“Masih banyak ya, Pak.” “Kurang empat sekolah.” “Sudah sore,” rengek ku setelah melihat jam di tanganku. “Mana mau anak-anak kumpul di sekolah jam segini?” “Bukannya tidak mau. Tapi, mereka ada kegiatan lain.” “Terus gimana dong, Pak.” “Lanjut besok.” “Yah, masak besok harus ke sini lagi.” Pak Arayan melajukan mobilnya entah kemana? Aku sudah pasrah jika dibawa kembali ke Jogja. Karena terlalu banyak basa-basi aku tidak bisa menyelesaikan penelitianku dalam waktu satu hari. Badan lelah dan suasana hati kurang baik membuatku tertidur dengan sendirinya. Pak Ayang juga tak berniat mengajakku bicara atau melarang ku tidur. Jadi, selama perjalanan pulang aku dalam keadaan tak sadarkan diri. Aku merasakan ada yang membelai kedua pipiku. Bukannya ingin bangun malah tidurku semakin nyenya