"Obat terbaik dari rasa sakit hati itu cuman move on. Tau kenapa? Soalnya biar lo sadar, kalau yang terbaik itu bukan dia yang pergi. Tapi dia yang sekarang ada di depan mata lo." -Davino- Pagi ini Naya terlihat sangat kacau. Matanya sembap bukan kepalang. Niatnya, ia tidak akan masuk sekolah dengan alasan sakit. Tapi, daripada nanti ibunya curiga dan terus bertanya perihal apa alasan dari terbentuknya mata sembab itu lebih baik pergi sekolah. Lebih sanggup diintrerogasi oleh anak satu kelas ketimbang mamanya. Karena pasti akan panjang urusannya dan melebar kemana-mana jika sampai Naya jujur. "Nay, mata lo kenapa?" tanya Ranita yang baru saja datang disusul oleh Novitri di belakangnya. Naya hanya diam. Bukannya enggan menjawab tapi ... Naya sendiri bingung harus cerita bagian mana dah