Aku bangun tengah malam, ingin pergi ke kamar mandi. Lelah sekali rasanya. Kamar yang ku tempati di rumah peninggalan abah ini tidak ada kamar mandi dalam. Ada dua kamar mandi namun letaknya jauh sekali.
Letak kamar mandi ada dua di ujung dekat dengan dapur.
Aku mencoba menahan rasa ingin ku untuk membuang hajat, aku penakut.
Anak-anak sudah tidur di kamarnya. Mama juga tidur di kamar beliau. Di kamar ini aku sendirian.
Komat-kamit k*****a beberapa doa, agar rasa takut itu menghilang. Namun ia masih sangat besar dan terus ada. Aku bingung sekali.
Ku coba menghidupkan ponsel siapa tahu ada yang masih online dini hari begini.
Beberapa pesan masuk, pesan terbanyak dari pak Rahmad. Aku berusaha tidak membuka pesan itu agar pak Rahmad tidak menganggap aku telah menerima pesannya.
Ku buka
