BRAKK!!!
Atlas menutup pintu kamarnya dengan keras saat Carlos dan Yara sudah memasuki kamar laki-laki itu terlebih dahulu.
Sebenarnya dari sudut pandang Yara dan Carlos pun mereka benar-benar tidak mengetahui ada apa sebenarnya yang di alami oleh Atlas tanpa sepengetahuan mereka berdua.
“Kau kenapa?” Tanya Yara hati-hati yang tengah duduk di pinggir kasur Atlas.
bukannya malah menjawab, yang ada ia hanya melirik ke arah Yara sekitar beberapa detik saja, kemudian mengalihkan pandangannya kesembarang arah.
“Ini benar-benar memuakkan!” Celetuk Atlas kesal, dan akhirnya mereka berdua terdiam sekaligus menyadari kebimbangan laki-laki itu saat ini.
Dengan apa yang ia katakan sewaktu di tempat makan tadi, itu cukup merepotkan memamng di tambah tidak masuk akal sama sekali. Lagi pula Yara juga berfikir, kenapa bisa sih semua permasalahan yang ada di akademi ini adalah tanggung jawab Atlas sepenuhmya di tambah kunci titik terangnya ada di laki-laki itu.
Ya tuhan! Sungguh di luar nalar sekali, karena bagaimana pun Atlas yang ada di hadapannya ini benar-benar tidak ada pengalaman, dia benar-benar buta dengan semua ruang lingkup di dunia ini. Maka dari itu, wajar saja Atlas sedang meluapkan emosinya seorang diri, dan ya! Jika Yara atau pun Carlos berada di posisi Atlas yang tiba-tiba saja hadir atau terbangun di dimensi lain itu jelas membuat mereka berdua kebingungan dan emosi yang pastI.
“So, bisa kau katakan kepada kami berdua. Apa yang di bicarakan kau dan Vion sebelum makan malam tadi,” Akhirnya setelah sejak dari tadi Carlos hanya diam, lakui-laki itu membuka suaranya dan melemparkan pertanyaannnya kepada Atlas secara baik-baik dan hati-hati pastinya. Karena kalau tidak, ia akan semakin menjadi-jadi menyalurkan emosi yang telah tertaham di dalam diri Atlas. Apa yang Carlos pikirkan benar bukan?
Karena sejujurnya jika dirinya bersikap gegabah kita tidak tanu perbuatan apa yang akan Atlas lakukan di saat kekuatan laki-laki itu sudah bangkit. Karena jujur Carlos belum melihat hal itu sama sekali.
Atlas menoleh, setelah hampir benerapa detik ia berjalan mondar mandir di kamar secara tidak jelas akhirnya ia menjatuhkan tubuhnya di atas kasur tepat di sebelah Yara yang sedang duduk manis di sana. Gadis itu hanya menatap datar kepada Atlas sebari menggelengkan kepalanya samar dan langsung mengalihkan pandangan Yara ke arah lain.
Iya, dia tidak sanggup juka harus terus menerus menatap laki-laki bernama Atlas itu, mau dia yang asli atau tidak pesona yang Atlas miliki tidak bisa Yara lewatlan begitu saja, Astaga! Bagaimana bisa ia berbicara seperti itu di saat kondisi sedang genting seperti ini? Gila! Sadarlah Yara! Kau bukan gadis yang menye-menye atau menyebalkan seperti itu, iya kau bukan gadis yang seperti itu.
Helaan nafas panjang Atlas terdengar, kedua matanya masih menatap langi-langit kamar asramanya, memikirkan setiap obrolan yang dinlakukan tadi bersama Vion saat sebelum melakukan makan malam.
“Obrolan yang aku dan Vion lakukan tidak terlalu banyak, hanya saja…. pembahasan itu sangatlah berat dan sangat sulit untuk aku mengerti,” ucapnya putus asa.
“Seperti yang aku bilang, akademi yang kalian tempati ini sedang bermasalah alias sedang tidak baik-baik saja,”
Atlas merubah posisinya menjadi duduk, “Aku tidak tahu lebih jelas dan persisinya seperti apa, yang pasti laki-laki itu bilang aku adalah kunci dari semua permasalahan ini,”
Atlas menatap ke arah Carlos, “Kau mempunyai petunjuk atau….” Tanyana dengan menggantungkan kalimat perkataan yang ia keluarkan.
Carlos menggeleng, “Masih belum, namun aku sedikit ingat akan suatu hal yang pernah Atlas katakan padaku,”
Raut wajah laki-laki itu terlihat seperti berfikir, namun beberapa detik kemudian ia menatap ke arah Atlas dengan ekpresi wajah yang serius. “Sebelum jauh dari adanya misi yang di selenggarakan professor Khalid, entah kenapa Atlas selalu merasakan hal-hal yang ganjal di akademi ini,”
Atlas sedikit menyipitkan kedua kelopak matanya, “Hal-hal yang ganjal?” Kata Atlas mengulang ucapan Carlos, “Bisa kau sebut salah satu contoh yang kau maksud itu?”
Carlos mengangguk, “Setiap malam, di salah satu ruang yang memang di larang untuk di masuki semu kurid akademi dan petinggi-petinggi akademi, Professor Khalid selalu datang ke sana. Dan tentu dengan wajah yang tidak bisa Atlas tebak atau apapun,”
“Di tambah, jika bulan purnama datang. Professor Khalid pun selalu berdiam diri di taman utama duduk di sana seorang diri, namun kedua sorot matanya terlihat kosong belum lagi terkadang ia juga bergumam, seperti halnya berbicara dengan seseorang,”
Yara membuka suara, “Apa hanya aku saja yang merasa, professor Khalid menyembunyikan sesuatu?” Gadis itu bangkit dari duduknya menyenderkan tubuh mungil miliknya tepat di dinding kamar Atlas.
“Maksudku begini, ini semu serba mendadak. Dan professor Khalid yang selalu kita kenal dengan keramahannya di tambah ia selalu menjaga semua murid di sini, kenapa ia sekarang mendadak berubah seratus delapan puluh derajat?”
“Dan juga, ia sekarang cenderung menyuruh kita semua melakukan misi-misi yang di luar nalar kemampuan kita! Ayolah, itu buat apa? Keuntungan dia pribadi? Oh! Jelas tidak masuk akal dan terdengar egois menurutku,”
Mendengar asumsi yang di ucapkan Yara barusan membuat kedua laki-laki tampan itu diam.
Carlos menarik nafas panjang, “Jadi menurutmu, Professor Khalid our Villain or???” Tanya Carlos yang sudah menyimpullan asumsi milik Yara.
Yara menaikan kedua pundaknya tidak tahu, “Entah, aku tidak bisa memastikan hal itu. Namun dengan semua sikapnya yang aneh akhir-akhir ini membuat aku berfikir seperti itu kepadanya,”
Atlas menggeleng cepat, “Tidak aku rasa tidak seperti itu,” Jawab Atlas cepat. Dirinya merasa Tidak setuju dengan asumsi Yara barusan, karena bagaimana pun secara tidak langsung Professor Khalid sedang melindungi semua orang yang ada di sini, dengan memunculkan dirinya dari dimensi lain.
“Kalian ingat yang Vion katakan kepadaku? Bahwa aku kunci dari semua permasalahan ini bukan?” Lanjut Atlas yang melempar pertanyaan kepada Yara dan Carlos.
Dan secara bersamaan, dua manusia itu mengangguk bersamaan sebari menatap satu sama lain sebentar.
Atlas mengangguk, senyuman simpul itu terlihat di wajahnya. “Dengan hal seperti itu saja aku rasa professor Khalid bukan villain di sini, yang jelas professor kalian sedang meminta bantuan tentunya itu melalui aku,”
“Tidak, aku sedang tidak bersikap sombong saat ini, hanya saja aku sedang memilah-milah semua ucapan yang Vion ucapkan kepadaku tadi,”
“Di sini, Professor Khalid sedang melindungi kalian semua dari musuh utama yang entah siapa. Apa kalian bisa menebak siapa itu? Para petinggi atau siapapun yang mencurigakan sikapnya dan terlihat seperti penjahat,” Jelas Atlas panjang lebar.
“Sepertinya sejauh yang aku pikir dan di sini, tidak ada satu pun petinggi yang bersikap seperti yang kau bilang, mereka terlihat baik-baik saja,” Jawab Yara.
“Di tambah, mereka mempunyai sumpah dan janji kepada Ratu dan Raja untuk tidak bersikap berkhianat atau merugikan kerajaan. Aku rasa semua petinggi sebelum memasuki akademi ini harus sudah melewati hal tersebut,”
“Jangankan mereka, kita jika sudah menginjak umur dua puluh tahun saja wajib melakukan tradisi seperti itu. Bukanlah begitu Carlos?”
Carlos mengangguk setuku, “Ya, itu benar. Jadi aku tidak yakin jika para petinggi melakukan hal yang seperti itu apalagi melanggar ketentuan yang sudah di tentukan oleh pemimpin kita,”
“Namun ada satu hal yang tahun ini ada murid yang selalu meresahkan semua orang termasuk petinggi,” Kata Carlos
“Siapa?”
“Kavior,”
“Kavior?” Atlas mengulang nama yang sempat Carlos ucapkan tadi.
Carlos mengangguk, “Laki-laki bernama Kavior itu entah kenapa sejak awal tahun aku dan yang lain masuk, ia selalu tergila-gila dengan kekuatan yang professor Khalid miliki, belum lagi ia selalu saja menganggu Atlas,”
“Dia selalu ingin di akui, di tambah dengan kepintaran mu itu dia selalu terobsesi. Belum lagi sikap liciknya yang ia miliki, itu cukup merepotkan selama kita semua di akademi. Terkadang professor Khalid dan Vion juga merasa lelah jika terus-terusan berurusan dengan laki-laki itu,”
“Karena ia selalu melakukan hal-hal yang di luar nalar bahkan di luar ekpetasi kita semua,”
Atlas mengerutkan keningnya, “Aku rasa kekacuan yang di buat Kavior itu hanyalah kenakalan remaja yang seperti di lakukan orang-orang di duniaku, dan aku rasa itu hal yang normal Carlos,”
Carlos menggeleng, seraya tidak setuju dengan ucapan yang baru saja Atlas ucapkan, “Tidak Atlas,” Kekehnya pelan. “Kau salah, dia benar-benar gila. Cara dia terobsesi dengan semua kekuatan-kekuatan hebat di sini. Bahkan ia seperti halnya laki-laki psycho yang gila, aku rasa kau perlu bertemu dengan Kavior. Agar kau bisa menilainya sendiri, karena bagaimana pun jika aku bercerita dan menjelaskan semuanya kepadamu kau tidak akan percaya,”
“Kau harus benar-benar melihatnya sendiri,” Jelas Carlos.
“Baiklah, jadi semua ini masih terlalu samgat abu-abu?” Celetuk Yara tiba-tiba setelah Carlos baru saja selesai berbicara.
Carlos kembali mengiyakan, “Iya, semuanya. Semuanya sangatlah abu-abu untuk kita cerna semuanya, karena belum ada petunjuk sedikit pun. Bahkan untuk misi kedua saja belum ada tanda-tanda,”
“Kau benar,” Atlas menghela nafas panjang, “Rasanya kepalaku ingin pecah memikirkan hal tidak jelas seperti ini, dan aku hanya ingin pulang ke duniaku dan kembali menjalani hidup yang normal,”
“Sebagaimana harus di rundung terus menerus setiap harinya, aku rasa itu tidak terlalu berat di banding aku di sini,” Atlas menjatuhkan tubuhnya di atas kasur kembali.
Yara sedikit terkekeh, “Kau terlalu pengecut di banding Atlas yang aku kenal,”
“Ya kau benar,” Jawabnya tanpa membenarkan sedikit pun.
“Maka dari itu, aku merasa tidak pantas dan tidak mampu untuk menjalani ini semua di dunia kalian, bahkan untuk bertanggung jawab saja aku tidak yakin. Aku takut….mengacaukannya,”
“Aku rasa tidak Atlas, karena aku merasa perasaanku sejak tadi baik-baik saja saat kau mengucapkan hal itu setelah kau bertemu dengan Vion di ruang makan,”
“Bahkan dengan sikapmu yang aneh sejak tadi aku merasa kau sedang merasakan kekuatanmu yang baru saja bangkit, apa aku benar?” Tebak Carlos dengan senyuman yang merekah.
Mendengar itu Yara terihat sangat tertarik, bahkan penasaran dengan apa yang baru saja laki-laki itu ucapkan. “Apa itu benar Atlas?” Tanyanya memastikan.
Atlas memutar bola matanya, “Aku tidak tahu pasti yang aku rasakan termasuk kekuatanku atau bukan, karena aku merasa aku seperti mendengar semua orang yg ia ucapkan sebagaimana itu hanya di dalam hati atau berbisik,”
“Di tambah lagi saat kita bertiga di umumkan eh professor Khalid bahwa kita berhasil melakukan misi pertama dan di suruh maju ke depan untuk pemberian medali,”
“Banyak dari mereka semua membicarakan yang tidak-tidak ke kita terutama aku,”