41-ORANG TUA

1679 Kata

Arga tertawa sampai menangis. Kedua tangannya memegangi perutnya yang bergetar. Mas Rio garuk-garuk salah tingkah. Andara mesem-mesem. Sedangkan aku tak henti mencubiti lengan Arga. “Aduh, sumpah beg0 banget lo, Rei,” kekehnya. “Lo juga Mas. Maaf ya ngga maksud songong, tapi lucu banget sumpah.” “Iiih Arga udah!” Ia pun bangun dari posisi berbaringnya, duduk bersila di sampingku. Kekehannya masih terdengar sesekali. Satu tangannya mendarat di puncak kepala, mengacak-acak suraiku. Padahal aku lebih tua lho dari Arga. Saat ini kami tengah berada di sebuah rumah yang disewa selama Papa Gi sekeluarga berlibur sekaligus menjenguk Arga. Kami menikmati waktu di ruang tengah yang beralaskan karpet lembut dan hangat. Aku suka desain rumah ini. Tak begitu besar, namun tata perabotnya terasa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN