21. Berangkat Ke Jakarta

2225 Kata

Sejak turun dari mobil jantungku sudah deg-degan parah. Aku terus menerka-nerka ada gerangan apakah Mbak Kiran sampai ingin menemuiku. Satu tebakanku yang tak mungkin meleset yaitu pertemuan malam ini pasti berhubungan dengan Mas Al. Selebihnya aku tidak bisa menebak. Banyak sekali kemungkinan-kemungkinan yang muncul di otakku. Kami janjian di sebuah cafe yang lokasinya berada di tengah kota. Dia membebaskanku memilih mau bertemu di mana, dan aku memilih cafe langganan karena tempatnya yang cantik dan luas. “Bu Anna!” Panggilan itu membuatku celingukan. Begitu menemukan di mana Mbak Kiran, aku langsung tersenyum. Dia sedang melambaikan tangan padaku. Dia duduk di meja yang ada di sudut kiri dekat jendela besar. “Maaf, Mbak. Saya telat. Lampu merah depan sana itu agak macet.” “Engg

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN