2.

1386 Words
Banu masih melihati wanita yang sudah duduk didalam mobilnya ini. "Hei bang Angga ayo. Kok malah diam sih." Wanita itu belum menyadari kesalahan yang dia perbuat. Jiwa playboy Banu tiba-tiba berbisik kalau sepertinya tidak ada salahnya bermain-main dengan wanita ini. Cantik juga, dia tidak akan rugi. Wanita ini berkulit putih halus, tinggi, dan tidak terlalu kurus. Banyak wanita tinggi tapi kebanyakan terlalu kurus, dan wanita ini adalah bentuk pas untuk dipeluk. Banu tersenyum sumringah membayangkan akan memeluk wanita blasteran didepannya ini. Tapi yang membuat Banu heran kenapa wanita yang terlihat seperti bule didepannya ini Fasih berbicara memakai bahasa Indonesia? "Bang Angga apa anda melupakan sesuatu? Atau apa?" Banu terdiam dan tersenyum mendapati kebingungan wanita didepannya ini. "Eh.. Tidak nona. Saya hanya terpesona dengan kecantikan anda."  Wajah Viza terlihat datar dan seperti akan bertanya. Tapi sepertinya wanita ini tidak perduli, dia memilih melihat ponselnya. Wanita cantik dengan kesombongannya pikir Banu. Banu menutup pintu mobil dan membawa koper milik Viza kebagasi mobilnya. Sebelum masuk kedalam mobil dia menelpon seseorang. "Mas, Mas Bian liburan sama Bella aja ya. Aku ada urusan mendadak Mas." Banu menutup telponnya sepihak tidak tahu kalau Bian sangat kesal. Banu mengendarai mobilnya dan sesekali melihat Viza yang sedang menelpon seseorang dengan bahasa yang tidak dia mengerti. Dia tidak tahu akan membawa Viza kemana, tapi instingnya membawa Viza kesebuah hotel yang sangat fantastis harganya di Bali.     Viza selesai menelpon dan melihat kearah Banu yang sedang menyetir. "Bang Angga, kamu asli orang Bali?"  Pertanyaan Viza membuat Banu melihat wanita itu. "Tidak nona, saya asli Jakarta." Viza mengangguk dan tersenyum. Senyum Viza itu membuat Banu sangat gemas. "Bang Angga, saya ingin hari ini tidak berkeliling dulu. Saya mau istirahat. Besok pagi baru kita jalan-jalan." Banu mengangguk dan Viza kembali memfokuskan dirinya dengan sebuah buku yang dia ambil dari tas selempangnya. Banu memberhentikan mobilnya didepan drop out hotel. Lalu setelah memberikan kunci mobilnya Banu membawa koper Viza diikuti Viza dibelakangnya yang sangat bahagia. Hotel ini jelas terlihat mewah sekali, ah... Aunty Zia nya memang top. Mana tour guide dia ganteng pula. Jadi gak malu kalau dibawa jalan-jalan.Viza tersenyum bahagia. Mata Viza melihat tulisan ' Ayodya Resort' lalu tak lama Banu mengajaknya menuju kamar nya. Tapi Banu tetap membawakan koper Viza sendiri. Mata Viza kembali melihat tulisan Rama Shinta Suite Room dan saat Banu membuka akses pintu nya mata Viza terpaku dengan desain kamar dan juga pemandangan yang dapat dia lihat dari kamar ini. "Nona ini kamar anda, dan saya harap nona suka." Viza tersenyum lebar melihat Banu. "kamar kamu dimana?" Banu menunjukkan kartu kunci miliknya. "Saya berada tepat disebelah kamar ini nona." "Baiklah, nanti malam kita makan sama ya. Saya mau tanya apa yang paling enak dan favorite disini." Banu mengangguk dan meninggalkan Viza yang langsung masuk menuju tempat tidurnya. Luas ruangannya ini sekitar 200 meter, sangat luas bukan. Pasti hotel ini sangat mahal, ah... Dia sangat mencintai aunty Zia nya. Ditempat lain Banu sangat bersemangat membuka google untuk mencari tahu menu favotite untuk diner di hotel ini. Dan juga list tempat yang akan mereka datangi besok. Banu menelpon seseorang untuk membawakan kopernya yang tadinya dia letakkan di hotel lain. Pokoknya dia harus membuat nona cantik itu jatuh hati padanya. *****     Malam pun tiba. Setelah tidur dan mandi akhirnya dia akan melihat lagi wajah nona cantik itu. Banu mengetuk pintu kamar Dan tak menunggu lama Alviza membuka pintu, Viza sudah siap dengan setelan dress putih berbahan shifon yang sangat ringan. Rambutnya masih terurai dan sepertinya tak ada make up sama sekali diwajahnya. Banu bisa melihat kalau Viza tak memakai make up apapun selain bedak tipis. "Anda suudah siap nona ?" Viza mengangguk dan keluar dengan semangat. Mereka berjalan menuju restoran yang ada di hotel itu. Banu mengajak Viza duduk disalah satu meja makan dan Banu memesankan makanan mereka kepada pelayan. Sambil makan Viza aktif bertanya apa saja tentang makanan mereka dan Banu harus bisa menjawabnya, karena tugas Banu adalah menjadi tour guide nona manisnya itu kan. Makan pun selesai dan Viza pamit ingin langsung kekamarnya karena mengantuk, saat Viza sudah terlebih dahulu meninggalkan Banu, dia baru ingat kalau ingin meminta nomor wanita itu. Banu berdecak karena lupa akan hal itu, dia lalu kembali berjalan menuju kamarnya juga. Lebih baik istirahat agar besok dia bisa fit. Tujuan mereka besok masih di Nusa Dua, yaitu Water Blow Nusa Dua. *****     Kerena Alviza benar-benar ingin berlibur, sehingga jam tidur nya pun kebablasan. Banu sudah mengetuk tapi pintu sepuluh kali tapi wanita itu tak juga membukanya. Ini sudah jam 2 siang, cantik sih iya tapi kebo. Karena kesal dengan Viza akhirnya Banu kembali kekamarnya dan melakukan apa saja disana selama bisa menghilangkan rasa kesal ke wanita disebelah kamarnya itu. Tok... Tok... Tok... Banu tahu siapa yang mengetuk pintu. Dengan malas Banu membuka pintu dan melihat Alviza sudah tersenyum merasa bersalah kepadanya. "Sorry bang, saya ketiduran." Banu menampilkan wajah kesalnya dan membiarkan Viza masuk keruangannya sementara Banu mengambil ponsel, dompet, dan kunci mobilnya. Banu sempat melirik Alviza yang menggunakan celana berbahan kain panjang dengan atasan tank top putih polos dan ada cardigan bercorak batik tipis menutupi tubuh wanita itu. Rambutnya masih basah dan terurai menandakan Viza masih sempat berkeramas setelah telat bangun. Didalam hatinya Banu berdoa semoga tidak mendapatkan istri yang kebo seperti nona itu. ***** Mobil yang dibawa Banu sampai di tempat yang mereka tuju. Viza sudah antusias melihat papan gerbang bertuliskan ' Water Blow'. Viza menarik tangan Banu untuk bergegas masuk kesana. "Ehm.. Bang Angga bisa ambilkan foto saya disini." Viza menyodorkan kamera yang dia bawa kepada Banu. Dan Banu memfoto Viza yang tersenyum disana, Viza melihat puas hasil bidikan Banu. "Kenapa gak jadi Fotografer aja Bang, nih hasil fotonya bagus." tunjuk Viza tanpa canggung ke Banu. Setelah satu hari bersama wanita ini, Banu tahu kalau Viza adalah tipe wanita supel, cuek, dan menikmati hidupnya. Mereka berjalan lagi dengan Viza yang menarik-narik tangan Banu seperti anak kecil. Orang yang melihat mereka akan mengira kalau mereka sepasang kekasih. "Kita duduk diujung tebing sana ya, di gazebo itu." tunjuk Banu kearah ujung tebing. Mereka berjalan hati-hati, Viza masih saja kagum dengan keindahan alam ini. Lalu tiba-tiba ombak air laut menghempas batu karang sangat deras sehingga mengenai mereka. Viza yang terkejut sempat berteriak dan memeluk Banu, namun setelahnya dia tertawa. "Hahahahhaha... Sorry.. Sorry..." ujarnya masih tertawa dan berjalan terlebih dahulu tanpa melihat Banu yang terkejut. Bukan karena ombak itu mengenai mereka, tapi karena jantungnya yang berdetak tak normal saat Viza memeluknya tiba-tiba tadi. "Bang Angga sini" teriak Viza membuat Banu kembali berpijak ke bumi. Dilihatnya wanita itu kegirangan melihat banyak nya ombak hari ini. Saat Viza sibuk memfoto dan berselfie sendiri dengan pemandangan air laut biru Samudra Hindia, Banu juga sibuk memperhatikan wanita itu. Tanpa Viza sadari Banu sudah memesan kan makanan untuk mereka, dia butuh makan saat ini. Baju Viza sudah basah saat wanita itu ikut duduk di gazebo bersama Banu. "Baju kamu basah, kamu bawa baju ganti?"  Viza mengangguk. "Ada di tas." kata Viza dengan mulutnya yang terlihat penuh. "Mau aku ambil?" Viza menggelengkan kepalanya. "Tidak usah. Nanti aku aja. Setelah ini kita akan kemana bang?" Banu melihat list yang sudah dia tulis diponselnya. "Akan ada Nusa Dua Light Festival, kalau kamu mau liat kita disini dulu sampai pertunjukan itu dimulai." "Apa masih lama?" "Tidak. Sambil menunggu kamu bisa selfie dengan latar belakang sunset yang indah bukan." Viza mengangguk setuju.  "Aunty Zia memang Top pilihan kamu jadi tour guide aku. Kita jadi terlihat seperti teman. Itu menyenangkan.". Viza kembali berdiri setelah selesai dengan makanannya. Dia kembali sibuk memfoto dan berjalan kesana kemari. *****     Viza dan Banu sudah siap melihat lampion-lampion yang akan diterbangkan. Dan ini begitu membuat mereka berdua bahagia, Viza dapat memegang satu lampion dan meminta Banu memfotonya. Tanpa Viza tahu, secara diam-diam Banu memfoto Viza yang tersenyum dengan lampion itu dan menjadikannya status w******p nya. Begitu lampion-lampion itu diterbangkan suara ombak yang mengenai Viza membuat Viza kembali memeluk tubuh Banu yang ada didekatnya. Viza masih tertawa, tapi saat mata Banu melihatnya fokus senyuman Viza hilang digantikan dengan kekagumannya akan pria yang sebelah tangannya memeluk tubuh Viza. Ingin rasanya Banu mencium bibir Viza saat ini, tapi dia takut wanita ini akan kabur darinya sebelum Banu benar-benar membuat wanita ini menyerahkan diri kepada Banu. Dia yakin sebentar lagi nona manis ini akan terpesona kepadanya dan mereka akan menghabiskan malam bersama. Ah.. Sudah lama sekali dia tidak memikirkan menikmati malam bersama seorang wanita. BERSAMBUNG.....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD