Vania berusaha untuk bersikap sebiasa mungkin di depan sang suami. Guna untuk menutupi rasa gugupnya. "Vania," Panggil Arvin dengan suara seraknya. "Iya. Ada apa Arvin?" Tanya Vania dengan nada yang sebisa mungkin ia buat biasa saja. "Vania, boleh tidak jika aku meminta lagi?" Tanya Arvin dengan wajah memeras. "Minta apa, Arvin?" Tanya Vania pura - pura tak paham. "Vania. A... Aku ingin lagi, aku rasa kau paham dan kau hanya pura - pura tidak paham saja, kan," Selidik Arvin membuat Vania membuang muka ke arah lain karena ketahuan jika sedang berbohong. "Arvin aku rasa saat ini aku belum bisa melayani dirimu. Bagaimana jika nanti malam saja, kau tidak apa - apakan jika harus menahannya untuk nanti malam," Ujar Vania dengan wajah menahan rasa gugup dan takutnya. Takut jika Arvin benar