BAB 6

1003 Words
Mark berjalan diantara bangunan-bangunan yang tinggi dan sangat artistik. Ia melihat banyak keunikan dari pusat akademik yang ada di tempat aneh tersebut, mata Mark tidak sengaja melihat sebuah tulisan besar yang melayang dan indah dengan tulisan “Academic World of Sains and Magic” “Jadinya, namanya tempat ini akademi sains dan sihir?” celetuk Mark yang membuat kedua orang di sampingnya itu menoleh. “Sepertinya begitu dan namanya terdengar sangat sederhana,” sahut Alana-cewek yang jatuh bersama Mark tadi. “Apa tidak ada singkatan namanya?” tanya Deva-cowok yang jatuh bersama Mark tadi. “Assamble Academy,” jawab seseorang dari belakang mereka bertiga. Mark, Alana, dan Deva spontan menghadap ke belakang dan melihat seorang pria yang bertubuh tinggi dan dengan seragam bewarna coklat mudah dengan desain yang sangat manis, “Siapa ya…” lirih Alana terlalu gatal ingin menanyakan siapa orang yang sok dekat dengan mereka ini. “Ah? Kalian bertanya siapa aku? Aku senior yang akan membimbing kalian selama masa percobaan disini, panggil saja Zaid.” Mereka semua terlihat mengangguk setelah perkenalan diri oleh Zaid. Zaid memutar melewati mereka dan berjalan dahulu untuk memastikan mereka tidak tersesat, “Kalian bisa mengikutiku ya, dan jika ada pertanyaan mengenai apapun itu silakan ditanya saja tanpa ada ragu,” ucapnya. Mereka menyusul langkah Zaid, begitu juga dengan Mark yang hanya mengangguk dalam diamnya. Ia masih bingung juga harus menanyakan apa karena saking banyaknya pertanyaan yang ada di dalam kepalanya, Mark juga masih memuji dan takjub akan bangunan yang bergaya kuno di sekitarnya ini. Walaupun kuno, tetapi keindahan dan ukiran modernnya terukir dengan jelas disana. “Apa tujuan akademik ini?” Pertanyaan itu keluar dari bibir Alana dengan gamblang, Zaid terlihat berpikir sebentar untuk merangkai perkataan di dalam pikirannya. “Kurasa tempat ini merupakan penampungan bagi mereka yang memiliki masalah sosial yang berat sewaktu di bumi,” jawab Zaid. “Berarti bisa dibilang anak disini kelainan mental semua ya?” celetuk Deva tanpa filter. Mark dan Alana yang emndengarnya menatap Deva sinis untuk menjaga ucapannya, tetapi Deva menatap keduanya balik dengan kedua alis yang terangkat seakan berkata apa yang salah dengan dirinya. “Ya, itu hal yang benar. Semua anak disini memiliki kelainan mental dan kepribadian, tapi walaupun begitu semuanya bisa diatur dengan baik karena pada dasarnya tidak ada kejahatan di dalam dirinya. Jadi kami tetap menyaring orang-orang yang memiliki masalah mental dan memiliki sihir untuk bisa masuk kesini.” Zaid menjelaskan secara detail dan ringkas. “Sihir? Sejujurnya aku masih tidak mengerti dengan hal yang satu ini,” ujar Zaid. “Ya, sihir. Setiap manusia memiliki sihir, hanya saja energi sihir itu sendiri terkadang tidak aktif dan hanya beberapa manusialah yang bisa mengaktifkan energi sihir itu baik secara sadar atau tanpa sadar, tetapi kemampuan sihir ini setelah kami teliti lebih jauh berkaitan dengan ilmu sains dan teknologi yang ada di masa sekarang. Maka dari itulah nama tempat ini merupakan akademik sains dan sihir, selain itu maksud dari assamble akademi itu merupakan plesetan dari bahasa inggris essemble yang berarti membongkar dan pasang kepribadian mereka yang bermasalah.” Setelah perkataan yang panjang dari Zaid tadi selesai, semuanya langsung mengangguk mantap, mereka sudah paham dengan akademik yang ada di hadapan mereka ini. “Kalau masalah jenis-jenis sihir bagaimana?” tanya Alana kembali. Zaid menghentikan langkahnya dan berbalik, “Untuk itu kalian akan ada belajar nantinya di kelas, sebelum itu sebenarnya kalian harus mengetahui kalian memiliki sihir apa dan ini tugas senior sepertiku untuk memastikannya. Apa kalian sudah tau apa kemampuan kalian masing-masing?” tanya Zaid. Secara bersamaan semuanya menggeleng dengan wajah polosnya, Zaid hanya menghela napas dan tersenyum hambar. “Sudah kuduga, kalian terlihat seperti orang yang cerdas tetapi polos dan mudah dibodohi. Baiklah, kalau begitu ikuti aku ke taman khusus yang ada di akademik ini,” ajak Zaid dan mereka bertiga mengikutinya tanpa menolak. Tidak seperti dunia sihir yang dibayangkan oleh semua orang yaitu dengan para penyihi yang terbang dan melayang pergi kesana dan kesini, nyatanya di Assamble Academy semua itu seperti terdengar mustahil, karena mayoritas disini lebih menyukai berjalan walaupun tujuannya jauh untuk melatih daya tahan tubuh dan kesehatan mereka sendiri. Semuanya berlaku seperti orang normal pada umumnya, bahkan jika diperhatikan tidak ada dari mereka satupun yang menggunakan sihirnya di tempat yang umum seperti sekarang. Entah apa yang membuatnya seperti itu, tetapi hal seperti ini membuat murid yang baru datang ke akademi menjadi lebih nyaman. Mark dan yang lainnya mulai memasuki sebuah bangunan utama, tetapi mereka tidak lama keluar lewat pintu yang ada di timur gerbang. Disana terlihat padang rumpur hijau yang luas dan sangat indah, tidak lupa juga dikelilingi oleh hutan dengan pepohonan yang sangat tinggi. Setelah diperhatikan lagi, ternyata disana juga terdapat banyak orang yang melatih sihir mereka dengan energi yang bisa dirasakan oleh Mark, begitu juga dengan Alana dan Dave yang bisa merasakannya. “Ah iya, mungkin kalian bertanya-tanya. Saat diluar tadi kenapa tidak ada yang menggunakan kekuatan sihirnya bukan? Itu karena kurikulum disini mengajarkan untuk menggunakan kemampuan masing-masing disaat hal yang diperlukan saja dan hidup layaknya orang normal. Hal itu masuk ke salah satu peraturan sekolah yang mengharuskan siswa sisiwinya hidup sederhana dan tidak berlebihan, jadi ada beberapa tempat yang memungkinkan siswa untuk melatih sihir mereka dengan puas, salah satunya di tempat ini yaitu Magic Field.” Zaid kembali menjelaskan beberapa hal tentang tempat yang ada di Assamble Academy. “Kalian juga bisa melihat disini banyak yang seperti kalian masih memakai baju bebas dan tidak berseragam, disana juga ada senior yang memimpin mereka, semuanya itu merupakan teman yang nantinya akan menjadi seangkatan kalian setelah pembukaan. Aku menjelaskan ini biar kalian tidak merasa sendiri, kalian juga bisa kenalan dengan mereka nanti. Kalau ditanya kenapa dipisah-pisah untuk perkenalan lingkungan sekolahnya? Itu untuk memudahkan senior saja dan itu juga dikarenakan jam waktu kedatangan kalian selalu berbeda-beda, jadi akan lebih efektif seperti ini.” Zaid kembali melanjutkan perkatannya dengan jelas. “Aku sepertinya sudah mulai paham, kalau begitu selanjutnya apa, kak?” tanya Alana. “Sebentar, sebelumnya kalian bisa memperhatikanku. Aku akan menunjukkan bagaimana caranya mengeluarkan kekuatan dari dalam diri kalian sendiri,” ujar Zaid.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD