36. Gelora Nusa Penida

2330 Kata

Pagi-pagi aku bangun Mas Iqbal sudah tidak ada di kamar. Aku melihat celana dan kaosnya tersampir di sofa, itu artinya kemungkinan besar dia sedang berenang. Aku ke kamar mandi sebentar untuk bersih-bersih, baru kemudian menyusul. Benar saja, Mas Iqbal sedang berenang ke sana-kemari di kolam renang yang ada di samping teras kamar. Dia belum menyadari kedatanganku sampai ketika aku jongkok di pinggir kolam renang. Dia tersenyum dan langsung menghampiriku. “Tuan putri tidurnya pulas sekali.” “Enggak bisa bohong kalau badanku capek maksimal, Mas. Agak mabuk laut juga aku kemarin, cuma aku tahan-tahan.” “Mau ikut renang atau enggak?” Aku menggeleng pelan. “Enggak mau.” “Bisa, kan, tapi?” “Bisa, tapi lagi enggak pengen.” “Karena masih dapet?” Aku menggeleng lagi. “Bukan karena

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN