Aku tidak tahu
Masa depanku bagaimana?
Tapi aku tidak pernah menyangka akan seburuk ini masa depanku
~Nevada Louisa Amara~
Nevada langsung berlari ke arah Faira, air mata mengalir deras di kedua pipinya saat ia memeluk adiknya yang berbaring tak berdaya dengan darah mengalir dari keningnya, warga sekitar langsung berkerumun dan menatap kasihan pada Faira.
"Faira bangun, jangan tinggalkan kakak, kakak sayang kamu. Kakak janji enggak akan membenci kamu lagi tapi bangun, jangan buat kakak takut."
Nevada terus mengguncang pelan tubuh adiknya, berusaha membangunkan Faira namun nihil adiknya tak kunjung bangun. Ario yang melihat kondisi Faira, menatap tak percaya bahwa ini yang akan terjadi, ia hanya ingin membuat wanita yang sedang mengandung darah dagingnya ini sadar posisinya hanya menjadi benalu di kehidupan Ario.
"Jangan sentuh adik saya, kamu penyebab Faira kecelakaan, dasar pria biadab!"
Nevada menghempaskan tangan Ario dengan kasar saat ingin menyentuh Faira dan berniat menggendong adiknya, ia menatap tajam dan penuh kebencian pada Ario. Sungguh ia menyesal pernah mencintai b******n seperti pria itu, Ario sendiri menatap penuh permintaan maaf pada Nevada namun wanita itu mengalihkan pandangannya, tak sudi menatap pria biadab itu.
"Nevada maafkan saya, saya tidak bermaksud membuat Faira kecelakaan. Semua itu terjadi begitu saja, ini juga Salah Faira yang tidak melihat jalan."
"Sekali lagi kamu menyebut nama adik saya dengan mulut kotor kamu, saya berjanji akan merobek mulut kamu!"
Ario menelan ludah dengan kasar begitu pun para warga saat mendengar ucapan mengerikan dari Nevada apalagi tatapan membunuhnya yang seakan siap menerkam siapa pun jika tak menuruti perkataannya, hal itu membuat Ario diam dan tak bergerak.
"Sabar Faira, kamu harus kuat demi anak kamu, kakak panggilkan Ambulans dulu."
Nevada mengeluarkan ponsel di saku celananya lalu menekan nomor darurat rumah sakit, belum sempat telepon tersebut tersambung, sosok Darrel sudah lebih dulu melewati kerumunan tersebut dan langsung menggendong Faira membuat Nevada langsung berdiri dan menatap tak percaya pria itu ada di sini.
"Masuk mobil, kita harus bawa adik kamu segera ke rumah sakit."
Tak ingin mengulur waktu dengan bertanya karena bisa membahayakan nyawa Faira dan anaknya, Nevada pun mengangguk mengerti dan menyusul Darrel dari belakang, entah kapan pria itu datang namun mobilnya sudah terparkir di belakang mobil Ario.
Nevada berhenti sebentar di hadapan Ario untuk memberikan peringatan pada pria ini, ia menatap tajam pria itu lalu menarik kerah kemeja Ario dengan kuat hingga tubuh pria itu mendekat padanya. Sebuah bisikan mengerikan diberikan Nevada pada telinga Ario.
"Kalau sampai terjadi sesuatu dengan adik saya atau anaknya, bersiaplah menghadapi maut dari diriku."
"Nevada cepat masuk!"
Darrel berteriak sambil menatap tak suka pada kedekatan Nevada dan Ario, Nevada pun mengangguk dan langsung berlari ke arah mobil Darrel dan masuk ke dalam mobil. Mobil tersebut pun berjalan dengan kecepatan maksimal menuju rumah sakit terdekat dan meninggalkan Ario yang menatap datar mobil Darrel.
"Enggak akan saya biarkan kamu mengambil Nevada dari saya, sebelum saya bisa mendapatkan Nevada kembali, Faira harus tetap digenggaman saya."
Tatapan Ario memancarkan keseriusan dan amarah terbukti dengan kepalan tangan yang kuat dan memerah, pria itu pun menelepon seseorang yang bisa melancarkan rencananya secara tidak langsung, setelah panggilan diterima, tanpa basa-basi Ario langsung mengatakan tujuannya menelepon dan langsung mematikannya tanpa menunggu orang itu membalas.
"Mama mertua, Faira mengalami kecelakaan yang membuat kondisinya sangat parah dan buruk, ia sudah dibawa ke rumah sakit sekarang, semua ini Salah Nevada yang menghina, mencaci maki, dan mempermalukan Faira di depan umum hingga Faira berlari dengan berurai air mata dan tak melihat jalan sehingga kecelakaan itu bisa terjadi."
Di sisi lain, Nevada terus berusaha mengajak Faira bicara walaupun tak dibalas oleh perempuan itu, Darrel pun berusaha lebih cepat mengemudikan mobilnya agar segera sampai di rumah sakit, sepanjang jalan Darrel terus membunyikan klakson hingga mereka sampai di rumah sakit yang untungnya dekat.
Darrel langsung membuka pintu mobil dan menggendong Faira dalam pelukannya, lalu berjalan memasuki rumah sakit tanpa menunggu Nevada, Nevada sendiri sempat terdiam sebentar melihat Darrel yang terlihat lebih khawatir pada Faira dari pada dirinya, prasangka buruk tak bisa Nevada cegah untuk tidak terpikir melihat tindakan Darrel namun ia langsung menggelengkan kepalanya dan mengusir prasangka buruk itu dari otaknya.
"Darrel bukan Ario, berhenti berpikir buruk Nevada!"
Nevada langsung keluar dari mobil dan menyusul Darrel masuk ke dalam rumah sakit, saat sudah masuk rumah sakit ia kehilangan jejak Darrel sehingga harus bertanya dulu pada resepsionis.
"Pasien atas nama Faira, baru saja datang bersama dengan seorang pria, dia korban kecelakaan."
"Oh ada di ruang UGD, di sebelah kanan paling ujung."
"Terima kasih."
Nevada langsung berlari ke arah Yang ditunjukkan resepsionis itu, saat hendak berbelok kanan ia berpapasan dengan Darrel yang sepertinya mencari dirinya. Pria itu menatap tajam dirinya dan tanpa mengatakan apa pun menarik tangannya lalu duduk di depan ruang UGD.
"Jadi mana pengacara yang kau katakan sebagai kekasihmu?"
"Aku bohong, kekasih biasa saja enggak punya apalagi pengacara kaya raya."
Seakan tak merasa bersalah karena sudah berbohong, Nevada malah tersenyum lebar lalu memeluk lengan Darrel dengan mesra sambil menyandarkan kepalanya di pundak kokoh pria itu, semua itu ia lakukan agar Darrel tak marah padanya.
Darrel sendiri hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah wanita simpanannya ini, melihat sikap sok manis wanita itu mana mungkin ia bisa marah pada Nevada. Darrel mengusap lembut rambut panjang Nevada lalu menghirup aroma Mawar dari rambut Nevada, hal itu membuat keningnya berkerut bingung.
"Ganti shampoo?"
"Iya, aku baca di artikel kalau pria dewasa itu suka wanita dengan aroma seksi seperti mawar bukan wangi anak kecil yaitu strawberry."
"Wangi apa pun aku suka kalau wangi itu dari kamu."
"Besok aku ganti shampoo wangi kotoran sapi lah."
Ucapan Nevada membuat Darrel menjauhkan tubuhnya dari wanita itu, ia menatap tajam Nevada membuat wanita itu langsung memeluk erat dirinya dari samping sambil tertawa terbahak-bahak sampai suster yang lewat menegur wanita itu membuat Nevada menutup mulutnya dengan telapak tangan.
"Aku bercanda, nanti kamu enggak suka lagi sama aku terus aku hidup pakai uang siapa?"
Darrel hendak membalas ucapan Nevada namun terhenti saat tiba-tiba saja seseorang menarik kasar lengan Nevada untuk berdiri dengan paksa lalu menampar keras pipinya hingga hampir terjatuh ke lantai rumah sakit kalau saja Darrel tak langsung menangkapnya.
"Mama."
"Jangan panggil saya mama, saya malu punya puteri seperti kamu!"
"Apa maksud mama?"
Nevada menatap bingung pada mamanya yang menatap tajam dan amarah pada dirinya, Darrel sendiri menatap tajam mama Nevada dengan tangan mengepal kuat saat melihat perlakuan buruk wanita tua itu pada puteri kandungnya sendiri, Darrel hendak maju dan membalas wanita tua itu melupakan perbedaan Gender dan umur di antara keduanya namun Nevada mencekal tangannya sambil menggelengkan kepala, tak mau Darrel membuat salah satu keluarganya terluka.
"Ayah kecewa sama kamu, ayah maklum jika kamu marah dan kecewa dengan Faira karena telah merebut Ario tapi bukan seperti ini cara membalasnya, kau menghina dan mencaci maki Faira di depan umum hingga adikmu mengalami kecelakaan karena terus berlari menjauhi dikarenakan malu."
"Ayah ini bukan salah Nevada, ini salah ...
"Sudah lah Nevada, kamu mau mengelak apa lagi, saya saksi kejadian itu, saya melihat sendiri kamu mengatakan hal buruk dan tidak pantas pada Faira sampai istri menangis dan berlari sehingga kecelakaan itu pun terjadi."
"b******n!"
Darrel yang sudah tak sanggup lagi menahan amarah langsung memberikan bogeman kuat pada pipi Ario, hingga pria itu tersungkur tak berdaya di lantai. Tak cukup satu bogeman berbagai bogeman menyakitkan diberikan Darrel. Ayah, mama, dan kakak Nevada berusaha menahan Darrel yang hendak memukul lagi Ario sedangkan Nevada hanya diam dan menatap datar Ario yang dipukuli Darrel.
"Nevada hentikan Darrel, dia bisa membunuh Ario!"
"Biarkan, biarkan saja pria itu mati di sini."
Omar yang sedari tadi mengguncang lengan Nevada agar adiknya bertindak menjadi berhenti dan menatap tak percaya pada adiknya yang hanya diam menatap ke arah Darrel yang terus memukuli Ario tanpa belas kasihan, Omar tak tahu apa yang sebenarnya terjadi sampai Faira masuk rumah sakit namun melihat reaksi dan tatapan penuh kebencian Nevada pada Ario membuat dirinya ragu akan apa yang diucapkan Ario.
"Bangun kamu! Kamu pria kan? Pria melawan bukan pakai mulut melainkan otot, kamu berani fitnah Nevada padahal saya dengar semuanya, kamu minta balikan pada Nevada padahal istri kamu ada di sana hingga dia mengalami kecelakaan karena tak sanggup melihat kelakuan hina suaminya!"
Ayah Nevada yang tak terima menantunya dituduh langsung mendorong Darrel dan menampar pria itu dengan keras membuat Nevada menatap tak percaya akan ayahnya yang sudah dibutakan oleh ucapan pria itu.
"Jaga ucapan kamu! Menantu saya enggak mungkin melakukan hal itu, dia itu pria baik-baik."
"Pria baik-baik? Pria baik-baik mana yang menghamili adik calon istri sendiri, pria baik-baik mana yang masih mencintai wanita lain padahal sudah menikah, pria baik-baik mana yang menyatakan perasaannya pada wanita di depan istrinya sendiri dan berani memfitnah seorang wanita, seperti dia bukan pria baik-baik melainkan b******n!"
"Dasar anak tidak tahu diri!"
Mama Nevada yang hendak menampar puterinya sendiri langsung terhenti saat tangannya ditangkap oleh Darrel, pria itu menggenggam erat pergelangan tangan wanita tua ini lalu menghempaskan tangan tersebut dengan kasar hingga pemiliknya merintih kesakitan.
"Berani Anda tampar Nevada lagi, saya akan membunuh Anda. Saya sudah tidak peduli lagi siapa kalian semua, saya tidak masuk penjara asal Nevada bisa aman bersama saya. Kami akan menjauh dari hidup kalian, tapi jangan lupa tanyakan kebenarannya pada puteri bungsu kalian yang sama murahannya dengan suaminya."
Darrel menatap tajam setiap anggota keluarga Amara, ia tak hanya mengancam namun berani melakukannya jika ada yang berani melukai Nevada lagi. Setelahnya ia menggenggam pergelangan tangan Nevada dengan lembut dan berjalan beriringan meninggalkan keluarga Amara yang menatap datar kepergian mereka.
Nevada meneteskan air mata karena merasa sedih dan kecewa melihat keluarganya sendiri terutama mama, orang yang mengandung dan melahirkannya malah menamparnya dan lebih percaya pada Ario yang hanya seorang menantu dari pada puteri kandungnya sendiri, ia menoleh ke belakang untuk terakhir kalinya berusaha mencari penyesalan di keluarganya namun mereka malah duduk dan tak peduli akan kepergiannya membuat hatinya semakin tersayat.
Di sisi lain Faira yang sudah sadar dan sedang diperiksa dokter menatap berkaca-kaca pada apa yang ia lihat, sekarang ia benar-benar menjadi wanita jahat yang merusak kehidupan kakaknya baik percintaan maupun keluarga.
"Maafkan aku kak, aku telah sangat jahat pada kakak."
Tangerang, 05 Juni 2020