Kenapa masa lalu itu seperti bayangan, selalu mengikuti di mana pun dan kapan pun kita berada?
~Nevada Louisa Amara~
Pegangan tangan Nevada dan Darrel terlepas saat melihat keluarga lengkap Nevada ada apartemen ini, Omar yang merupakan kakak laki-laki Nevada yang baru bisa pulang dari Amerika setelah menyelesaikan studinya langsung berjalan ke arah adiknya dan menarik adiknya untuk berada di dekat keluarga bukan pria asing itu.
"Lepaskan tanganku kak."
"Jangan gila Nevada, kau lebih memilih bersama b******n ini dan hidup bebas tanpa aturan dari pada bersama keluargamu dan menjadi wanita baik-baik."
"Cih, lebih baik aku menjadi w************n dari wanita baik-baik tapi tak ada yang mendukungku saat sulit!"
Nevada mulai bicara dengan nada naik satu oktaf, walaupun Nevada marah pada keluarganya namun ia tetap memanggil Omar dengan panggilan kak, Nevada menghempaskan tangan Omar lalu berjalan ke arah pintu.
"Pintu ini terbuka lebar untuk kalian semua agar keluar dari apartemen kekasihku!"
"NEVADA JAGA SIKAPMU!"
Hilma berteriak sambil menatap tajam Nevada mengingatkan putrinya akan sopan santun bicara pada orang tua dan saudaranya, bukannya merasa takut dan bertingkah lebih sopan dan baik, Nevada malah berani menarik tangan Ario dan Faira, lalu ibu, ayah, dan kakak laki-lakinya keluar dari apartemen ini dengan paksa.
Semua anggota keluarga menatap tak percaya pada Nevada yang sudah berubah 180° dan berani bersikap kasar dan tak patuh akan perintah orang tua, Nevada hendak menutup pintu apartemen namun ayahnya mencegah dengan mendorong pintu itu kembali dengan kekuatannya.
"Kembalilah Nevada, kau ingin meninggalkan pria tua ini sendirian."
Sang ayah menatap sendu dan penuh kerinduan pada putri sulungnya, Nevada memilih mengalihkan pandangannya karena takut menjadi lemah di hadapan ayahnya.
Darrel yang melihat Nevada mulai melemah di hadapan ayahnya langsung menghampiri Nevada dan menggenggam tangannya dengan erat membuat Nevada mengangkat pandangannya dan menatap Darrel dengan tatapan sendu.
"Nevada, kau tak butuh mereka dalam hidupmu sama seperti mereka yang tak butuh dirimu dalam hidup mereka, mereka sendiri yang merenggut kebahagiaanmu dan tak peduli akan kebahagiaanmu sehingga kau sendirian dalam kesedihan, jangan jadi bodoh untuk hari ini."
"Tutup mulut kamu!"
Ario yang sedari tadi menahan marah melihat interaksi keduanya langsung memberikan bogeman mentah ke pipi Darrel hingga lebam, Nevada langsung mendorong Ario menjauh saat pria itu ingin menonjok lagi Darrel.
"Sekali lagi kau memukulnya maka aku tak akan segan-segan membunuhmu!"
Nevada berdiri di hadapan Darrel berusaha menghindari Darrel dari pukulan Ario, ia menatap tajam dan menunjuk Ario. Faira hanya menatap sendu keduanya karena sampai kapan pun hubungan Nevada dan Ario akan tetap terjalin walau bibir mengatakan tidak namun hati mendambakan satu sama lain.
Darrel tersenyum miring sambil menatap mengejek ke arah Ario, tak apa ia mengalah hari ini asal Nevada mendukungnya.
"Menjadi orang tua adalah hal yang tersulit Nevada, saat itu mama hanya memikirkan bayi Faira Nak, bagaimana kalau bayi itu terlahir tanpa ayah? semua akan mencaci maki Faira dan bayinya, tapi kau masih bisa memulai kehidupan baru Nak."
Hilma berusaha bersikap lembut pada Nevada, saat ini jika Nevada tambah dikerasin maka ia akan lebih keras kepala, Hilma menggenggam lembut tangan putrinya lalu memeluknya dengan penuh kasih sayang.
Nevada luluh dalam pelukan sang ibu, ia hendak membalas pelukan sang ibu ibu namun Darrel lebih dulu memisahkan pelukan tersebut dengan paksa. Entah Nevada harus berterima kasih atau marah karena tindakan tak sopan Darrel yang menyadarkannya.
"Keluar dari apartemen saya sekarang! Atau saya panggilkan polisi dan memasukkan kalian ke kantor polisi atas tuduhan memasuki kediaman seseorang tanpa izin!
Darrel langsung mendorong mereka semua keluar dari apartemennya lalu menutup dan mengunci rapat-rapat pintu tersebut agar keluarga Nevada tak bisa masuk lagi dan meracuni otak Nevada untuk pergi darinya.
Nevada menatap sendu pintu tersebut, tanpa sadar ia berjalan ke arah pintu itu namun Darrel menarik tangannya dan memeluk erat Nevada hingga Nevada merasa sedikit sesak nafas.
"Apa aku salah memilih langkah, Darrel?"
"Kau sudah benar Nevada, inilah jalan terbaik di hidupmu, jangan pernah berpikir untuk kembali ke belakang dan melupakan segalanya, jangan pernah tinggalkan kehidupanmu sekarang."
"Karena aku sudah bergantung padamu Nevada dan aku tahu setelah kau kembali ke keluargamu, mereka pasti tak akan menerima hubungan kita karena aku bukan pria baik-baik," lanjut Darrel dalam hati karena ia tak mungkin memberitahu alasannya pada Nevada.
Entah kenapa Nevada merasa bahwa ada ketakutan dan rasa khawatir di pelukan dan perkataan Darrel namun ia langsung mengenyahkan pikiran tersebut karena mengingat hubungan mereka hanyalah hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain tanpa ada landasan perasaan.