Pulang kuliah, Rea kembali mengunjungi tempat Jouvan bekerja. Sampai saat ini ia masih berpikir jika Jouvan hanya karyawan di sana. Ia tidak tahu kalau Jouvan adalah pemilik kefe tersebut. Kali ini ia sendiri karena berharap tidak ada yang mengganggu jika bertemu dengan pria itu. Suasana yang cukup ramai, membuat Rea tidak mendapat tempat di lantai atas. Ia duduk di lantai satu dekat dengan pintu masuk. “Nggak masalah, yang penting bisa ketemu dia” Rea melihat ke sekeliling, “tapi rame banget kalau begini pasti orangnya sibuk” pikirnya. Sambil menikmati makanannya yaitu Chicken Salad Croissant, matanya tetap awas untuk mencari keberadaan Jouvan. Tidak lama orang yang di tunggu keluar dari arah dalam yang bisa Rea tebak adalah kitchen kafe ini. Jantungnya berdetak dengan cepat, bahk