"Kita mau ke mana?" tanya Riri seraya melepaskan apron yang ia kenakan. Ia hanya melihat Agus mengedikkan dagu, jadi ia segera membuang napas panjang. Riri mencangklong kembali tas ransel mungilnya lalu menggerakkan tungkai ke arah Agus. Riri yakin koki yang tadi bersamanya baru saja tersenyum padanya. Ia jadi tidak enak, belum selesai memasak sudah diajak pergi oleh Agus. "Dua es kopi," kata Agus pada bartender yang berdiri di balik konter. "Siap, Bos!" Riri berhenti di dekat Agus. Ia yang semula gugup langsung kembali cemberut. "Kita nggak jadi masak, Mas?" Agus menoleh pada Riri lalu tersenyum. "Hari ini pelajaran pertama. Kamu udah bisa mengerti?" Riri berpikir sejenak. Agus berkata bahwa memasak harus dengan hati alias dengan cinta. Ia merasa ia selalu seperti itu selama ini. Te