BAB 29

1037 Words
“Baiklah baiklah! Jangan marah gitu dong, langsung saja kita saksikan pertarungan antara Olfie dan Alana!” seru Azra dengan suara instrumen musik menyertainya. Alana dan Olfie yang mendengar nama mereka disebut langsung terbelalak, mereka berdua yang duduk diantara Radiant langsung saling menatap antar sesama. Mereka tidak menyangka akan bertempur padahal sudah berteman. Olfie sendiri merasa dirinya memang cukup terkenal sehingga ia sudah mempersiapkan kemungkinan terburuk seperti ini, hal itu berbeda dengan Alana yang tidak menyangka ia seterkenal itu sampai harus melawan Olfie yang jelas-jelas kemampuan sihirnya sudah berada di atas Alana dengan sangat jauh. “Mana nih orangnya? Kok enggak dateng? Ayo nggak usah malu-malu, langsung turun aja ke arena,” ucap Azra yang menyadarkan Alana dan Olfie. Alana dan Olfie saling menatap kembali dan tersenyum. Mereka berdua berdiri serentak dan menuruni tangga penonton secara bersama-sama. “Semangat teman-teman!” Radiant menyemangati kedua temannya itu seraya tangannya yang terkepal ke atas menunjukkan semangatnya yang berkobar. Alana dan Olfie hanya menanggapi Radiant dengan tersenyum kecut. Setelahnya mereka berdua lanjut berjalan menuju ke pertengahan arena di mana di sana sudah ada Azra yang menunggu kedua adik tingkatnya itu. Alana dan Olfie bertemu di tengah-tengah, lalu mereka berdua berpisah untuk menjaga jarak, sementara Azra tetap berdiam diri di tengah menunggu kedua adik tingkatnya itu berpisah untuk bersiap-siap memulai pertarungan. “Sudah siap? Oke! Langsung saja kita mulai!” seru Azra tiba-tiba saat Alana dan Olfie membalikkan badan mereka secara serentak. Suara gemuruh dari penonton memenuhi arena itu membuat keduanya menjadi semakin gugup karena ini pertama kalinya bagi mereka berdua. Setelah berlangsung beberapa detik, tidak ada yang memulai Serangan pertama diantara keduanya, hal itu membuat penonton yang ada di sana bertanya-tanya apa yang terjadi. “Ayo serang!” seru salah satu penonton yang suaranya bergema dan memenuhi arena itu. “Bagaimana kalau lo aja duluan yang nyerang gue,” tawar Alana karena ia takut jika dirinya yang menyerang Olfie terlebih dahulu, maka Olfie akan terpental seperti yang terjadi pada temannya kemarin. “Gue nggak yakin, gue takut nyerang duluan karena gue belum bisa kendalikan kekuatan ini dengan penuh,” jawab Olfie. Alana yang awalnya memasang kuda-kuda kembali meluruskan dan menatap datar Olfie seakan memaksanya untuk menuruti perkataannya, “Apa Lo sebegitu tidak percayanya sama gue?” ucap Alana. Olfie yang melihat tingkah Alana menghelakan napasnya dan menutup matanya dengan cepat. Olfie mulai berkonsentrasi pada energi yang ada di tubuhnya dan melepaskan energi itu dengan cepat ke arah depan mengenai Alana dengan tepat. Energi yang dihempaskan Olfie sangat besar bukan main, itu bahkan membuat penonton kewalahan menahan tubuh mereka tetap berada di tempat duduk karena sihir milik Olfie mampu menerbangkan barang ratusan kilogram dalam sekejap. Olfie memiliki sihir dasar angin, kehebatan sihir langka itu membuat seluruh penonton berdecak kagum memuji Olfie. Mereka semua terfokus kepada Olfie sampai lupa bagaimana keadaan Alana. Posisi yang ditempati Alana sekarang penuh dengan debu pasir arena sampai membuat pandangan siapapun terhalang dan tidak bisa melihat apa yang terjadi pada Alana. Beberapa saat kemudian debu tebal itu mulai terjatuh kembali dan Alana terlihat di sana masih berdiri dengan posisi yang tidak tergoyahkan. Semuanya melihat kejadian itu takjub, mereka tidak menyangka ternyata pertarungan itu benar-benar imbang. Seorang pemilik kekuatan langka yang legendaris bertarung melawan seorang yang dapat kebal akan seluruh sihir. Olfie yang menyaksikan kejadian itu di depan matanya membuat ia tersenyum kepada Alana. Ternyata itu maksud Alana untuk percaya saja kepada dirinya, Olfie yang awalnya ragu menjadi semangat untuk memenangkan pertandingan itu. Begitu juga dengan Alana yang sudah mengambil ancang-ancang untuk menyerang Olfie. Olfie kembali mengaktifkan kekuatannya, tetapi Alana langsung menghilang di hadapan Olfie. Alana muncul di belakang Olfie, “Telat dan sangat lambat! Lagipula ini waktunya gue menyerang Lo, bukan?” bisik Alana di telinga Olfie. Alana melayangkan satu tinjuannya dan memperlambat waktu di sekitar Olfie. Tidak lupa Alana membuat gravitasi diantar keduanya menjadi sangat berat sehingga Olfie tidak dapat kabur. Saat tinjuan Alana melayang, Alana merasakan energi yang begitu kuat menolaknya, tetapi dengan mudah Alana memenangkan adu energi itu sehingga Olfie langsung terpental jauh ke dinding arena. Pertarungan sengit itu benar-benar menarik perhatian bagi yang menontonnya. Mereka semua melihat dengan girang karena jarang sekali ada yang memiliki kekuatan seperti Alana, kekuatan fisik yang mampu melawan kekuatan sihir bahkan kekuatan milik sang legendaris. Mereka menyebut Olfie sang legendaris itu juga dikarenakan jubah yang dipakainya saat masa orientasi, jubah hitam menandakan bahwa Olfie pemilik kekuatan yang hanya ada satu di dunia. Konon katanya kekuatan itu akan membawa dua hal kepada dunia, antara kehancuran dan kebaikan. Pukulan miliknya telak apa ia tidak apa-apa? Sungguh itu kekuatan miliknya? Gue juga mau punya kekuatan miliknya! Gue rasa pertarungan ini akan berakhir seri Mereka berdua sama-sama memiliki kekuatan unik dan pengontrolan yang baik, padahal mereka baru beberapa hari berada di sini Seperti itulah ucapan yang dominan di arena itu setelah Alana memutuskan untuk menyerang balik Olfie. Saat Alana kembali memperhatikan tempat Olfie terlempar, ia sangat terkejut dengan matanya yang membesar seakan ingin keluar, tubuh Olfie langsung panas dingin. “Bagaimana bisa?” ucap Olfie mulai panik. “Tada! Kaget ya kenapa gue bisa nggak ada di sana? Itu karena lo sebenarnya terlalu meremehkan strategi milik gue,” ucap Olfie yang berada di belakang Alana secara tiba-tiba dan menyentuh pundak Alana untuk membuat Alana tidak bisa bergerak sama sekali. Secara perlahan Alana mulai merasakan tubuhnya yang kedinginan dan sedikit sesak, matanya mulai berkunang-kunang dan akhirnya ia hanya merasakan kegelapan yang menenangkan. Disisi lain Azra menghampiri Alana yang terjatuh tepat di bawah Olfie, Azra melangkahkan kakinya dengan cepat sampai terdengar suara ketukan keras pertemuan antara sepatu dengan tanah keras di Arena. Azra yang sudah berada di depan Alana menundukkan dirinya, tangannya mengarah ke tubuh Alana untuk memeriksa bagaimana kondisi Alana. Saat memastikan dan merasakan bahwa Alana pingsan, Azra langsung menyatakan bahwa Olfie menang di pertempuran saat itu. Minoritas penonton bersorak atas kemenangan Olfie, sedangkan mayoritas penonton merasa kecewa karena pertarungan barusan berlangsung sangat cepat dan Olfie sangat licik untuk melihat jalan aman. Pertarungan keduanya berakhir dengan cepat dan itu juga membuat beberapa dari penonton merasa tertarik untuk mendekati Olfie dan Alana. Tidak lupa dengan Radiant yang sudah tepuk tangan sedari tadi bangga kepada kedua temannya itu, sedangkan Alan, Dave, dan Mark termasuk ke dalam kelompok yang kecewa dikarenakan pertarungan diantara keduanya sangat sebentar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD