Rea masih duduk di dalam mobil yang terpakir di tempat kerja Jouvan. Ia sedang menunggu pria itu keluar dari kafe yang sebagian lampunya sudah padam. Rea ingin meminta maaf atas pertanyaannya yang ia lontarkan terlalu pribadi. Hampir dua jam ia menunggu pria itu. Sebenarnya ia sudah lelah dan tubuhnya terasa lengket akibat belum mandi. Belum lagi perasaan gusar akibat Gery dan Anya tahu semua perasaannya. Walaupun ia yakin kedua kakaknya bisa menjaga rahasia ini, hanya saja ia masih merasa gelisah. Akhirnya Rea keluar dari mobil untuk meregangkan tubuhnya. Menghirup udara malam yang terasa dingin. “Rea..” teriak Jouvan yang sudah keluar dari kafe. Rea menoleh dan melihat pria itu berjalan ke arahnya. “Kenapa belum pulang?” tanya Jouvan begitu berada di depan Rea. Ia melirik ke ar