“Apa saya mengganggu pagi kalian?” tanya pria itu berjalan lambat dan belum berani mendekati mereka. Tentu saja Faizah masih melirik Jasmine yang belum bergerak. Mungkin wanita itu terkejut dengan kehadiran pria yang tidak diundang pagi ini. Apalagi Jasmine akan kembali ke Port Said. Memang bukan waktu yang tepat, bathin Faizah. “Tentu saja tidak, Tuan Amoun-Ra. Kami baru saja selesai sarapan. Apa Anda sudah sarapan? Mau saya buatkan teh hangat atau cemilan barangkali?” tanya Faizah berbasi-basi, berjalan mendekati pria itu. Kedua tangan Faizah menyatu untuk memberi salam tanpa menyentuh tangan. Dihyat Amoun-Ra, dia sengaja datang sepagi ini. Sebenarnya dia punya agenda lain yang lebih penting untuk perusahaannya. Namun, bisikan hati membuat Amoun-Ra tidak berdaya dan memilih untuk menu