Suasana rumah masih diliputi kesedihan. Om Hadi masih berusaha menenangkan Tante Ratih yang tak kunjung berhenti menangis. Bagaimana bisa seorang ibu tak menangis mendapati putra bungsunya yang berangkat ke negeri orang untuk belajar, tetapi berakhir dengan menyedihkan. Aku berjalan gontai mendekati Tante Ratih, memegang tangan beliau, walaupun tak bisa mengatakan apa pun untuk membuat beliau merasa lebih baik. Bagaimana bisa? Aku pun sekarang menyesali semua keputusan yang kulakukan. Menolak rencana Rama untuk tetap tinggal di Indonesia dan mendukungnya untuk berangkat ke Paris dengan cara yang buruk. Andai saja waktu itu aku lebih nekat dan egois, mungkin saat ini Rama masih berada di antara kami. Saat ini, aku baru menyadari bahwa kadang keegoisan harus dituruti. "Ini semua salahku.