Setiap saat aku selalu bilang benci dirimu, tapi kasih sayangku padamu menolak kebencian itu
~Nevada Louisa Amara~
Seorang wanita cantik sedang sibuk di dapur, menyiapkan sarapan untuk dirinya sebelum berangkat kerja. Senyum lebar menghiasi bibirnya saat mengingat lamarannya telah diterima hanya dalam waktu sehari, setelah selesai mengoles selai cokelat di rotinya, ia pun langsung duduk di meja makan sambil mengunyah roti buatannya.
"Ting tong."
"Astaga, pria itu menganggu diriku saja, baru saja aku makan."
Nevada langsung bangkit dari duduknya lalu berjalan untuk membukakan pintu untuk Darrel, karena siapa lagi orang yang tahu tempat tinggalnya sekarang kecuali Darrel.
"Selamat malam, Darrel."
Walaupun kesal karena acara makannya diganggu, Nevada tetap tersenyum manis agar Darrel tak bosan melihatnya. Kening Darrel mengerut bingung melihat reaksi Nevada saat melihatnya, ia pun memilih masuk ke dalam dan tak menghiraukan Nevada.
"Kau ingin ke mana pakaian rapi seperti itu di malam hari lagi?"
"Hem ...
Nevada berusaha berpikir cara terbaik untuk berbohong karena ia tak mau Darrel tahu pekerjaannya, pasti pria itu akan menolak pekerjaannya. Sedangkan Darrel sibuk memakan roti yang sudah digigit Nevada sampai habis.
"Kenapa diam? Kau ingin ke mana?"
"Aku ada janji dengan temanku, kau tahu kan bersenang-senang sedikit."
Darrel menatap penuh curiga pada Nevada saat melihat tingkah laku wanita itu terlihat aneh, terlihat seperti menyembunyikan sesuatu darinya. Nevada sendiri langsung mengambil tasnya dan pamit pergi karena tak mau Darrel akan mengetahui kebohongannya.
"Aku pergi dulu Darrel, aku sudah bawa kunci cadangan jadi tak perlu menungguku!"
Nevada berlari ke arah pintu dan langsung menutup pintu tersebut, ia mengusap dadanya yang berdetak kencang karena takut Darrel menyadari kebohongannya. Nevada pun langsung berjalan dengan anggun keluar dari apartemen ini.
[][][][][][][][][][]
Nevada menatap alamat di kertas yang ia pegang dan Club malam di depannya secara bergantian, ia takut masuk ke dalam sana meskipun sudah pernah masuk tapi jelas beda keadaan. Saat itu Nevada frustasi tapi sekarang ia sadar 100% akan bahaya yang menanti di tempat nista itu.
"Alamatnya benar, tapi kok di Club ya kerjanya? katanya kerja jadi pelayan, apa kerjanya di sini?"
Tak ingin terus bertanya-tanya sendiri akhirnya Nevada memutuskan untuk masuk, tatapan liar dan siulan menggoda dari pria muda hingga muda tertuju pada Nevada saat sudah masuk ke Club ini.
Tangan Nevada memeluk erat tas kecil yang ia bawa, bukan karena takut dicuri lagi pula tak ada barang berharga di tas tersebut, tapi karena ia takut dan berusaha melindungi diri dengan tas itu walaupun terkesan aneh.
"Nevada ya?"
Nevada menatap wanita seksi di depannya dari atas sampai bawah, ia bahkan lupa sopan santun saat melihat seseorang namun gaun tipis, ketat, dan super pendek membuat Nevada menelan ludah dengan kasar.
"Kenapa diam saja, kau Nevada kan?"
Nevada mengangguk sebagai jawaban, ia sadar bahwa sekarang ia terlihat seperti orang dungu. Wanita itu memutar mata jengah melihat tingkah aneh Nevada, tanpa mengatakan apa pun wanita itu menarik Nevada ke arah sebuah kamar dan Nevada hanya diam mengikuti.
Kening Nevada mengerut bingung saat wanita seksi yang ia tak tahu namanya itu sedang sibuk mencari pakaian, lalu melempar pakaian tersebut ke arah Nevada.
"Ini untuk apa?"
"Temanmu sudah memberitahuku, kau butuh pekerjaan. Jadi ganti pakaianmu itu dengan pakaian yang sudah aku pilih. Jangan bicara dan cepat ganti baju."
Wanita itu menatap tak suka pada kemeja dan rok selutut yang Nevada pakai, lalu keluar dari ruang ganti tersebut meninggalkan Nevada yang menatap kesal pada punggung wanita itu.
Nevada menatap gaun yang sama hanya beda warna seperti yang wanita tadi pakai, meskipun begitu Nevada tetap mengganti pakaiannya karena mungkin saja ini pakaian. Nevada menatap tak suka pada pantulan dirinya di kaca, sekarang ia terlihat seperti wanita penghibur.
"Mana ada seragam sangat seksi seperti ini?"
"Nevada cepat!"
"I ... iya!"
Nevada keluar dari kamar ganti itu, sedangkan wanita berpakaian seksi itu tersenyum puas melihat penampilannya sekarang. Ia langsung menarik Nevada memasuki sebuah kamar yang terletak di pojok ruangan, wanita itu hendak meninggalkan Nevada di kamar namun Nevada mencegah tangannya.
"Aku mendaftar jadi pelayan, kenapa di bawa ke kamar?"
"Untuk hari pertama, kau disuruh melayani pria yang akan masuk ke kamar ini. Itu ada minuman dan makanan, apa pun yang dia minta, kau berikan, mengerti?"
"Baiklah."
Wanita itu meninggalkan Nevada sendirian, sedangkan Nevada duduk dengan gelisah, jantungnya berdetak kencang memikirkan pekerjaan yang ia lakukan yang menurutnya sangat aneh.
Suara pintu terbuka membuat Nevada sontak berdiri dan ia melihat seorang pria dengan punggung tegap sedang mengunci pintu tersebut. Nevada tak bisa melihat jelas wajah pria itu, namun saat pria itu membalik badan ia menatap terkejut pada Nevada begitu pun dengan Nevada.
"Nevada?!"
"Darrel?!"
"Apa yang kau lakukan di sini? kau wanita penghibur?"
"Ti ... tidak, aku pelayan di sini."
Darrel menatap tak percaya dengan apa yang dikatakan wanita di depannya apalagi saat melihat pakaian yang dikenakan wanita itu yang merupakan seragam wanita penghibur di sini.
Amarah menguasai dirinya hingga ia mendorong Nevada ke tembok dengan kasar, rintihan kesakitan keluar dari bibir Nevada saat punggungnya bertabrakan dengan dinding dengan keras.
Nevada tak tahu kenapa Darrel terlihat begitu marah dan bersikap kasar padanya, pasti pria itu kesal karena ia bekerja jadi pelayan namun pekerjaannya kan halal walaupun tempatnya nista.
"Jangan mencoba membohongiku jalang! apa yang kau lakukan di sini?! apa uang aku berikan tak cukup hingga kau menjual diri?! dasar murahan!"
Belum sempat Nevada mengatakan apa pun, Darrel sudah menamparnya dengan begitu keras hingga tubuhnya terhuyung ke samping. Isak tangis keluar dari bibir Nevada saat pipinya terasa sangat sakit dan perih.
Ingatkan Nevada ini kedua kalinya ia dipukul selama hidup ini, tangan Darrel mengepal kuat saat melihat gaun yang dipakai Nevada, ia tak suka mengetahui Nevada ingin menjual diri ke orang lain selain dirinya.
Belum cukup menampar dirinya, Darrel pun menarik rambutnya hingga Nevada terpaksa berdiri. Nevada ingin menjelaskan pada Darrel namun suaranya seakan tertelan oleh rasa sakit.
"Berapa pria yang menyentuhmu jalang?! jawab!"
Nevada menggeleng dengan lemah karena memang ia tak menjual diri di sini tapi untuk menjadi pelayan, Darrel yang tak puas akan jawaban Nevada langsung mendorong Nevada ke atas kasur tanpa belas kasihan.
"Darrel, a ... aku bersumpah tak menjual diri di sini, aku berniat menjadi pelayan bukan wanita penghibur."
"Ya, pelayan nafsu pria kan?! orang di sini menyebut wanita sepertimu adalah pelayan!"
Tubuh Nevada diam terpaku saat mendengar ucapan Darrel, jadi temannya sendiri mengajukan dirinya sebagai wanita penghibur. Pantas Darrel mengiranya wanita penghibur, apalagi dengan pakaiannya yang seperti ini. Nevada mengutuk kebodohannya yang percaya orang asing dengan sangat mudah.
Tapi kenapa Darrel ke sini padahal pria itu tahu ini tempat pemuas nafsu para pria? Nevada tak mau hanya dia yang disalahkan karena ia pun ditipu bukannya ikhlas berada di sini, Nevada menghapus air matanya dengan kasar lalu berdiri di hadapan Darrel dan menatap tajam pria itu.
"Kau menyakitiku dengan alasan karena aku berada di sini, lalu kenapa kau berada di sini?! Mau mencari p*****r untuk nafsu binatangmu?!"
"Tutup mulutmu itu, kau tak punya hak menuduhku dengan mulut kotormu!"
"Dan kau pun sama! Kau tak punya hak menyakiti dan menghakimiku!"
Nevada menatap penuh amarah pada pria di depannya sambil menunjuk wajah tampan tersebut, Darrel berusaha menahan tangannya agar tidak melayang di pipi Nevada yang sudah memerah karena bekas tamparannya.
Sedangkan Nevada memilih duduk untuk menenangkan dirinya dari rasa amarah dalam dirinya, ia tak bermaksud berkata kasar pada Darrel namun pria itu yang memulai duluan menuduh dan berkata kasar bahkan menyakitinya.
Baru saja Nevada duduk sebentar namun Darrel sudah menarik tangannya dengan kasar, membuat Nevada berdiri dan mengikuti langkah panjang pria itu yang keluar dari kamar ini.
"Kita mau ke mana?"
"Pulang, saya sesak lihat kelakuan memalukan kamu."
"Saya juga sama, bedanya saya jijik lihat kelakuan binatang kamu!"
Setelahnya keduanya menutup mulut masing-masing dan membiarkan keheningan tercipta di antara keduanya. Meskipun merasa sakit fisik dan batin namun entah kenapa Nevada masih bersyukur setidaknya Darrel yang masuk ke kamarnya, bukan pria lain.
Membayangkan pria lain yang masuk ke kamarnya mampu membuat Nevada merasa jijik pada dirinya sendiri. Nevada menoleh ke arah Darrel, wajah pria itu mengeras dan ia yakin pria itu masih marah akan kejadian tadi.
[][][][][][][][][][][][]
Langkah kaki Nevada terseret-seret mengikuti langkah kaki Darrel, pria itu menarik kasar pergelangan tangannya hingga memerah namun Nevada memilih diam dan mengikuti saja, ia terlalu malas berdebat.
Darrel dan Nevada sontak berhenti bersamaan saat melihat pintu apartemen mereka terbuka, saat melihat kondisi pintu yang rusak, keduanya yakin bahwa pintu tersebut dibuka secara paksa dan kasar.
"Darrel, apa ada maling?"
"Aku pun tak tahu, tadi aku sudah menutup pintu dengan benar."
Nevada sontak mendekat pada Darrel dan memeluk lengan pria itu dengan erat karena takut ada maling di dalam sana, Darrel pun memilih masuk perlahan-lahan dan berusaha tidak menimbulkan suara agar orang yang memasuki rumahnya tanpa permisi tidak mengetahui kehadirannya dengan Nevada.
"Darrel kita lapor polisi saja."
"Tidak perlu."
"Kenapa?"
"Bisakah kau diam?"
"Baiklah."
Untuk berjaga-jaga, Nevada mengambil sapu di sudut ruang depan dan terus mengikuti langkah Darrel dari belakang agar jika malingnya memukul yang pertama kena adalah Darrel dan dirinya kabur. Tanpa sadar Nevada terkikik lucu membayangkan hal itu.
Tawa Nevada terhenti seketika saat melihat pelaku yang memasuki apartemen ini dengan paksa, Darrel menggenggam tangan Nevada dengan erat membuat wanita itu menoleh ke arahnya. Enam orang lainnya yang berada di ruangan tersebut pun menatap tajam dan tak suka pada Nevada dan Darrel.