Kata kataku memang belum seperti fatimah yang lembut dan penuh kesopanan, tapi aku hanya manusia biasa yang belum bisa mengontrol emosi dengan baik.
Nathalia syahnaza
***
Talia POV
Setelah kejadian Tadi disekolah aku merenung ternyata berubah itu butuh kesabaran,ini semua tidak mudah aku Sadar aku harus lebih bisa mengendalikan emosi ku lagi. Tapi Tak apa kedepannya aku harus bisa lebih menjaga perkataan ku lagi.
Drt...drt..
Suara HP membuat ku mengalihkan pandangan dan membuka ponsel ku.
Rey : Tal lo kenapa ribut Sama kakak kelas ?
Pesan yang dikirim singkat rey membuat ku tersenyum. Aku sadar dia perhatian kepada ku hanya sebagai sehabat tidak lebih Karna perasaan rey hanya untuk Bella. Aku juga tidak berharap lebih rey membalas perasaan ku, Karna Allah Maha pembolak balik perasaan seseorang. Mungkin yang kita bertiga rasakan seperti cinta segiempat. Aku menyukai rey, tapi rey menyukai Bella dan Bella malah menyukai Azka. Cukup rumit bukan, tapi kita sudah tidak perduli dengan itu semua tugas kita hanya memperbaiki diri menjadi lebih baik. Allah maha mengetahui segala yang terbaik untuk umatnya.
Me : gpp kok rey, cuma salah paham aja.
Rey : gw denger lo sampe dikatain cewe cewe munafik bertiga Sama Bella dan Aliya.
Me : ya, itu Karna gw ngomong hal yang ga sepantasnya gw ucapin gw juga nyesel ngomong kayak gitu, gw blm bisa kayak Bella yang bisa sabar disaat orang lain menghina rey.
Rey :yaudah gpp, lain Kali jangan gitu lagi, anggep aja yang hari ini buat pelajaran supaya kedepannya ga diulangi lagi. Dan ga perlu jadi Bella cukup jadi diri lo sendiri aja Tal. Gw lebih suka lo yang jadi diri sendiri bukan jadi orang lain.
Suka ? Iya rey kamu suka Sama aku sebagai sahabat aja aku aja yang lagi - lagi baper Sama Kata Kata itu. Mungkin setelah ini aku bakal jarang deket kamu rey untuk memendam semua itu. Menurut kamu Kata Kata itu sepele tapi cukup membuat jantung ku seperti marathon.
Tahan tal tahan....
Me : iya makasih ya udah diingetin.
Rey : Sama Sama tetep sabar ya my best friend ku :*
Lebih baik aku tidak membalas pesan dari rey, jika terus aku balas perasaan ini bukannya menghilang namun akan semakin besar. Aku akan segera Mandi dan menghadapkan diri ku kepada yang mana kuasa agar setiap langkahku diberikan kesabaran olehnya.
.
.
.
.
Rey pov
Kini rey sedang bermain basket dibelakang rumahnya, dan tiba tiba kakak nya sakha datang.
"Udah lama mainnya ?" Kata sakha membuat rey menengok ke kakaknya.
"Mayan, kapan lo pulang ?" Tanya rey.
"Baru aja, gimana sekolah lo ? Dan gimana Bella lo ?"
"Bukan Bella gw kak, pacaran aja belum"
"Terus lu mengharap pacaran Sama dia?"
"Iya, tapi kayaknya ga mungkin"
"Karna Bella suka Sama senior lo ?, terus lo nyerah gitu aja?" Selidik sakha.
"Bukan itu aja kak masalahnya." Kata rey menghentikan permainan basketnya dan duduk disebelah kakak nya sambil minum es jeruk yang disediakan pembantu rumahnya.
"Terus ?"
"Ya Bella sekarang udah berhijab, dia lebih fokus memperdalam agama dan dia udah ga mikirin cinta lg, setelah kita tau pacaran itu haram dia udah Gamau pacaran, dan satu lagi dia aja Sama gw udah jaga jarak Karna mandang gw bukan mahrom tapi bener juga sih" Kata rey sambil mengingat perubahan Bella.
"Terus lo gaada niatan berubah juga ?"
"Ya adalah justru gw mau perbaikin diri gw juga kalo kelak nanti gw pantes sama Bella" Kata rey.
"Aneh, masa Bella berubah gitu aja ?"
"Ada temen baru namanya aliya dia yang ngasih tau pelajaran pelajaran Islam sampai dia berubah gini"
"Aliya ? Nama nya ga asing Sama seseorang" Kata sakha.
"Yaelah kak, nama aliya banyak Kali jangan lo pikir dia aliya lo yang dulu lo sakitin kak, Karna itu GA MUNGKIN Karna aliya yang ini jauh beda ama aliya lo yang dulu."
"Yah bisa aja kan, gw nyesel pernah nyia - nyiain dia dulu coba aja dia ga gw selingkuhin pasti hubungan kita masih langgeng dan gabakal lost contact"
"Yaudah lah lebay lo, kalo jodoh juga lo bakal ketemu lagi Sama dia gausah sok dramatis deh" Kata rey sambil tertawa.
"Syaland lu dek" dan rey tetap tertawa mendengar gerutuan kakaknya
"Ah iya gw lupa nanyain talia gimana kabarnya ?"
"Oh iya dia baik juga, dia udah mulai berhijab"
"Ah gadis imut itu Bikin kakak kangen karna kejudesannya"
"Hahaha masih aja lo Inget, gw kadang suka bingung orang tua nya baik kok anak nya galak banget yak" Kata rey.
"Cielah pake dipikirin segala ntar suka loh deh" Kata sakha menggoda.
"Engga lah kita aja ribut mulu kalo ketemu yakali dia suka gw ga mungkin banget" Kata rey
"Gaada yang ga mungkin loh dek, bisa aja dia galak untuk menutup diri bahwa dia suka lo"
"Sotoy lu kak"
"Hati - hati aja dek, benci bisa jadi cinta loh kayak lagunya wali"
"Zigaz bodoh, mana ada wali nyiptain itu, lagian gw ga benci kalo benci tuh ga kayak gitu."
"Oiya ya lagunya wali mah tomat ya, tuh lagu cocok buat lu dek kerjaan lo kan maksiat aja.. Lo ga benci tapi ribut mulu apa bedanya."
"Sialan lo maksiat dari mana, nakal gw paling cuma n*****a doang ga lebih... Beda lah, udah kalo lu suka Sama Sama Talia ntar gw bilang kak gausah mojok - mojok in gw" Kata rey.
"Astagfirullah dek jadi lo selama ini minum barang haram.!!!! MAMA......" rey langsung membekap mulut comel kaka nya, ingin sekali ia menelan hidup kakak nya ini, kakak nya ini tidak bisa membedakan mana bercanda mana tidak.
"Kakak bercanda bodoh"
"Lah kamu Tadi ngomongnya serius, beibz" Kata sakha dengan Nada yang membuat rey bergidik ngeri.
"Dasar s***p, minum obat sono kak kambuh tuh gila lo" Kata rey sambil pergi meninggalkan kakaknya. Dan kakak nya hanya melihat adik nya dengan tertawa.
Rey sedari dulu memang tidak suka mendengar lelaki yang berlagak perempuan dia trauma dengan banci yang pernah mencium nya dulu sehingga dia langsung kabur meninggalkan kakaknya. Dia takut kejadian menjijikan dulu terulang.