Mengejar Berharap Mendapatkannya Kembali

913 Kata
Kenzi, yang merasa putus asa, langsung berlari keluar mengikuti Shakira yang baru saja melangkah ke teras. Tanpa pikir panjang, dia menarik lengan Shakira, berusaha memaksanya kembali ke dalam rumah. "Jangan pergi! Sudah kukatakan, aku tak akan melepaskanmu!" Shakira memandang Kenzi dengan tatapan tajam, penuh amarah yang selama ini terpendam. Tanpa ragu, ia mendorong Kenzi dengan sangat kuat, hingga tubuh lelaki itu tersungkur di lantai teras. Namun Kenzi cepat bangkit, tak mau menyerah. Sebelum Kenzi bisa berkata lagi, Shakira dengan berani bertanya, "Kamu sudah menjatuhkan talak tadi! Selama pernikahan, kamu menyiksa batinku! Untuk apa aku bertahan? Apalagi yang bisa dipertahankan? Aku kehilangan duniaku!" Kenzi terdiam sesaat, mendengar kata-kata tajam Shakira yang penuh luka. Namun bukannya berhenti, dia mulai merayu dengan suara lembut, mencoba menenangkan Shakira. "Sha, ayolah... Aku minta maaf. Bunga bukan siapa-siapa kok. Aku nggak serius sama dia. Kita bisa perbaiki semuanya." Shakira menatap Kenzi dengan dingin, tak tersentuh oleh kata-kata manis itu. "Sudah cukup, Mas. Maaf pun itu sudah tak mempan bagiku. Sudah terlambat! Aku akan tetap pergi." Dengan tekad yang bulat, Shakira berbalik dan berjalan cepat menuju pagar. Di sana, sebuah mobil sudah menunggu—taksi online yang ia pesan sebelumnya. Kenzi, yang panik, terus mengejar Shakira, berusaha menghentikannya. "Sha, jangan! Dengar aku!" Namun Shakira dengan sigap melesat masuk ke dalam mobil, dan tanpa menoleh lagi, taksi itu melaju pergi meninggalkan Kenzi yang berdiri terdiam di pinggir jalan, menatap dengan putus asa kepergian istrinya yang telah ia abaikan selama ini. Kenzi berdiri di teras, matanya tak lepas dari mobil yang ditumpangi Shakira, semakin menjauh dan akhirnya menghilang di balik jalanan. Ia mengepalkan tangan, dadanya sesak oleh perasaan campur aduk—antara marah, takut kehilangan, dan kesadaran bahwa Shakira benar-benar ingin pergi. "Pasti dia pulang ke rumah orang tuanya," pikir Kenzi. Ia tak bisa membiarkan itu terjadi, tak bisa membiarkan pernikahan mereka berakhir begitu saja. Meski segala kesalahannya terkuak, Kenzi merasa bahwa bercerai bukan pilihan yang bisa ia terima. "Aku nggak mau bercerai...," gumamnya pada diri sendiri, seakan menguatkan tekadnya. Tanpa berpikir panjang, ia bergegas masuk kembali ke dalam rumah. Ia memastikan pintu depan terkunci rapat sebelum ia berjalan cepat menuju garasi. Di dalam mobil, ia menghidupkan mesin dan langsung melajukan mobilnya dengan satu tujuan—rumah mertuanya, Ganang dan Imanuela. Dalam perjalanan, pikirannya penuh dengan cara bagaimana ia bisa memenangkan hati Shakira kembali. "Aku harus bisa bicara dengannya... Aku nggak bisa kehilangan dia. Dia nggak akan pergi jauh. Rumah orang tuanya pasti tempat dia berlindung." Dengan penuh kegelisahan, Kenzi mempercepat laju mobilnya, berharap ia bisa tiba sebelum Shakira mengambil langkah lebih jauh yang membuatnya sulit untuk kembali. Di tempat lain di dalam taksi, Shakira duduk diam, pandangannya tertuju ke luar jendela. Mobil melaju cepat, namun bukan ke arah rumah Ganang dan Imanuela. Ia sengaja memberikan alamat yang berbeda kepada sopir taksi, tempat yang lebih jauh, menghindari kemungkinan Kenzi mengejarnya. Namun, di balik ketenangan wajahnya, pikirannya kacau. "Aku akan kesana dulu," gumam Shakira dalam hati, "tapi... setelah itu ke mana lagi?" Ia memejamkan mata sejenak, mencoba menenangkan diri. Setelah bertahun-tahun terperangkap dalam pernikahan yang membuatnya menderita, sekarang ia benar-benar bebas. Tapi kebebasan itu datang dengan rasa kebingungan dan kekosongan. “Mulai dari mana?” pikirnya. Ia tahu ia harus menjalani kehidupan baru tanpa bayang-bayang Kenzi, tapi bagaimana caranya? Di mana ia akan tinggal? Bagaimana ia bisa bangkit kembali setelah semua ini? Ia bahkan tak pegang uang yang cukup untuk memulai kehidupan baru. Semua pertanyaan itu berputar-putar di kepalanya, namun ia tidak punya jawaban. Shakira menatap tangannya yang gemetar halus, lalu mengeratkan genggaman pada kopernya. Ini adalah langkah pertama menuju kehidupan baru. Mungkin belum ada kepastian, mungkin belum ada rencana yang jelas. Tapi ia yakin satu hal—ia tak akan kembali pada Kenzi. "Mau ke mana lagi setelah ini?" Ia bertanya pada dirinya sendiri, namun yang ia tahu, ia tak akan menyerah pada ketidakpastian. "Aku akan menemukan jalanku. Tanpa Kenzi." Di mobil kain Kenzi duduk di dalam mobilnya yang melaju cepat, tapi hatinya gelisah. Tangannya menggenggam setir erat, sementara pikirannya dipenuhi oleh kata-kata Shakira yang masih terngiang-ngiang di telinganya. Ia tak mungkin melepaskan Shakira begitu saja. Apa yang akan dikatakan keluarganya jika mereka bercerai? Dalam keluarga besarnya, perceraian adalah sesuatu yang tabu, sesuatu yang tidak pernah terjadi. Keluarga Kenzi selalu membanggakan bahwa mereka mampu mengatasi semua masalah rumah tangga, tidak peduli sebesar apapun itu. Ia ingat betapa tegasnya Shakira tadi, bagaimana ia bilang kalau dirinya telah kehilangan dunianya, tersiksa batinnya karena sikap Kenzi yang pelit, perhitungan, dan cuek. Setiap kata yang keluar dari mulut Shakira menusuk hatinya, membuat Kenzi sadar akan betapa jauhnya ia telah mengecewakan istrinya sendiri. Kenzi menepikan mobilnya di pinggir jalan. Ia membiarkan mesin mobil masih menyala, tapi pikirannya kacau. Kata-kata Shakira terus berputar di kepalanya. Shakira merasa tersiksa karena pernikahan mereka, dan Kenzi tak pernah menyadari betapa besar kerusakan yang telah diperbuat dalam hati Shakira. "Bagaimana bisa aku begitu buta selama ini?" gumamnya pelan, pandangannya kosong ke arah jalanan yang sepi. Kenzi mencoba menenangkan diri, namun semakin ia mengingat kata-kata Shakira, semakin terasa berat bebannya. Ia harus melakukan sesuatu, tapi apa? Shakira sudah pergi, dan ia tahu permintaan maaf mungkin tidak cukup kali ini. Hatinya mulai diombang-ambingkan oleh rasa takut dan penyesalan. "Aku tidak bisa kehilangan Shakira... apa yang akan kupikirkan keluargaku, apa yang akan mereka katakan?" Tapi lebih dari itu, untuk pertama kalinya, Kenzi merasakan ketakutan akan kehilangan seseorang yang sebenarnya berharga dalam hidupnya, dan itu karena reputasi keluarganya. Kenzi kembali melajukan mobilnya berharap bisa memperbaiki hubungannya dengan Shakira dan membawa Shakira pulang lagi ke rumah mereka.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN