“Hari ini kamu tidak usah ikut Mbah, kamu istirahat saja di rumah.” Mbah Sastro lalu menyeruput sisa kopi, mengambil caping dan pacul lalu berangkat ke sawah, sementara Mbah Kristinah sejak pagi-pagi sekali sudah berangkat ke pasar. Deva menatap halaman dan jalanan depan rumah Mbahnya sementara pikirannya sibuk berkelana memikirkan banyak hal, ia teringat pada keluarga Pakdhe-Pakdhenya, ia ingat tujuannya ke sini yang tak lain ingin belajar dan memperdalam Ajian Brajamusti yang menyimpan banyak misteri itu, tentu saja yang lebih menyita pikiran Deva saat ini adalah wajah cantik Sukesih yang sejak semalam selalu melintas dalam benaknya. Saat itulah dia melihat Sukesih berlari tergopoh-gopoh ke arahnya, jantung Deva kembali berdegup kencang. Tetapi ada yang aneh saat Deva memperhatikan leb