Sejak kejadian semalam aku tidak lagi bersedia tidur sendirian di kamar ku, aku hanya menempati kamarku saat hari telah siang dan bila malam datang aku tidur bersama anak-anak ku.
Aku tidak ingin kejadian semalam terjadi lagi.
Terlampau menakutkan.
Malam ini telah ku siapkan waktu membalas semua pesan pak Rahmad suami ku. Aku merasa berdosa telah membiarkan dirinya berada dalam rindu yang menggunung.
Sebenarnya rindu kami sama, hanya saja aku berusaha menekan rindu ku jauh ke dasar. Aku memilih diam dan menahan serta tidak berbicara pada siapapun kecuali Tuhan. Berbeda dengan pak Rahmad yang terus menerus mengungkapkan kerinduannya.
Aku sebagai seorang wanita sebenarnya jauh lebih sedih, lebih rindu, lebih rapuh namun apa boleh buat inilah pilihan.
"Rahma, sudah hari ke empat dan ta
