Yuni berhasil melepaskan diri dari pelukan sang suami dengan mendorong tubuh Gema sekuat tenaga. Mendengus kesal, perempuan itu berlalu sambil bergumam, “Sinting!” Tangannya sudah akan menarik handel pintu ketika Gema berucap, “Janji adalah hutang.” Yuni mengangkat satu sudut bibirnya sambil menatap jengah dan berkata, “Anda sendiri lupa ya sama janjinya dulu waktu di villa di Bali?” Menghebuskan nafpas panjang, Gema bangun dan menghampiri dengan balasan, “Perjanjian itu punya kesepatakan yang berbeda dengan perjanjian yang kita buat tadi pagi. Jadi–“ Gema membuka kunci pintu dan menarik handelnya. Pintu terbuka sedikit. Lanjutnya, “Akang harap kamu bisa menepati janji kamu pada Akang selama seminggu ke depan.” Yuni kehilangan kata-kata. Lanjut Gema lagi, “Pergilah kalau memang kam