Seorang ibu muda dan puteranya duduk di kursi tunggu sambil menunggu jadwal penerbangan pesawat yang akan membawa mereka menuju tempat tujuan mereka yaitu Pakistan. Cava sedari tadi hanya diam sambil menatap tiket, visa, dan paspor di tangannya, sedangkan puteranya malah menyandarkan kepalanya di bahunya, mungkin puteranya kelelahan karena tengah malam ia bangunkan untuk pergi dari rumah, istirahat sebentar di hotel lalu datang ke bandara setelah mendapat tiket dari pembelian Online dan yang lebih parah ada keterlambatan dua jam dari jam terbang yang ditentukan. Cava pun memilih membiarkan puternya menyandar di bahunya karena sekarang anak itu adalah tanggung jawabnya seorang, tak ada lagi kakeknya yang akan menyayanginya saat ibunya menolak kehadirannya. "Kita akan pergi, Markus. Kamu