Nakia sedang bicara dengan Wahyu saat Radhi tiba-tiba memanggilnya. “Sudah jam istirahat. Ayo makan siang bersama, Nakia.” Tidak hanya Wahyu yang kaget, Nakia juga. Tumben Radhi terang-terangan mengajaknya makan bersama. Biasanya pria itu makan dengan Dokter Benjamin atau kalau tidak dengan dokter yang lain. “Maaf, Dokter Radhi bilang makan bareng?” “Iya. Kalau Wahyu mau ikut juga, silakan.” Bertolak belakang dengan ucapannya, ekspresi Radhi justru terlihat keberatan. Kalau Wahyu peka, sebenarnya dia tidak diajak ikut serta. Tujuan Radhi ‘kan hanya Nakia, untuk apa pula mengajak saingan lain bergabung bersama dan mengganggu waktunya yang ingin berdua-duaan dengan Nakia. “Gimana, Yu?” tanya Nakia pada Wahyu. “Mau ikut makan siang bareng, nggak?” “Sorry, Ki, gue ada janji lain. Lo sama