Pertanyaan yang mengalun dengan nada yang begitu halus itu seketika membuat Indira mengubah posisi tengkurapnya menjadi duduk. Mengabaikan ponselnya yang masih memutar drama korea, tangannya memukul kaki Satya yang berada di depannya. “Bangun!” “Nggak. Males.” “Enak aja! Jadi, Mas Satya nemplok-nemplok di bantal dan peluk guling Indira cuma mau nanya itu!?” “Apalagi memangnya,” celetuk Satya dengan nada santainya. Indira memutar kedua bola matanya dengan malas. Yang benar saja sang kakak bertanya pertanyaan yang jawabannya sudah pasti diketahuinya. “Bukannya Mas Satya tahu sendiri, kalau Indira sama Mas Regar-“ “Kenapa? Ada apa?” “Loh!?” Plakkk.. Karena kesal, Indira spontan memukul dahi Satya, hingga membuat kakak laki-lakinya itu bangkit dari posisi tidurnya. Kini kedua kaka