Professor Khalid menghela nafas panjang. Menatap heran ke arah Vion yang juga tampak gelisah di mana detik-detik upacara peresmian misi ke dua akan di mulai.
“Kau kenapa bisa tegang seperti itu?” Tanya professor Khalid yang berusaha untuk mencairkan duasana dan mencoba membuat asisten lribadinya itu tidak terlalu khawatir atau semacamnya di mana ini akan di mulai.
Iya itu benar, dari semua fakta yang baru saja di ketahui semalam di tambah semua letak-letak dan apa saja yang harus di hadapi itu cukup membuat mereka berdua khawator. Sebenarnya sudah snagat khawatir sih karena ini benar-benar resiko yang amat tinggi untuk keselamatan bagi anak-anak murid mereka semua.
Tapi ayolah, ini tidak ada alasna yang kain juga bukan? Karena bagaimana pun semua yang terjadi memang harus di laksanakan karena ya Akademi dan kerajaan ini sedang berada di ambang kehamcuran di balik pemandangan yang masih baik-baik saja sevenarnya.
Memang, semua posisi ini telah serba salah. Dan proseffor Khalid juga merasa bersalah dengan semua yang terjadi sekarang ini. Tapi mau bagaimana pun juga ini ahrus segera di lakukan untuk menjaga ke damaian yang bagus untuk masa dean mereka semua bukan?
Iya, itu benar. Sangat amat benar.
Hah! Baiklah. Berfikir positif seertinya itu yang di oerlukan sekarang ini.
Lantas dengan Vion yang duduk teat di sebelah tu uh professor Khalid. Laki-laki tersebut bangkit dari duduknya.
Berniat ingin melihat tim Atlas, Valerie, Yara, Caros dan juga Enola.
Hanya itu yang Vion tertuju, terutama Valerie karena bagaimana pun gadis itu adalah gadis keturunan bangdawan kelas atas terpenting di kerajaan. Terlebih jika sampai terjadi sesuatu saat melakukan misi nanti, Valerie adalah tanggung jawab mereka bukan?
Iya, itu benar. Maka dari itu laki-laki tersebut memastikan agar Valerie baik-baik saja dan juga ia berharap besar pada tuhan bahwa semua di lancarkan dengan baik terutama Valerie saat pulang nanti ia tidak ada lecet sedikit pun di tubuhnya karena bagaimana pun beberapa hri ada oengunjungan wali orang tua murid.
Sial! Kenapa harus merepotkan dan menbuat semua irang menjadi merasakan kepala pening begini sih.
Hah! Baiklah lupakan.
“Aku izin pamit, untuk melihat Atlas dan teman-teman,” Unar Vion kepada professor Khalid. Laki-laki tua itu mengangguk pelan. Mengizinkan asistennya untuk melihat Atlas dan juga timnbya.
“Pastikan Valerie baik-baik saja sampai nanti,” Kata Prifessor Khalid yang ternyata juga terlihat dangat khawatir kepada gadis cantik itu.
Iya, semua ini yang di lakukan terlalu banyak resiko. Dan terlebih kagi semua. Semua yang ada murid yang mengikuti misi ini lun juga semua dampaknya membahayakan.
Maka dari itu, di misi kedua hanya ada dua tim yang mebgikuti misi ini.
Sebenarnya anggota tim itu terdiri hanya untuk tujuh orang pertin.
Tetapi karena banyak oara murid lain yang tidak di setujui untuk mengikuti misi kedua oleh kedua orang tuanya, alhasil hanya ada tim Kavior yang beranggotakan tiga orang dan juga tim Atlas yang beranggotakan lima orang.
Semua orang yang melihat hak tersebut memang itu perbandingan yang berat sebelah sebenarnya, namun bagaimana? Murid lain yang ingin ikut atau semacamnya saja surat lerizinan di tolak mentah-mentah oleh kedua krang tua mereka semua.
Itu yang membuat semua siswa dan siwi merasa kecewa dengan keputusan para petinggu.
Padahal jelas di misi oertama tida ada perizinan surat atau semacam hal konyol seperti itu.
Tapi ya sudah kah, semu siswa sekaligus siswi di akademi bisa ap untuk menuntut pra peringgi? Mereka semua juga tahu misi ini penuh dengan resiko yang amat besar tetapi imbalan yang di kasih ileh professor Khalid juga tidka kalah besar sebenarnya.
Sialan! Banyak siswa dan siswi yang merasa kesal sekarang ini bahkan merasa iri dengan beberapa murid yang tengah berdiri di tengah lapangan yang siap untuk melakukan misi.
Siapa lagi kalau bukan tim Atlas dan juga Tim Kavior.
Yang sudah berdiri di posisi formasi mereka semua masing-masing.
Dengan mereka yang memakai juvah hitam yag sengaja di berikan oleh Vion karena kostum misi kedua adalah itu. Berbeda saat misi oertama di mana mereka bebas untuk berkostum dan tidak di tentukan juga seperti sekarang ini.
Vion yang tahu bahwa sekitar delapan menit lagi upacara akan di mulai, kali ini laki-laki tersebut sudah berdiri tepat di antara Atlas, Valerie, Yara, Carlos dan juga Enola. Yang pertama mengadari Vion datang adalah Enola.
Gadis tersebut langsung menoleh menatap Vion begitu juga semua akhirnya berlanjut mereka menatap ke arah Vion.
Asisten pribadi professor Khalid itu terzenyum ke arah mereka semu, mengatakan seperti haknya menberi semangat dan sekaligus memberi tahu bahwa semua akan baik-baik saja sebagaimana jelas itu tidak tentu baim-baik saja nantinya. Terdengar lucu tapi memang itu nyatanya.
“Kalian sudah siap?” Tanya Vion kepada mereka.
Dengan ragu pun mereka berlima menganggukan kealanya pelan. Rasa canggung di antara mereka semua sangat terasa sehingga membuat Vion mau tidak mau harus tetap memberi harapan dan semangat kepada mereka sebagaimana itu entah berhasil dan berguna juga sebenarnya. Vion tidak tahu.
“Lakukan semuanya dengan baik ya,” Lanjutnya lagi.
“Aku tahu kalian adalah tim yang hebat,” semangatnya sebari mengacak-ngacak pelan ujung rambut mereka secara satu persatu dan secara bergantian.
Iya Vion yang tinggi dengan mereka yang hanya sebatas d**a Vion itu cukup membuat laki-laki itu mudah menyentuh kepada mereka berlima.
Terlebih lagi, mereka juga sudah di anggap Vion seerti halnya adik dan sanak sodara laki-laki tersebut. Maka dari itu rasa yang di rasakan Vion saat ini tidak bisa di deskripsikan dengan baik, karena bagaimana pun itu terlalu semsitif untuk di jelaskan.
Namun yang pasti dan yang jelas juga. Vion dangat berat untuk melepaskan mereka semua untuk menjalankan misi ini.
Sebenarnya jika dirinsya bisa dan dirinya di izinkan pun Vion berharap bahwa ia bisa inut untuk menjalankan misi kedua ini dengan mereka. Untuk menjaga semua murid yang mengikuti misi ini.
Karena bagaimana pun umur mereka masih sangat muda nika harus berhadapan dengan hal-hal seperti ini.
Baiklah, keinginan Vion seertinya terdengar berlebihan dan tidka masuk akal juga, tapi bagaimana pun memang itu lah yang di inginkan laki-laki tersebht.
Sedangkan Enola yang mampu membaca pikiran dna tahu apa yang tengah di pikirkan laki-laki tersebut alhasil menyentuh sekaligus menarik baju yang di gunakan laki-laki tersebut.
“Kau tidak perlu khawatir Vion,” Ucap Enola yang mampu membaca pikirannya.
“Kau tahu bukan kita semu sehebat apa? Kau sendiri yang mengatakan hal itu barusan,”
Sedangkan Vion yang mendengar hal tersebut dan sedikit malu juga marena Enola membaca pikirannya. Ia hanya terkekeh pelan.
“Iya kau benar, tetapi yang pasti. Aku juga ingin ikut bersama kalian, atau tidak menjaga kalian dari jauh agar tidak terjadi apa-apa di sana,”
Carlos yang mendengar hal tersebut tertawa kecil, langkahnya mendekat ke arah Vion sebari menepuk pundak Vion yangs edikit jangkung jug tubuhnya di bandi laki-laki tersebut
“Ternyata sikap humor di dalam dirimu itu sangat mampu dan gampang perduli kepada seseorang ya,” Godanya dengan kekehan kecik sedangkan Vion hanya memutar bola matanya jengah.
Hah! Baiklah, Carlos memang tipikal orang yang hobi keku atau semacamnya. Ya contohnya seperti ini. Tapi ya sudah Vion juga mesebenarnya mewaharkan sikap laki-laki tersebut karena bagaimana pun ia selalu menghibur semua orang di segi kondisi tegang atau apapun itu. Seperti ini.
Dan Vion cukup sedikit terhibur juga sebenarnya.
Ya, hanya sedikit walaupun rasanya sekarang sangat tidak karuan sama sekali.
Dan Vion hanya bisa menarik nafas tidak karuan melulu perihal hal yang terus ia rasakan.
Satu persatu secara berhantian pula Vion menatap wajah Atlas, Valerie, Carlos, Yara dan juga Enola terlebih lagi entah yang ke berapa kalinya Vion menghela nafas panjang untuk yang kesekian kalinya.
“Tolont berhati-hatilah,” Ucapnya penuh dengan harap sekaligus rasa khawatir yang sudah memenuhi perasaannya sekarang ini.
Sekejap hanya beberapa detik ia memejamkan kedua matanya, hanya beberapa detik. “Dan juga tolong salingg menjaga atau semacamnya, krena bagaimana pun aku dan smpeifessor Khalid berharap besar kepada kalian. Terutama kau Atlas,” Pandangan Vion jatuh kepada Atlas dan dengan sihap Atlas langsung membalas tatapan laki-laki tersebut secara langsung dan alhasil membuat mereka berdua saling tatap. Seperti halnya pikiran mereka bertukar dan melakukan telepati.
Mungkin terdengar konyol juga, tapi jika orang yang melihat hal tersebut mungkin mereka menganggap mereka berdua seperti itu.
Hah! ya sudah. Apalagi ini? Seperti tidka oenting untuk di bahas.
Maka dari itu Vion membalikan tubuhnya. Kembali ke tempat karena suara denting bell sudah berbunti di mana misi untuk upacara sudah di mulai sekarang ini.
Terlebih lagi semua irang yang mendengar hal tersebut juga merasa mulai tegang kembali karena bagaimana pun semu akan di mulai.
Misi yah membahayakan, di mana nyawa mereka yang ikut serta dalam misi itu adalah taruhannya. Mengerikan? Tentu. Itu sudah sangat jelas dan pasti.
Dan di mana mereka semua sudah setuju untuk mengimuti ini tidak bisa mendadak menolak atau mengagalkan semua misi dan juka seoerti itu di anggap oenghianat.
Okay kembali fokus kepada mereka.
Kavio, Lugia dan Wine. Di mana mereka menjadi tim nomer satu yang membuat mereka yang bisa berangkan terkebih dahulu untuk menuju ke Gua Lemurian.
Sedangkan Atlas, Vakerie, Carlos, Enola dan juga Yara. Mereka berlima afalam tim dua di mana mereka yang akan paling terakhir untuk pergi ke Gua Lemurian.
Sebenarnya itu tidak madalah juga sih karena bagaimana pun mereka semua sudah menemui jalan yang terceat karena Valerie sudah berhasil melakukan pembukaan portal dengan bc epat. Waktu sekitar seuluh menit hanya karena katihan yang di lakukan semalam.
Hebat? Itu sudha oasti. Kerja keras yang di lakukan Valerie sangatlah hebat bukan? Maka dari itu semua teman-temannya yang sudah nengetahui kekuatan gadis tersebut sangat bangga karena Valerie sudah menguadai kekuatan barunya itu sekarang.
“Perhatian semuanya,” Suara professor Khalid akhirnya tersengar ke seluruh oenjuru akademi. Dengan kekuatan yang di gunakan laki-laki tua itu terdengar menjadi seoerti memakai akat pengeras suara padahl jelas itu tudak.
Hanya dengan memakai jari telunjuk yang sengaja ia taruh di lehernya suara professor Khakid menjadi terdengar sangat keras.
Semua kembali menatap fokus ke para petinggi akademi, menunggu professor Khalid melanjutkan ucapannya alhasil dirinya pun melakukan tersebut.
“Dengan semua yang akan di mulai pagi ini. Aku harap sebagai petuah di akademi kalian semua siap dengan yang terjadi hari ini,”
“Terebih lagi dengan misi kedua yang sangat beresiko, membuat aku tahu bahwa kalian sedang merasa tegang dan banyak berdoa agar kalian semua bisa pulang dengan selamat,”
“Aku tahu, aku mengerti. Mungkin terdengar sangat egois. Tetapi inah yang akan kalin hadapi. Aku tidak bisa mengatakan hal tersebut atau akasan kainnya di sini secara gamblang. Karena bagaimana pun itu sangatlah sensitif untuk semua masyarakat dan semua para siswa dan siwi di akademu itu,”
“Lantas maka dari itu, aku oersenbahkan bahwa upcara misi kedua ini di mulai dan misi kedua ini resmi di lakukan atas perizinan aku dan para petinggi akademi lainnya,” Jelas professor Khalid engan rasa yang cemas juga sebenarnya. Tapi sebusa mungkin dirinya bersikap baik atau semacamnya agar ia terlihat baik-baik saja di depan mata semua orang.
Namun Vion yang sudah mengenal baik professor Khalid sudah paham bahwa dirinya juga merasa ketakutan dan tegang terlebih lagi ia sangat khawatir kepada para peserta yang memang mengikuti misi tersebut secara cuma-cuma.