Kebersamaan kita ternyata
Tetap kau anggap sebagai uang
~Darrel Geonino Harianja~
Nevada menatap kagum dan takjub pada gedung pencakar langit yang terlihat megah dan sangat besar di depannya ini, bahkan ia sampai meneguk ludahnya dengan susah payah saat melihat salah satu dari ribuan aset milik seorang Darrel Geonino Harianja.
Decakan kagum tak mampu ia tahan, sungguh bukan ia yang norak atau tak pernah lihat bangunan besar ini tapi memang perusahan yang bergerak di bidang Pertambangan ini harus diacungkan jempol, senyum licik pun terbit di bibir tipis Nevada saat ia akhirnya berhasil menemukan satu aset Darrel yang tidak berhubungan dengan Dunia kotor dan hitam, dalam artian haram.
"Ayo Nevada, tunjukkan pada Dunia siapa dirimu, aku diberi tempat tinggal berupa Apartemen sederhana tapi lihat kantornya, bahkan kantor ini lebih pantas disebut istana, beri pria pelit itu pelajaran."
Setelah berbicara sendiri di depan mobilnya akhirnya Nevada berjalan masuk ke dalam perusahaan besar ini, untung saja ia sudah berpakaian mewah dan elegan bak wanita kaya raya. Langkah kakinya terhenti di depan meja resepsionis tersebut, senyum dan raut wajah ramah terpasang di wajah wanita dibalik meja resepsionis itu namun Nevada tahu itu hanya palsu karena dia melihat perhiasan berkilau, pakaian branded, dan riasan mahal yang terpoles di wajah cantiknya.
"Selamat siang, mau bertemu dengan siapa?"
"Darrel Geonino Harianja, pemilik tunggal perusahaan Harianja Corp."
Kening wanita resepsionis itu menjadi mengerut bingung lalu menatap Nevada dari atas kepala sampai bawah kaki, wanita itu bingung siapa wanita di depannya karena wanita ini bukan rekan kerja bos apalagi keluarganya karena bos hanya punya satu istri dan bukan wanita di depannya, hanya istrinya hanya keluarga bos.
"Apa sudah buat temu janji dengan Pak Darrel?"
"Belum."
"Maaf, Anda tidak bisa bertemu dengan Pak Darrel."
"Kau akan menyesal karena tak memperbolehkan aku masuk, kau tahu siapa aku?"
Nevada memulai aktingnya dengan memasang wajah sombong dan angkuh bak wanita sosialita yang sering ia temui, tatapannya berubah menjadi tajam seakan siap membunuh siapa pun lewat tatapannya yang berani melawan dirinya. Wanita resepsionis itu pun cukup takut melihat tatapan dan raut wajah Nevada, namun ia berusaha tetap tenang walaupun nada bicaranya sudah berubah menjadi dingin dan tak suka.
"Memang Anda siapa? Jangan membuang waktu saya, pintu keluar ada di depan Anda."
"Saya simpanan Darrel, saya akan bilang pada Darrel kalau kamu enggak memperbolehkan saya masuk dan kamu akan dihukum!"
Setelah mengatakan hal itu dengan nada naik satu oktaf, sontak para pekerja menoleh ke arahnya dengan berbagai tatapan mulai dari kaget, biasa saja, menghina, bahkan benci. Bukannya takut, resepsionis itu malah menatap mengejek pada Nevada, hal itu membuat Nevada kesal setengah mati karena tak berhasil membuat siapa pun takut.
"Ratusan wanita masuk ke sini lalu diusir oleh satpam setelah mengaku sebagai simpanan Pak Darrel, kau ini hanya pelampiasan nafsu jadi jangan bertindak sebagai seorang Nyonya. SATPAM BAWA w************n INI KELUAR!"
Nevada menatap tak percaya pada wanita resepsionis di depannya yang berani memanggil satpam untuk mengusirnya, perkataan wanita itu sebelumnya pun terlalu kasar dan menghina dirinya. Nevada yang melihat satpam mulai berlari ke arahnya langsung berlari ke arah lift, satpam dan resepsionis itu pun berlari mengejarnya.
"Ayo terbuka pintu lift, aku tak mau diusir dengan cara tak terhormat seperti ini, akan aku beritahu Darrel akan sikap para pekerja."
Nevada menatap cemas dan takut pada pintu lift tersebut yang tak kunjung terbuka, padahal satpam dan resepsionis itu sudah semakin dekat. Saat suara denting pintu lift berbunyi akhirnya pintu tersebut terbuka dan Nevada tersenyum senang sekaligus bernafas lega. Ia hendak masuk ke dalam namun sepasang kekasih yang sedang berpelukan dengan mesra di dalam lift membuat langkah terhenti dan kakinya diam terpaku di tempat.
"Darrel."
Darrel yang sedari tadi menunduk karena sedang membaca pesan di ponselnya akhirnya mengangkat pandangannya dan terkejut saat melihat Nevada ada di depannya, saat menyadari tatapan Nevada tertuju pada lengannya yang dipeluk oleh Natasha, Darrel pun langsung melepaskannya dengan kasar hingga tanpa sadar mendorong Natasha.
"Akhirnya tertangkap juga, maaf bos wanita ini menganggu, cepat pergi dari sini atau saya panggil polisi."
Satpam itu menggenggam erat lengan Nevada agar wanita itu tak kabur, Nevada sendiri hanya diam dan membiarkan dirinya dibawa keluar lagi pula ia sudah mendapatkan fakta yang cukup mengejutkan hingga mampu membuat hatinya terasa begitu sakit.
"Lepaskan wanita itu! Kalian semua pergi saja, dia teman saya."
"Ya, kita berteman kan?"
Satu pertanyaan yang keluar dari bibir Nevada mampu membuat Darrel diam dan tak mampu menjawab, resepsionis dan satpam itu pun pergi sesuai perintah bos mereka. Nevada berusaha memasang senyum manis dan wajah tenang, lalu dengan keberanian penuh ia mengulurkan tangannya berkenalan dengan wanita seksi nan cantik yang baru saja memeluk Darrel.
"Nevada, teman Darrel."
"Natasha, sekretaris sekaligus kekasih Darrel."
"Natasha, kita cuma teman!"
Darrel berucap dengan nada tinggi pada Natasha membuat wanita itu terkejut karena perubahan sikap Darrel dan Nevada hanya memasang senyum kecut melihat kebohongan pria di depannya.
"Jangan malu begitu, lagi pula kenapa kalau dia kekasihmu? Dia cantik dan seksi, pria mana pun menginginkannya. Sekarang aku tahu kenapa sekretaris itu wanita cantik dan seksi."
Darrel menatap tajam Nevada lalu menarik tangan Nevada masuk ke dalam lift, Nevada sendiri hanya menurut saja lagi pula buat apa melawan Darrel yang merupakan Tuannya, saat Natasha hendak ikut masuk Darrel langsung mengacungkan telapak tangannya pertanda agar Natasha tak masuk dan wanita itu pun sama menurutnya seperti Nevada, sehingga sekarang hanya ada Darrel dan Nevada di dalam lift.
"Selingkuhan yang cantik dan seksi."
"Aku tahu itu sindiran, jadi diam."
"Berapa yang kau punya di kantor ini? Apa resepsionis tadi juga selingkuhan dirimu?"
"Nevada diam."
"Kenapa aku harus diam?!"
Tanpa Nevada sadari sekarang emosi dan amarah yang mengendalikannya hingga ia berteriak dan menatap tajam pada Darrel, Darrel sendiri berusaha menenangkan Nevada dengan langsung memeluk wanita itu namun Nevada malah mendorongnya dan langsung keluar dari pintu lift yang sudah terbuka.
"Tak perlu ke ruang kerjamu, lantai ini sepi bahkan tak ada orang karena ini lantai khusus Tuan Darrel Geonino Harianja yang terhormat."
"Nevada, aku tak mau berbohong jadi aku katakan dia selingkuhan diriku yang kesekian kalinya di kantor ini."
Nevada tertawa renyah setelah mendengar pengakuan pria di depannya, bukannya ia menertawakan Darrel tapi ia menertawakan dirinya sendiri yang merasa bahwa dirinya spesial hingga Darrel terus bersamanya dan mendukungnya saat keluarganya sendiri melawan dan menjauhinya.
"Sudah aku duga, aku ke sini hanya ingin memberikan ini."
Nevada memberi sebuah amplop putih ke Darrel dan langsung diterima oleh pria itu, Darrel membuka amplop tersebut dan membaca baik-baik isi kertas di dalamnya. Darrel menatap terkejut pada isi amplop ini lalu menatap Nevada yang terlihat santai. Ketakutannya selama ini akhirnya terbukti, wanita itu telah memberikannya tamparan keras atas perselingkuhannya tadi.
"Kau diterima kerja."
"Ya, sebagai Direktur di perusahaan yang bergerak di bidang fashion dan itu bukan perusahaan biasa, gajinya besar dan bisa membiayai gaya hidup mewah saya. Jadi saya ingin mengatakan, kalau kamu tetap memberikan saya apartemen sederhana, gaya hidup biasa saja, maka lebih baik kita akhiri saja hubungan ini."
Tatapan datar dan nada bicara dingin ditunjukkan Nevada untuk pria di depannya, tangan Darrel mengepal kuat lalu merobek kertas penerimaan kerja Nevada hingga menjadi hancur berkeping-keping. Darrel mendorong Nevada dengan cukup kasar ke dinding dan menghimpit tubuh ramping wanita itu.
"Aku akan memberikan semua kemewahan yang kau inginkan!"
"Di mana wanita itu menyentuhmu, di pipi, bibir, atau otot lengan dan d**a, atau di adikmu, katakan. Aku bilang katakan Darrel!"
Nevada sudah tidak bisa menutupi api kecemburuan yang membakar dirinya saat membayangkan apa saja yang Darrel dan wanita itu lakukan, sebelum Darrel menjawab, Nevada sudah lebih dulu mencium bibir pria itu lalu melumatnya dengan kasar dan terburu-buru, setetes air mata mengalir di pipi Nevada saat sadar bahwa Darrel memperlakukannya sama seperti simpanan lainnya, terlihat spesial namun hanya sampah.
"Aku akan menghapus jejak wanita itu di tubuhmu."
Setelah mengatakan hal itu Nevada mencium pipi Darrel lalu turun ke leher dan memberikan bekas keunguan di leher pria itu hingga Darrel mendesah, tak cukup dari itu Nevada memulai hubungan intim di antara mereka dengan ia yang memimpin sedangkan Darrel hanya diam dan menikmati setiap sentuhan, belaian, dan gerakan tubuh Nevada yang membawanya ke puncak kenikmatan.
Tangerang, 11 Juni 2020