PROLOG
Talia sedang berjalan-jalan di taman, menikmati semilir angin yang menerbangkan hijab panjangnya yang terurai. Melihat anak-anak yang bermain dengan gembiranya, tanpa beban yang dipikirkannya. Mereka seakan berlarian dengan bebasnya dan tanpa masalah yang menghampiri.
Saat sedang asyik, mengamati mereka tiba-tiba seseorang datang dan menghampirinya. Tali masih belum sadar dengan kehadiran seseorang di dekatnya.
"Mereka terlihat polos ya, bersenda gurau tanpa terlihat pusing memikirkan masalah orang dewasa."
"Iya." jawab Talia yang belum sadar kedatangan seseorang.
Lama mengamati mereka Talia pun mengerutkan keningnya, menyadarai siapa tadi yang mengajaknya bicara. Dia pun segera menengok ke sebelahnya dan melihat orang tersebut.
"Rey...."
"Hai," jawab Rey dengan senyum manisnya.
"Astagfirullah, Rey, maaf aku harus pergi," kata Talia yang ingin pamit saat dia melihat ternyata Lelaki itu adalah Rey.
"Talia sampe kapan sih kita kayak gini, sampe kapan kamu mau menghindari aku? Bagaimana aku harus buktiin kalo aku udah nggak ada perasaan lagi sama Bella. Aku mulai tertarik sama kamu, Tal."
"Maaf, Rey, aku lagi buru-buru" Talia hendak pamit sebelum akhirnya Rey menahannya.
"Talia jawab aku dulu!" Talia menghembuskan nafasnya kasar dan mulai berbicara.
"Rey, kalo kamu hanya tertarik sama aku itu nggak buat aku puas, Rey, apa kamu pikir cinta dinilai dari ketertarikan Rey? Aku nggak mengharapkan kamu membalas cinta aku, Rey. Aku mengungkapkan perasan aku ke kamu supaya ... supaya ... supaya aku lega dengan semuanya. Aku fikir awalnya aku bisa seperti Fatimah yang menyimpan perasaannya dalam diam, namun, nyatanya aku nggak bisa. Tapi, nggak papa anggep aja itu semua nggak penting, kejar cinta kamu untuk mendapatkan, Bella, Rey kalau kamu bahagia aku juga bahagia." Talia tulus mengatakan itu. Jodoh sudah ada yang mengatur jadi dirinya tidak perlu khawatir akan hal itu.
"Nggak, Tal! Kamu salah. Aku ... Aku ... Aku memang masih menyimpan perasaan untuk, Bella. Tapi, aku tahu rasanya mencintai namun tidak dicintai kembali. Sakit, Tal dan aku tahu apa yang kamu rasain! Aku nggak mau kamu merasakan hal yang sama kayak aku. Aku akan berusaha mencintai kamu, Tal kasih aku waktu," jawab Rey memohon.
"Entahlah, Rey, serahkan semuanya hanya kepada Allah, semua Allah yang mengatur aku harus mencintai penciptanya dahulu baru mencintai makhluknya. Aku akan terus menunggu seseorang yang memang Allah berikan kepadaku nantinya. Aku permisi, Rey. Assalamualaikum," jawab Talia segera pergi
"Aku bakal buktiin kalo aku bakal berusaha untuk mencintai kamu dan memiliki kamu atas izin Allah," kata Rey. Talia sempat berhenti sejenak untuk mendengarkan ucapan Rey. Ada perasaan haru dalam diri Talia. Tapi, dia tetap menunggu Rey membuktikan ucapannya itu.
Rey hanya mampu melihat punggung Talia yang lama-lama menjauh tak terlihat, dia hanya berdoa semoga Allah merestui mereka dan Allah mempersatukannya dalam ikatan halal pernikahan nantinya. Ya, itulah harapannya sekarang. Bella sudah bahagia dengan Azka tidak seharusnya dia merusak kebahagiaan sahabatnya itu.