MSH 23 - Musibah Tak Terduga

1970 Kata

Tanpa menunggu jawaban Yuni, Gema menggendong tubuh sang istri dan membaringkannya di atas kasur. Yuni menurut. Seperti kerbau dicucuk hidungnya, perempuan itu tak banyak protes. Dan seperti macam yang kehilangan taring, Yuni yang biasanya lebih galak dan mendominasi kali ini tampak begitu penurut dan manis. Gema membelai-belai rambut dan wajah Yuni sambil menikmati kecantikan sang istri. “Akang serius?” “Serius apa?” “Serius mau kasih Neng malam pertama?” Perempuan itu tak menggunakan panggilan ‘aku’ lagi sebagai sebutan. Mengikis jarah tak kasat mata yang selama ini ia bangun di antara mereka berdua. “Memangnya ini yang pertama?” Yuni merungut. “Nggak usah ditegesin. Kalau nggak mau ya ud–“ Gema terkekeh setelah memberikan kecupan gemas di bibir yang manyun kesal itu. “Maafkan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN