Bakar.
"Waalaikumussalaam... masuk Tia." Jawab Pak Abu. "Silahkan duduk."
"Terima kasih Pak." Kata Tia sambil duduk.
"Memang nya ada masalah apa sampai-sampai Kamu gak bayar uang komputer beberapa bulan ini?" Tanya Pak Abu tanpa basa basi.
Tia menunduk dan menjawab: "Maaf Pak, sebenarnya Saya dari awal tidak mengikuti mapel komputer tapi Pak Rico mewajibkannya."
"Memang kenapa Kamu tidak mengikutinya? Kamu gak paham atau kenapa?" Tanya Pak Abu.
"Saya gak mampu bayar Pak. Saya gak mau ngerepotin Ibu Saya dengan membebani lagi dengan biaya komputer. Sedangkan untuk bayar SPP aja, sering nunggak." Jelas Tia sambil menatap Pak Abu.
Pak Abu mengangguk. "Dari semester pertama Saya melihat Kamu begitu antusias dalam belajar, dalam pelajaran Saya juga begitu. Sangat disayangkan kalau Kamu sampai harus berhenti sekolah. Besok Kamu datang aja masuk sekolah. Bawa Ibu Kamu besok menghadap Saya ya. Jam 11 Saya sudah ada di sekolah." Jelas Pak Abu.
Tia mengangguk. "Baik Pak."
"Sekarang Kamu boleh pulang. Belajar lebih semangat lagi ya." Kata Pak Abu.
"Iya Pak, insyaaAllah Saya selalu semangat. Saya pamit ya Pak, assalamu alaikum." Salam Tia sambil mencium punggung telapak tangan Pak Abu.
"Waalaikumussalaam." Jawab Pak Abu.
Di rumah
"Assalamu alaikum..." Salam Tia.
"Waalaikumussalaam..." Ibu dan Kak Mia. Hari ini Kak Mia sedang off bekerja.
Tia mencium punggung telapak tangan Ibu dan Kak Mia. "Bu." Kata Tia. "Besok Ibu disuruh ke sekolah menghadap Pak Abu...." dan Tia pun menceritakan kejadian di sekolah tadi.
Ibu sedikit sedih. Kak Mia menghampiri Ibu. "Yang sabar ya Bu, maaf Mia sampai sekarang belum bisa membantu banyak."
"Ya gak apa Mia. Ibu juga maklum. Kamu juga harus ngirim buat orangtua Kamu di kampung."
Sedangkan Gaji Bang Tiar juga sudah diserahkan ke Ibu, cuma memang keadaannya yang masih banyak butuh biaya.
_______
Jam 11.15 Tia dan Ibu tiba di sekolah. Tia langsung mengajak Ibu nya ke ruangan Pak Abu.
"Assalamu alaikum...." Salam Tia dan Ibu.
"Wa alaikumussalaam.." Jawab Pak Abu. "Mari sini masuk." Pak Abu mempersilahkan Ibu dan Tia masuk dan duduk.
Tia memperkenalkan Ibu ke Pak Abu. Pak Abu memperhatikan Tia dan Ibu secara bergantian.
"Begini Bu, Saya memanggil Ibu kemari untuk memberitahu, bahwa biaya komputer dan SPP Tia, sudah Saya lunasi semua. Dan untuk bulan-bulan berikutnya Saya yang akan membayarnya tapi dengan syarat Tia harus terus berprestasi sampai lulus nanti." Jelas Pak Abu
Ibu sudah berkaca-kaca matanya. "Terima kasih Pak. Saya juga sebenarnya gak mau seperti ini tapi apalah daya...." Kata Ibu mulai terisak.
Tia mengelus pundak Ibu lembut. Dan memberikan saputangan nya ke Ibu.
Pak Abu tersenyum. "Mohon maaf Bu, Saya bukannya mau mengecilkan Ibu tapi niat Saya ingin Tia terus sekolah tanpa hambatan karena Saya sudah memperhatikan Dia dari pertama masuk pelajaran Saya, anaknya semangat. Sangat disayangkan cuma karena biaya sekolah, Tia harus putus."
"Iya Pak, Saya juga selalu berusaha agar anak-anak Saya sekolah sampai tamat kalau perlu sampai perguruan tinggi. Apapun akan Saya lakukan selama masih dalam jalan yang baik." Kata Ibu.
Pak Abu mengangguk. "Ya sudah, Saya percaya Ibu adalah Ibu yang baik dan bertanggung jawab terhadap anak-anaknya. Sekarang masalah Tia selesai. Dan Tia, Kamu harus lebih giat lagi belajarnya."
Tia mengangguk. "Iya Pak."
"Baiklah kalau begitu, sebentar lagi bel masuk untuk siswa kelas satu berbunyi. Saya juga harus ke kelas." Pak Abu berdiri. Ibu dan Tia pun berdiri.
"Sekali lagi saya ucapkan terima kasih Pak." Kata Ibu. "Saya permisi.. Assalamu alaikum...."
"Wa alaikumussalaam.." Jawab Pak Abu.
Tia dan Ibu meninggalkan ruangan Pak Abu. Tia bergegas ke kelas nya menaruh tas. "Bu, sebentar ya."
Setelah itu Tia mengantar Ibu nya ke halte bus. "Ya sudah sampe sini aja, nanti Kamu telat." Kata Ibu. Tia mengangguk dan mencium tangan Ibu. "Hati-hati ya Bu..." kata Tia. Ibu mengangguk.
Bel masuk kelas pun berbunyi. Tia bergegas masuk kelas dan duduk di kursi nya. Santi yang sudah di sebelahnya bertanya: "Kamu darimana, tas nya ada orangnya gak ada??"
"Aku tadi abis nganter Ibu Aku ke halte." Jawab Tia. Santi mengangguk
Bu Dian masuk kelas dengan seorang Siswa baru. "Selamat siang." Kata Bu Dian.
"Siang Buuu!" Jawab para Siswa.
"Hari ini kita kedatangan siswa baru pindahan dari sekolah D." Kata Bu Dian. "Kamu, ayo perkenalkan diri." Perintah Bu Dian.
"Selamat siang teman-teman. Nama Saya Lambok Sastra Wijaya. Saya siswa pindahan dari sekolah D." Katanya memperkenalkan diri.
"Baik, Lambok, Kamu boleh duduk sama Raymon yang masih sendirian di sana." tunjuk Bu Dian. Kami pun belajar seperti biasa.
_______
Hari ini hari senin. Jadwal mata pelajaran Olahraga. Siswa kelas 1-5 sudah bersiap berganti seragam dengan pakaian olahraga. Pak Surono memberi materi men-drible bola basket.
Kami berbaris menjadi 4 barisan. Siswa dalam barisan paling belakang men-drible bola dari belakang memutari barisannya.
Tia berada di barisan depan dan ternyata Lambok satu barisan dengan Tia yang berada paling belakang barisan.
Kemudian Pak Surono meniup pluit memberi aba-aba untuk ke empat Siswa yang berada dibarisan belakang men-drible bola.
Keseruan terdengar dari siswa-siswa. Pas Lambok sudah berada di barisan terdepan persis di depan Tia, Lambok berkata pada Tia: "Manis Lo!!" Sambil terus berlalu bersama bolanya.
Tia menengok ke kanan dan ke kiri takut temannya ada yang mendengar. Tapi nampaknya Mereka begitu fokus dengan permainan teman-temannya tanpa memperdulikan suasana hati Tia yang tak menentu.
"Apa Aku gak salah dengar?" Gumam Tia.
Barisan belakang selesai, mereka berpindah ke depan dan berdiri berhadapan dengan barisan pertama.
Lambok berdiri di depan Tia, sambil terus memandangi Tia. Tia tak berani menatap Lambok.
Pelajaran olahraga terus berjalan. Bel pulang sekolah pun berbunyi. Siswa-siswa berhamburan ke kelas untuk mengambil tas. Siswa-siswa dari kelas lain sudah berhamburan keluar kelas.
Tia pulang masih mengenakan pakaian olahraga, Tia gak mau pulang kesorean kalau harus mengganti pakaian dulu.
Tia berjalan menyusuri trotoar ke arah halte bus. Kebanyakan dari teman-teman Tia naik mobil jemputan dari sekolah. Tapi tidak dengan Tia, karena Dia tak mau menambah beban biaya làgi pada Ibu nya.
Beberapa siswa juga ada yang berjalan ke halte bus tapi bisa dihitung jari. Selebih nya ada yang naik angkot yang mangkal nya tidak jauh dari sekolah.
Tia terus berjalan, tiba-tiba ada yang menarik tangannya dan mensejajarkan langkahnya dengan Tia. Tia tersentak. Dia segera menoleh.
"Lambok??! Ada apa?" Tanya Tia kaget.
"Kamu kok sombong banget sih." Tukas lambok.
Tia hanya menunduk. Lambok menghadang langkah Tia. Tia kaget tiba-tiba menabrak Lambok.
"Kenapa Kamu menghalangi langkahku? Dan lagi bukannya Kamu biasa naik jemputan ya?" Tanya Tia.
"Gw sengaja pulang gak naik jemputan karena Gw mau lebih dekat dengan Lo." Kata Lambok sambil tersenyum. "Bolehkan?"
Tia menggeleng.
"Loh memang kenapa?" Tanya Lambok. "Apa ada yang melarang Kamu dekat dengan laki-laki? Atau Kamu udah punya pacar?" Selidik Lambok.
Tia mempercepat langkahnya, karena bus yang biasa Tia naik sudah ada di halte.
"Maaf, Aku duluan." Kata Tia setengah berlari. Lambok hanya terpaku melihat kepergian Tia.