MAB 03

990 Kata
Malam ini, Arka dan kedua temannya tengah berada di salah satu kafe yang tidak jauh dari sekolahnya. Kafe itu adalah kafe milik Mama nya, tidak jarang pula Arka mengajak Ryan dan Gilang nongkrong di sana. Arka tengah menghisap rokoknya, ia tidak peduli dengan tulisan yang terpajang jelas di dinding kafe itu. Toh, pemiliknya juga tidak berada di sana. Mama Arka sedang berada di rumah, asistennya lah yang mengambil alih jika Mama Arka tidak berada di Kafe itu. Arka juga tidak takut jika Asisten Mama nya akan mengadu nanti, Arka cukup mengancam nya saja dengan alasan jika dia akan dipecat hari itu juga. Sadis memang. Pintu kaca itu terbuka, menampilkan sosok Aldo dan Darren yang tengah melangkah ke arah meja Arka. "w******p bro!" sapa Aldo seraya bersalaman ala lelaki. "Ngerokok aja kerja lo, Ar," ucap Aldo seraya duduk di salah satu kursi. Arka memang banyak mempunyai teman, terutama kelas XII, termasuk Aldo. Mereka berdua memang sudah lama dekat, bak sepasang kakak-beradik. "Rokok itu ibarat jiwa gue, bang," ucap Arka seraya menghembuskan asap rokoknya. Aldo menggeleng-gelengkan kepalanya. "Rokok itu buat orang cepet mati," komentar Darren. "Tau nih, ntar yang gangguin Ayatha siapa kalau lo mati?" celetuk Ryan. Gelak tawa terdengar, membuat beberapa pengunjung terpesona mendengar tawa nyaring dari teman-teman Arka. Terutama bagi kumpulan beberapa cewek yang tengah menatap ke arah mereka. Memang sudah jadi hal yang biasa, jika melihat sekumpulan cowok-cowok itu berkumpul di Kafe Mama Arka. Tidak sedikit juga pengunjung yang sengaja datang ke sana hanya untuk melihat wajah tampan meraka. Seperti sekarang, ada beberapa cewek-cewek yang tidak dikenali Arka dengan terang-terangan mengambil foto mereka lewat ponsel. Semua makanan sudah tersaji meja, Aldo dan Darren menyantap makanan yang telah dipesan Arka dan begitu juga dengan Ryan dan Gilang, tetapi tidak dengan Arka. Ia masih sibuk dengan ponselnya. "Siap ini kita ngeband ya," pinta Ryan. Arka dan lainnya hanya mengaguk serentak. "Gue main dram, bang Aldo sama bang Darren main gitar, Gilang main cajon, Arka yang nyanyi." Keempat cowok itu mengangguk, setuju dengan ucapan Ryan. Setelah menghabiskan makanan mereka, kelima cowok itu pun menaiki panggung yang di sediakan di pojokan Kafe. Sengaja dibuatkan Papa Arka agar suasana Kafe menjadi lebih nyaman dengan lantunan lagu yang biasanya dibawakan oleh kelima cowok itu. "Selamat malam semua," sapa Gilang dengan senyum manisnya, sekumpulan cewek-cewek yang berada di meja nomor 15 berteriak histeris melihat senyum Gilang yang seakan menghipnotis mereka. "Malam ini, kami akan membawakan satu lagu buat kalian. Semoga kalian terhibur, dan gue ingetin jangan ada hal yang tidak diinginkan terjadi di Kafe ini. Kalau nggak kuat, mending keluar," ucap Gilang dengan senyum yang masih terpajang di wajahnya dan cowok itu segera menduduki cajonnya. Suara petikan gitar pun terdengar, belum apa-apa, cewek-cewek udah pada jerit-jerit seperti kerasukan setan. I found a love for me Darling just dive right in And follow my lead I found a girl Beautiful and sweet Oh, i never knew you were The someone waiting for me 'Cause we were just kids When we fell in love Not knowing what it was I will not give you up this time Darling just kiss me slow Your heart is all i own And in your eyes You're hoding mine Baby i'm dancing in the dark With you between my arms Barefoot on the grass Listening to our favourite song When you said you look a mess I whispered underneath my breath But you heard it darling You look perfect to night Well i found a woman Stronger than anyone i know She shares my dreams I hope that someday I'll share his home I found a love, to carry more that Just my secrets, to carry love To carry children of our own We are still kids But we're so in love Fighting against all odds I know we'll be alright this time Darling just hold my hand Be you girl you'll be my man I see my future in your eyes Baby i'm dancing in the dark With you between my arms Barefoot on the grass Listening to our favorite song When i saw you standing there Looking so wonderful I don't deserve this Darling you look perfect to night Oh, baby i'm dancing in the dark With you between my arms Barefoot on the grass Listening to our favorite song I have faith in what i see Now i know i have me And angel in person And she looks perfect I don't deserve this You look perfect to night... Suara tepukan tangan terdengar setelah Arka dan Gilang menyelesaikan nyanyianya. Semua pengunjung berdiri serta memasang wajah kagum mereka. Ryan, Gilang, Darren, Arka serta Aldo berdiri di depan panggung sambil memasang wajah cool mereka. Di sana terlihat juga Mama Arka yang bertepuk tangan melihat anak laki-laki nya itu. Brukk! Seorang cewek tiba-tiba pingsan, membuat suasana menjadi riuh. Kelima cowok itu sama-sama mendengus kesal. Pasalnya Gilang telah mengingatkan, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Yah seperti ini, seorang cewek pingsan cuma karena kagum melihat penampilan mereka. Lebay emang. Drrtttt... Drrrtttt... Ponsel Aldo berdering, segera cowok itu merogoh saku celananya dan melihat satu notif dari Ayatha. Kak, lo di mana sih? Pulang gih, eh jangan pulang sebelum bawa makanan! Aldo terkekeh pelan, membuat Arka yang di sampingnya menatap Aldo heran. Ryan, Gilang dan Darren sedang menyelesaikan masalah yang ada tetapi Arka dan Aldo masih berada di atas panggung. "Lo kenapa, bang?" Aldo menoleh dan menggeleng. "Al, Ayatha sama Adelya mana? Kok nggak diajak?" tanya Sonya--Mama Arka, entah sejak kapan wanita paruh bayah namun masih terlihat muda itu berada di atas panggung bersama mereka. "Di rumah, Tan," ucap Aldo. "Aldo pamit pulang duluan ya Tan, si Aya udah ngomel-ngomel mulu soalnya," lanjutnya. "Lah, konser kita kan belum kelar bang," ucap Arka. "Gue harus pulang sekarang, soalnya si Aya udah laper. Ntar dia ngamuk-ngamuk kalau gue telat pulang," kekeh Aldo. "Ya udah, nitip ini ke Aya sama Adel ya," ujar Sonya seraya memberikan paper bag yang berisi makanan. Aldo mengambil paper bag yang diberikan Sonya. "Makasih ya Tan, kalau gitu Aldo pamit dulu," ucapnya seraya menyalam punggung tangan Sonya. "Ar, gue cabut dulu. Bilang ke yang lain, gue pulang duluan." Arka hanya mengangguk. Aldo pun keluar dari kafe itu dan pulang ke rumahnya dengan menaiki motor ninjanya. ---
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN