37. Mau Lagi

2011 Kata

Badanku terasa lebih segar setelah mandi, tetapi kakiku masih terasa lemas. Aku terduduk di atas closet karena masih enggan keluar. Aku menatap pantulan diriku di depan cermin. Aku terlihat lelah, tetapi tampak bahagia. Sedari tadi aku terus tersenyum seperti orang gila. Ya, efek semalam masih membekas begitu kuat di ingatanku. Setiap detailnya bahkan seolah masih bisa kurasakan. Sekali lagi aku ingin bilang, semalam adalah pengalaman yang tak terlupakan. “Naya, kamu enggak pingsan, kan, di dalam?” Mas Iqbal mengetuk pintu kamar mandi. “Aku perlu masuk atau enggak?” “Buka aja, Mas, enggak dikunci.” Aku menjawab pelan. Detik itu juga, pintu kamar mandi dibuka dari luar. Mas Iqbal masuk dengan senyum yang mengembang lebar. Dia menunduk sebentar lalu mengangkatku keluar tanpa permis

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN