Bau-Bau Cemburu

1370 Kata

Baru pukul 5 pagi namun aku sudah berada di perjalanan menuju ke kabupaten Sleman. Mataku terasa berat saat udara dingin AC mobil milik Pak Ayang menerpa wajahku. Seperti biasa aku duduk di kursi penumpang dan Pak Ayang dibalik kemudi. Papa sudah menawarkan supir tapi ditolak dengan halus oleh Pak Arayan. Dia mengatakan jika tak nyaman bepergian memakai supir. Padahal perjalanan kami lumayan jauh dan ada beberapa titik kemacetan akibat pohon tumbang akibat hujan disertai angin kencang semalam. Khawatir anak gadisnya kelaparan selama perjalanan Mama membawakan bekal makanan dan camilan. Tidak tau saja beliau jika anaknya pergi dengan pria dermawan. Jadi, tak mungkin kekurangan makan. “Bapak, saya kok ngantuk. Gimana ini?” “Ya, tidur. Buat apa ditahan-tahan?! Mata udah merah gitu. Sejak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN