23. Permulaan Baru

1369 Kata

Gerahnya Jakarta di siang hari tidak membuatku merasa kepanasan walaupun saat ini aku tengah berada di jok belakang ojek online yang aku pesan untuk membawaku kembali ke hotel tempat resepsi pernikahan diadakan. Saat ini pukul sebelas. Sudah lewat satu jam dari yang dijadwalkan. Aku menolak tawaran Kak Doni untuk mengantarkan aku pulang ke rumah Tante Ratih, untuk menghindari amarah papa dan mama—dan tentunya Liam. Bagaimanapun juga, aku yang telah membuat kekacauan dengan meninggalkan acara pernikahan. Jadi, sudah sepatutnya aku bertanggung jawab untuk menjelaskan kepada semua orang—sekaligus menerima kemarahan dari mereka. Pengecut bukanlah jalan hidupku. Karena itulah, aku memutuskan turun dari mobil Kak Doni di tengah jalan dan meninggalkannya di tengah kemacetan lalu lintas, melaju

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN