[Lagi apa? Aku lagi males dan bete abis. Lihat orang yang dijodohkan, memuakkan.] [Kamu di mana, sih? Kok gak bales?] [Hmmm … aku lagi mikir. Rasanya kita ini sudah saling nyaman. Hanya saja, gak kenal muka, ya? Kalau aku mau ngajak ketemuan, mau gak?] [Di Cafe The Garden Cafe, besok jam tiga sore? Oke?] Aku termangu. Chat dari akun Pangeran masuk beruntun. Lalu apa ini? Kenapa dia baru beinisiatif sekarang ngajak ketemuan, sedangkan aku baru saja mengambil sebuah pilihan. Aku memijat pelipis, rasanya, kepala tiba-tiba berdenyut memikirkan hal ini. Bugh! “Aku gak mau!” Suara teriakan disertai debuman daun pintu dari ruang tengah mengejutkanku. Lekas kusimpan gawai dan membuka daun pintu. “Kamu itu istriku, Put! Kita sudah punya rumah, ayo pulang!” Kulihat Mas Imam sudah be