BAB 008. SEBUAH RENCANA KEJI

2202 Kata

Adzan ‘Ashar dari Musholla Desa Pagelaran samar-samar mulai terdengar, Deva terbangun saat tubuhnya diguncangkan oleh Mbah Sastro. “Dev, sudah 'ashar, ayok pulang.” “Deva sholat di sini ya, Mbah. Juga Deva pulangnya nanti saja, Deva masih mau di sini.” Sejenak Mbah Sastro memandang cucunya dengan pandangan curiga, “Kamu mau menunggu Kesih lewat sini ya?” “Hehe ... Nggak, Mbah. Tenane, Deva cuma mau menikmati pemandangan di sini, soalnya sudah bosan lihat pemandangan gedung-gedung di kota, sebelum Maghrib Insya Allah Deva sudah sampai rumah.” “Tenane loh, inget kata-kataku tadi,” Mbah Sastro lalu menuju pancuran yang terbuat dari bilah bambu, membersihkan kakinya, dan mencuci muka, serta membersihkan cangkul yang digunakan membajak sawah. “Hati-hati, Mbah,” kata Deva saat Mbah Sastro

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN