bc

JASMINE, Eye Poison of Egypt

book_age18+
3.0K
IKUTI
26.3K
BACA
revenge
love after marriage
dominant
dare to love and hate
tragedy
bxg
ambitious
female lead
city
poor to rich
like
intro-logo
Uraian

[Konten Dewasa dan Sangat Sensitif]

“Kau tidak bisa merendahkanku seperti ini, Tuan! Apa belum cukup aku menderita selama ini?!”

“Itu takdirmu! Kau bisa memilihnya, menuruti perintahku atau dunia tahu wajah aslimu yang sesungguhnya!”

***

Perjalanan yang tidak biasa

Masa lalu yang begitu kelam

Penghinaan terbesar yang menjadi dendam dibalik misteri yang masih tersimpan rapat

Simak perjalanan “JASMINE, Eye Poison of Egypt” yang akan membuatmu larut dalam kisah sendu di balik liukan tubuh dan mata indahnya.

chap-preview
Pratinjau gratis
He is,
Sang Racun Mata merupakan julukan tersohor seorang penari perut asal Mesir. Setiap pasang mata tak akan mampu berpaling ketika lekukan tubuh indahnya mulai meliuk seiring dengan irama musik. Jasmine Nour-Neferu (21) merupakan gadis yatim piatu sederhana yang menikmati pekerjaan samping sebagai seorang penari perut. Ia dirawat oleh kakek dan neneknya sejak berusia 2 tahun. Identitas asli Jasmine tersamar dibalik pakaian tertutup dan cadar yang ia kenakan saat menjelma menjadi penjual kain linen dan sutera di toko yang ia kelola bersama kakek dan neneknya di sebuah desa terpencil. Pada hari itu, ia melayani seorang pria yang hendak memborong semua dagangan kainnya. Seorang pria yang pernah menggodanya saat ia tengah menerima pekerjaan menjadi penari perut eksklusif di salah satu klab berbintang di Kairo. Dihyat Amoun-Ra (32) adalah seorang pengusaha industri tekstil terkaya yang paling dihormati di Mesir. Saat pertama kali melihat Sang Racun Mata Mesir menyapa melalui liukan tubuh dengan mata indahnya, membuat Amoun-Ra terpikat. Amoun-Ra mencari tahu identitas aslinya, dan menghalalkan segala cara untuk mendekatinya. Hingga suatu hari, ibu Amoun-Ra marah besar saat tahu putranya tengah mengincar seorang wanita tanpa sepengetahuannya. Terlebih wanita itu memiliki bekas luka sayatan yang terdapat di lengan kirinya, membuat Sang Racun Mata Mesir tak luput dari perhatian ibunya. Amoun-Ra mencari tahu sesuatu yang dibenci oleh ibunya. Sampai ia mengetahui sebuah rahasia besar yang tersimpan selama belasan tahun lamanya. Ketertarikan terhadap Sang Racun Mata Mesir berubah menjadi perasaan dendam berapi-api. “Kau tidak bisa merendahkanku seperti ini, Tuan! Apa belum cukup aku menderita selama ini?!” —Jasmine Nour-Neferu “Itu takdirmu! Kau bisa memilihnya, menuruti perintahku atau dunia tahu wajah aslimu yang sesungguhnya!” —Dihyat Amoun-Ra Apa rahasia besar yang mengikat takdir diantara Amoun-Ra dan Jasmine? Akankah Jasmine berhasil menutupi identitas aslinya dari mata dunia dan terbebas dari belenggu seorang Amoun-Ra? Simak perjalanan “JASMINE, Eye Poison of Egypt” yang akan membuatmu larut dalam kisah sendu di balik liukan tubuh dan mata indahnya. * * Kairo adalah ibu kota dan kota terbesar di Mesir. Wilayah kota metropolitan ini merupakan yang terbesar di Timur Tengah dan dunia Arab, sekaligus berada di antara lima belas sistem tersibuk di dunia. Selain dijuluki sebagai pusat keajaiban dunia dan kota terpadat di Timur Tengah, Kairo juga dikenal tak pernah sepi dari keramaian. Kemacetan bisa terjadi di sana-sini. Apalagi jika malam telah tiba, maka keindahan kota Kairo mampu menghipnotis setiap orang yang melihatnya dari atas gedung pencakar langit. Sebab Kairo di era modernisasi semakin maju pesat. Perkembangan dari segala aspek mulai mengikuti perubahan zaman. Hingga kota Kairo tak luput dari mata perdagangan dunia dengan jaringan sangat luas. Pemain utama dalam perdagangan modern Kairo akan selalu menjadi Tuan Rumah yang dihormati. Apalagi salah satu dari mereka merupakan penerus dari perusahaan yang dulunya termasuk dalam golongan menengah ke atas. Kairo hingga detik ini juga memiliki beberapa saudagar kaya yang berhasil memegang perdagangan dan perindustrian terbesar di Mesir. Namun, salah satu dari mereka adalah orang terpandang di era Mesir Kuno. Keluarga itu merupakan keluarga golongan menengah ke atas. Mereka dihormati dan disegani oleh anggota kerajaan serta para bangsawan terdahulu. Keluarga tersebut mendapat julukan sebagai keluarga prioritas di Mesir. Mereka memiliki perusahaan terkaya yang bergerak di industri tekstil. Perusahaan mereka mampu menghasilkan banyak keuntungan di era Mesir Kuno. Bahkan hingga saat ini, di era modernisasi, perusahaan itu masih tetap eksis bahkan telah dinobatkan sebagai industri tekstil terkaya di Mesir. Perusahaan itu, Dihyat Harakhty Group. … Dihyat Harakhty Group, Cairo, Egypt., Ruangan kerja., Malam dini hari., Penampilannya sudah berantakan sejak jam kerja usai. Dia memilih untuk menetap di kantor, menghabiskan waktunya untuk mengerjakan pekerjaan yang tertunda. Pria tampan itu mulai merenggangkan tubuhnya saat ia merasa telah terbebas dari siksaan beberapa berkas penjualan yang menumpuk sejak beberapa jam lalu. Kepalanya bersandar nyaman di kursi kebesarannya, lalu matanya mulai terpejam. Namun, suara seorang pria membuat waktu relaks yang hendak ia nikmati seketika buyar begitu saja. “Tuan, apa tidak sebaiknya Anda kembali ke rumah saja? Nyonya pasti menunggu Anda sejak tadi,” ujar pria itu masih duduk berseberangan meja dengannya. Pria itu langsung membuka matanya. Dia teringat sesuatu jika sang Ibunda sudah memberi pesan padanya agar tidak pulang larut malam. Tetapi nyatanya, dia mengabaikan pesan itu. Dia kembali menegakkan tubuhnya, dan melihat jam yang ada di layar ponselnya. Jarum jam menunjukkan pukul 2 dini hari. “Hahh … kenapa kau tidak mengingatkanku, Kahled?!” gumamnya bernada kesal, sambil menghela kasar napasnya. Pria berusia 31 tahun yang bernama lengkap Kahled Mufid. Dia merupakan tangan kanan pemimpin utama Dihyat Harakhty Group. Dia telah mengabdi selama 11 tahun di keluarga dan perusahaan Dihyat. Sejak dia bekerja dengan mereka, hidupnya berubah drastis. Ekonominya bahkan tidak perlu ia khawatirkan lagi. Hidupnya bahkan lebih dari cukup. Pekerjaan utamanya adalah menjadi tangan kanan seorang pria yang menguasai perdagangan besar di Mesir. Dia sudah sangat paham bagaimana karakter Tuan Besarnya itu. Sehinga ia tidak pernah sakit hati bila sewaktu-waktu pria itu mengucapkan kata kasar padanya. “Maaf, Tuan. Saya pikir, pekerjaan ini lebih penting untuk didahulukan. Sebab besok kita harus pergi ke lapangan memenuhi undangan dari Menteri Perdagangan,” jelasnya seraya mengingatkan pria tampan bertubuh tinggi dan atletis itu. Pria itu meliriknya sekilas. “Bagaimana mungkin aku membuat ibuku menjadi yang kedua? Kau ini benar-benar!” pungkasnya ketus, ia segera beranjak dari duduknya. Lalu berbalik badan menghadap ke arah jendela kaca besar, melihat keramaian kota yang dihiasi lampu-lampu indah. Dia berdiri disana, dengan kedua tangannya masuk ke dalam saku celana panjang hitamnya. Hanya sebentar saja, setidaknya ia ingin menikmati malam indah Kairo, kota kelahirannya. Kahled hanya diam sambil menghela panjang napasnya saja. Dia kembali memeriksa semua berkas yang sudah tersusun rapi. Saat ia hendak mengangkat map besar itu, tiba-tiba sebuah undangan berwarna emas terjatuh dari dalam sisi map. Dia mengernyitkan keningnya, mengambil undangan itu, lalu membukanya. “Tuan, saya pikir kita melewatkan sesuatu.” Kahled melirik Tuan Besarnya sekilas sembari membaca isi surat itu. Seperti biasa, Tuan Besarnya akan diam saja jika ia memberitahu berita yang menggantung. Dia membaca surat yang ditujukan untuk Tuan Besarnya. Mulutnya kembali membuka suara. “Undangan VIP ditujukan untuk Tuan Dihyat Amoun-Ra. Dan ini …” Kahled menghentikan ucapannya seraya membaca dalam hati isi undangan itu. “Pertemuan pergelaran seni diadakan di Hotel St. Regis Cairo. Akan diadakan besok malam,” jelasnya lagi lalu melirik pria yang kini mulai berbalik badan, melihatnya. Pria itu masih diam dengan ekspresi datarnya. Yah, begitulah dia. “Dan kau baru memberitahuku malam ini?” ujar pria itu menatapnya dingin. Kahled Mufid menarik napasnya dalam-dalam. Tatapan itu tidak membuatnya takut, sebab ia sudah terbiasa. Dia menurunkan pandangannya dan kembali beralih pada map yang akan ia bawa. Tapi mulutnya kembali bersuara. “Maafkan saya, Tuan Amoun-Ra. Saya melupakannya. Undangan ini sampai di tangan saya sejak 1 minggu lalu. Ternyata dia terselip di dalam map ini,” ujarnya seraya meminta maaf dan menjelaskan kapan undangan itu sampai padanya. Pria yang disapa Amoun-Ra itu hanya diam saja. Dia berjalan menuju besi khusus untuk menggantung jasnya disana. Amoun-Ra mengambilnya, tanpa berniat untuk memakainya lagi. “Baiklah, letak saja di dalam map. Aku akan membacanya sesampai di rumah nanti,” ujarnya sambil melangkahkan kakinya menuju lift yang ada disana. Kahled mengangguk paham dan melakukan perintah Tuan Besarnya itu. “Baik, Tuan.” Dia mengambil ponselnya lalu menghubungi pihak supir agar siaga di basement. Setelah itu, dia segera menyeimbangi langkah kaki Tuan Besarnya, agar lebih dulu sampai di depan lift. ..**.. Dihyat Amoun-Ra, pria matang berusia 32 tahun. Dia akrab disapa Amoun-Ra, pria tampan nan rupawan yang selalu menjadi incaran para wanita. Tidak hanya berkharisma, Amoun-Ra memiliki daya tarik tersendiri lewat tatapan mata yang mampu menghanyutkan para wanita. Tentu saja tidak ada satupun wanita yang mampu menolak pesonanya. Amoun-Ra merupakan penerus satu-satunya perusahaan tekstil terbesar di Mesir. Perusahaan yang memiliki jasa besar bagi kemajuan perdagangan di era Mesir Kuno. Tidak heran jika Amoun-Ra menjadi salah satu penerus utama Dihyat Harakhty Group, ia sangat dihormati oleh pemerintahan Mesir di era modernisasi sekarang ini. Setiap saran dan kebijakannya akan selalu dipertimbangkan oleh Mesir. Apalagi Amoun-Ra turut menyumbang lebih dari 50 miliar pound Mesir setiap tahunnya untuk kemajuan transportasi dan pendidikan di seluruh kota yang ada di Mesir. Perbuatan mulianya semakin meningkatkan derajat keluarga Dihyat di mata pemerintahan Mesir. Sebagai pewaris tunggal Dihyat Harakhty Group, tentu saja Amoun-Ra tidak sembarangan mengajak seorang wanita untuk bisa berkencan dengannya. Selain tidak mau mendapat masalah berlarut-larut, ia juga belum berpikir untuk menjalin hubungan serius dengan seorang wanita. Bukan dirinya tidak normal, tetapi dia belum ingin terikat dengan status pernikahan. Dia masih ingin bebas melalang buana, menjelajahi apapun yang ia suka tanpa memikirkan hati seorang wanita yang harus ia jaga. Amoun-Ra tidak peduli meski ibunya sudah mendesaknya berulang kali untuk segera menikah. Karena Amoun-Ra ingin merasa puas terlebih dulu sebelum dia menjadi b***k dari wanita yang akan ia persunting kelak. Amoun-Ra adalah pria yang berkuasa atas kemajuan perdagangan dan perindustrian Mesir. Kekuasaan yang ia raih selama ini, Amoun-Ra meyakini jika itu semua berkat doa ibunda tercintanya, Dihyat Salma Shavina. Yah, meski semua orang tunduk dan takut terhadapnya. Tetapi tidak membuat seorang Amoun-Ra melupakan sang ibunda yang telah melahirkan dan membesarkannya selama ini. Wanita yang sangat ia hormati dan sayangi. Wanita yang menjadi panutannya, sekaligus penasehat pribadinya. Amoun-Ra sangat menghormati ibunya yang hingga saat ini memutuskan untuk tidak menikah lagi sejak ayahnya meninggal dunia. Saat itu usianya masih 13 tahun. Sejak ayahnya meninggal dunia, Amoun-Ra mulai dibebani dengan tanggung jawab besar. Sebab ia adalah cucu laki-laki yang menjadi pewaris tunggal Dihyat Harakhty Group. Usianya masih sangat muda untuk menanggung beban berat perusahaan. Tetapi tidak ada pilihan lain dari keluarganya selain merampas masa remajanya, lalu menggantinya dengan segala hal yang berhubungan dengan bisnis keluarga. Hari-hari yang ia lalui saat itu sangat membosankan. Bahkan ia sangat kecewa terhadap keputusan sang ibunda kala itu. Namun, setelah ia menjalaninya dan mulai terbiasa hingga usianya telah masuk di tahap remaja akhir. Amoun-Ra menjadi sangat lihai dengan ilmu bisnis yang selama ini ia pelajari. Hidupnya yang selalu monoton dengan bisnis, membuat pribadi Amoun-Ra berubah menjadi sosok dingin dan tidak banyak bicara. Dia bahkan enggan mengurus hal-hal yang tidak terlalu penting meskipun itu menyangkut urusan keluarga dari ibu dan almarhum ayahnya. Yah, begitulah kehidupan Amoun-Ra. Orang-orang hanya tahu jika ia adalah pria dingin dan mungkin saja sering menghabiskan malam bersama dengan wanita yang ia sewa. Tapi kenyataannya tentu saja tidak. Amoun-Ra justru terlihat sebagai pria yang acuh tak acuh terhadap wanita. Dan yang mengetahui siapa dirinya, hanya keluarganya saja. Tidak ada yang lebih mengenalnya selain keluarga terdekatnya, terutama sang ibunda tercinta. Yah hanya sang ibunda, Dihyat Salma Shavina yang memahami seorang Diyhat Amoun-Ra. *** Dihyat House, Cairo, Egypt., Malam dini hari., Mobil mewah berwarna hitam itu berhenti tepat di depan pintu utama rumah mewah dan megah milik keluarga Dihyat. Seorang pria yang merupakan penjaga pintu, ia segera membuka pintu mobil untuk sang Tuan Besar. Pria yang merupakan tangan kanan pemimpin utama Dihyat Harakhty Group, ia mulai membuka suara. “Selamat beristirahat, Tuan Amoun-Ra.” Kahled mengucapkannya kala Tuan Besarnya hendak turun dari mobil, tanpa dirinya ikut melakukan itu. Dia hanya memberi sebuah map kepada penjaga khusus Tuan Besarnya di rumah itu. “Terima kasih, Kahled. Dan kau juga,” balasnya lalu turun dari sana. Amoun-Ra mulai melangkahkan kakinya menaiki undakan tangga teras rumah. Dia lalu masuk ke dalam rumah mewahnya, rumah masa kecilnya yang kini banyak perubahan dari segi interior maupun eksteriornya. Seorang pria bertubuh tinggi dan besar mengikutinya dari belakang. Tentu saja pria itu akan mengikuti dirinya sampai ke kamar, lalu meletakkan map yang ia bawa di meja kerja Tuan Besarnya. Sedangkan Kahled Mufid beserta supir pribadinya, mereka pergi menuju rumah besar yang berada di area yang sama. Rumah yang telah disiapkan khusus sebagai tempat tinggal para pekerja keluarga Dihyat. Tetapi berbeda dengan rumah Kahled Mufid. Amoun-Ra sengaja membuatkan rumah terpisah untuk orang kepercayaannya itu. Jika suatu saat Kahled menikah, ia sudah memiliki tempat tinggal yang tidak jauh dari rumah Amoun-Ra. Hal itu sengaja dilakukan oleh pria berdarah Mesir bernama Amouun-Ra, agar Kahled selalu ada untuknya. Dan ia tidak bersusah payah dengan jarak mereka yang dekat. … Lantai 2., Ruang tamu., Dia menaiki undakan tangga menuju lantai atas. Rumah besar dengan 2 lantai ini masih sangat gelap. Yah, sebab ia menyuruh Kahled untuk menghubungi pihak rumah agar memadamkan lampu meski dirinya sudah sampai di rumah. Amoun-Ra hanya tidak mau jika ibunya tahu dia pulang hingga pagi buta begini. Namun, saat dirinya hendak berjalan menuju kamarnya yang terletak di sana. Tiba-tiba saja dia dan penjaga pribadinya mendengar suara. “Hey, anak muda!” ujar seseorang bersuara bass yang berada di ruangan tamu lantai 2, yang terletak di ujung sana. Amoun-Ra dan pekerjanya seketika menghentikan langkah kaki. Mereka melihat ke arah sana, ruangan itu sangat gelap sekali. “Biar saya melihatnya, Tuan.” Pekerjanya sigap, ia mulai melangkah lebar mendekati ruangan itu, dengan tangan kanannya bersiap mengambil benda api kecil yang menggantung di celana panjang ketatnya. “Tunggu! Biar aku saja!” ujar Amoun-Ra melangkah lebar menuju ruangan tamu itu. Matanya semakin menyipit melihat sosok bayangan putih yang ada disana. * * Novel By : Msdyayu (Akun Dreame/Innovel, IG, sss)

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
19.3K
bc

My Secret Little Wife

read
115.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
219.3K
bc

Tentang Cinta Kita

read
202.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
16.5K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook