Semangat Carlos dan Yara

1722 Kata
“Kau tahu Carlos, banyak di antara mereka berbicara yang tidak-tidak kepada kita, terutama yang lebih jelas itu kepada ku,” Atlas memijat pelipisnya pelan dengan kedua tangannya, “Di tambah lagi, ada satu orang yang tengah menatapku selama aku berjalan ke depan tadi, dan dia memiliki kedua iris mata berwarna merah terang, aku tidak tahu alasan dirinya terus menatapku belum lagi saat di-“ “Atlas! Orang yang kau maksud itu Kavior!” Potong Yara langsung dengan nada yang sedikit meninnggi. Atlas langsung terdiam, menatap Yara dengan pandangan yang sedikit berfikir. “Maksudmu? Aku tidak mengerti,” Yara menghembuskan nafasnya, “Iya orang yang sejak tadi memperhatikau itu namanya Kavior, salah satu murid gila yang mempunyai obsesi yang sangat amat tinggi. Carlos kan baru saja menjelaskan hal itu kepadamu kan?” “Sunguh?“ Ucap laki-laki itu memastikan. “Lantas untuk apa ia terus menatapku? Apa dia mengetahui siapa aku sebenarnya? Atau dia selalu seperti itu dan mempunyai tatapan mengintimidasi kepada s-“ Carlos menggeleng, melihat sikap panik yang sedang di alami Atlas membuat dirinya merasa kesal rasanya. Namun di sisi lain Carlos juga tidak bisa marah seenaknya kepada laki-laki tersebut, karena bagaimana pun dia baru saja mengalami pengalaman hal yang seperti ini di dalam hidupnya. Untuk saling menyalahkan nuga rasanya tidak mungkin bukan? “Baiklah Atlas, kau tenanglah” Potong Carlos yang mampu membuat dirinya langsumg menatap kepadanya. “Kau tidak perlu bersikap panik seperti itu, jika kau seperti ini. Kavior akan merasa senang dan dia akan merasa mudah untuk menyerangmu,” “Yang ada jika kau bersikap seperti tadi, semua orang yang ada di akademi bertanya-tanya dan mencurigakan keahlian yang di miliki Atlas yang asli selama ini. Aku tahu tidak semu orang memuja-muja Atlas seperti yang Yara ucapkan kemarin,” Kedua sorot mata Carlos sedikit melirik ke adah gadis itu sekilas. “Yang jelas setengh dari mereka ada yang tidak suka bahkan iri dengan Atlas, jadi wajar saja jika kau mendengr semua bisikan-bisikan itu sebagaimana aku sendiri tidak dapan mendengarkan hal itu,” Kata Carlos yang terdengar seperti kesal. “Seandainya aku mempunyai kekuatan yang kau miliki dan aku mendengar semua ucapan mereka, yang ada aku akan menghabiskan mereka secara satu persatu,” “Carlos, kau juga aku rasa tidak perlu terbawa amarah seperti itu,” Jawab Yara langsung. “Kalian berdua tenanglah, sebagaimana kedaan saat ini sedang amat sangat genting. Jadi aku harap rasa panik dan rasa emosi yang sedang kalian rasakan cukup kalian redam dan simpan rapat-rapat,” “Karena bagaimana pun hal tersebut sudah bukan waktunya teman-teman, kita semua berada di posisi yang genting! Jadi ku mohon! Fokuslah,” Yara melipatkan kedua tangannya tepat di depan d**a, “Kita cari semua permasalahan ini dari akar-akarnya, kalau peru kita mencari siapa musuh sebenarnya yang sampai-sampai membuat professor Khalid khawatir dengan kemakmuran dan keseimbangan akademi kita,” Jelas Yara yang penuh dengan ketenangan, sebagaimana gadis tersebut juga merasakan ke khawatiran. Namun ia masih bisa memposisikan hal tersebut karena pikirnya jika ia juga bersikap yang sama seperti Atlas dan Carlos semua akan berantalan dan kacau. “Tenanglah, kita semua perlu beristirahat. Dan juga Atas kau belum sepenuhnua sembuh, jadi beristirahatlah yang tenang malam ini. Besok aku dan Carlos akan datang ke sini untuk menjemputmu,” Ucapnya tegas. “Ayo Carlos, kita kembali ke kamar kita masing-masing. Beri Atlas waktu untuk memulihkan diri dari luka yang ia miliki,” Lanjutnya sebari melangkah dan menarik lengan Carlos pelan untuk keluar dari kamar Atlas. . . . Pagi harinya. Jam yang berada di atas meja itu berbunyi, menandakan bahwa alarm yang sudah disetel sudah tertuju ke angka yang sudah di tetapkan. Atlas yang masih tertidur nyenyak itu hanya mengegerang pelan sebari meregangkan tubuhnya pelan dan hati-hati, karena luka sialan yang berada di perutnya masih belum kering juga dan itu sunggu merepotkan. Karena sejujurnya jika seperti ini terus menerus Atlas tidak bisa bergerak bebas, padahal misi kedua akan di lakukan lusa. Jika keadaan yang masih begini ia tidak akan bisa mencari tahu dan menyelesaikan semua permasalahan ini semua. Dengan malas akhirnya laki-laki itu bangkit dari posisinya secara pelahan, wajahnya sedikit meringis saat rasa nyeri itu kembali menjalar ketubuhnya di seriap detiknya. Sial! Kenapa dia harus merasakan hal ini sih? Lagi pula siapa yang tega melakukan ini kepadanya? Namun baru saja memikirkan hal tersebut, Atlas tiba-tiba teringat akan hal sesuatu. Iya Atlas mengigat obrolan di saat dirinya bersama Valerie kemarin, di mana gadis itu menannyakan keadaannya sebari menanyakan siapa yang melakukan hal tersebut kepadanya. Bahkan Atlas pun teringat dengan ucapan Valerie yang di mana gadis tersebut berkata satu nama yang juga di ucapkan oleh Yara dan Carlos kemarin. Ah! Iya! Atlas akhirnya mengingat, laki-laki itu bernama Kavior. Lalu pertanyaannya, kenapa ia tega menusuk perut Atlas yang asli? Atau memang orang tersebut benar-benar gila dan psycho seperti halnya Carlos ucapkan. Entahlah! Itu nanti bisa di pikirkan dan bisa di bahas lagi bersama dua orang manusia yang baru saja ia kenal, lagi pula otak dan pikiran Atlas masih belum sinkorn sama sekali saat ini. Maka dari itu ia lebih memilih untuk mandi dan membersikan badannya terlebih dahulu. . . “Atlas, kenapa wajahmu masih terlihat tidak bersemangat seperti itu sih? Apa yang kau pikirkan lagi?” Tanya Carlos yang menyadari wajah Atlas yang sengaja ia tekuk. Atlas memutar bola matanya, “Dan kau dengan santainya masih bertanya “Apa yang aku fikirkan?”” Ucap laki-laki tidak percaya. “Kau memang manusia aneh yang pernah aku temui Carlos,” Lanjutnya sebari menggelengkan kepalanya pelan. “Terkadang wajah tampanmu itu hanya berguna di awal saja karena pada dasarnya pikiranmu seperti laki-laki bodoh yang ada di duniaku,” “Apa katamu?” Carlos menatap Atlas tidak percaya, “Kenapa kau masih saja meremehkanku sih? HAH! Memang ya kau sepertinya terlalu angkuh dan alhasil kau menjadi orang pengecut, maka dari itu semua orang yang ada di duniamu selalu merundungmu seenak jidat dan ya apapun yang kau lakukan tidak la-“ “Diamlah Carlos!” Baru saja berniat ingin menyerang laki-laki itu, belum juga melangkahkan kakinya Carlos langsung terlempar begitu saja. Dan itu cukup membuat Yara yang sejak tadi diam dan Atlas yang belum melakukan apa-apa terkejut melihatnya. “Sial! Apa-apan kau Atlas,” Omel Carlos yang langsung berusaha bangkit dari posisinya. Atlas menggeleng cepat, berusaha mengelak karena apa yang terjadi bukan karena ulahnya. “Aku bersumpah aku tidak melakukan hal itu kepadamu, kau lihat bukan bahwa aku belum melangkah sama sekali untuk mendekat ke arahmy Carlos? Iya kan Yara? Apa kau melihatnya juga,” Yara mengangguk patah-patah, dengan tatapan yang tengah menatap aneh kepada Atlas akhirnya gadis tersebut mengalihkan pandangannya kepada Carlos. “Aku benar-benar melihatnya Carlos, dia tidak melakukan hal itu kepadamu,” “Maksudmu? Ucap Carlos yang berusaha mencerna hal ini semuanya. Ia mendekat perlahan ke arah posisi Atlas dan Yara yang tengah berdiri sejajar. “Dia benar-benar tidak melakukan hal apapun,” Jawab Yara ulang dengan nada yang meyakinkan. Carlos hanya diam, tubuhnya ia dudukan tepat di pinggir kasur milik Atlas yang baru saja di bersihkan oleh laki-laki itu. “Ya aku tau, aku tau kok tidak melakukan hal itu,” “Karena jelas-jelas aku juga melihatnya secara mata terbuka,” Pandangannya menatap ke arah Atlas dengan serius. “Namun yang pasti, aku rasa yang melakukan hal itu berasal dari kekuatanmu Atlas,” Atlas menatap Carlos tidak percaya, ia sedikit terkekeh pelan, “Apa katamu? Kekuatanku? Ya tuhan yang benar saja Carlos! Ini bukan waktunya untuk bercanda, ayolaj serius dikit aku benar-benar muak dengan i-“ “Tidak! Aku berkata serius,” Katanya cepat dengan memotong ucapan laki-laki itu. “Perasaanku mengatakan hal tersebut, kau memamng tidak merasakan apapun tapi semua yang ada di sekitarmu melakukannya,” Carlos bangkit dari duduknya, raut wajah laki-laki itu terlihat sangat semangat saat ini. Dan hal tersebut tidak bisa Carlos tutupi. Lantas kedua tangannya menyentuh kedua pundak Atlas langsung, “Secara tidak langsung, kau bisa mengendalikan sesuatu yang ada di sekitarmu Atlas! Tanpa kau sadari dan kau sadari, karena bagaimana pun semua yang ada di sini berada di pihakmu,” mendengar Carlos berucap seperti itu membuat Atlas semakin tidak mengerti, ia menggeleng pelan seraya melepaskan kedua tangan Carlos yang tengah menyentuhnya, “Aku masih tidak paham, di tambah lagi kau mengatakan aku bisa mengendalikan semua yang ada di sekitarku,” Kekehan itu kembali terdengar, “Tidak Carlos, itu kekuatan yang luar biasa, dan aku rasa kekuatan seperti itu bukanlah hal yang harus aku dapatkan. Akhirnya Yara yang sedari tadi diam, akhirnya gadis itu maju. Melangkahkan kakinya untuk mendekat kepada Atlas, setelah tubuhnya berada tepat di hadapan laki-laki itu tangan kanannya melayang untuk menampar pipi kanan milik Atlas. Dan jelas membuat Atlas terkejut pastinya, alhasil Yara langsung menangkup wajah tampan Atlas dan menahannya untuk menatap wajah Yara. “Berhentilah untuk bersikap seperti orang t***l seperti itu Atlas!” Ucapnya gemas. “Kau memang sudah mendapatkan kekuatanmu yang selama ini kau tunggu-tunggu,” Tetapi entah mengapa Yara menggelenglan kepalanya. “Ah! Maksudmu kekuatan itu adalah kekuatan yang telah Atlas aslii inginkan, dan ya! Kau adalah perdana yang bisa merasakan kekuatan tersebut sebari mengendalikan semua kekuatan yang bangkit. Jadi sadarlah!” “Dan juga, apa kau tidak tahu maksud dari nama yang kau miliki Atlas?” Tanya Yara kepada laki-laki itu, tangannya sudah tidak mencangkup wajah Atlas, yang ada ia melipat kedua tangannya dan menaruhnya tepat dia depan dadanya. “Kau tahu bukan? Oh! Apa jangan-jangan kau tidak tahu silsilah nama yang kau miliki sekarang? Ya tuhan! Ternyata kau adalah Atlas yang bodoh yang pernah aku temui dan itu sangatlah memalukan, di tambah lagi a-“ “Tidak! Tidak! Aku tahu, aku tahu silsilah Atlas itu seperti apa,” Jawab Atlas langsung dengan penuh kegugupan. “Atlas itu, sesuatu yang dapat memuat semua informasi semua yang aada di dunia ini. Bahkan Atlas juga bisa memuat halnya geopolitik, ekonomi, agama, budaya dan semacamya. Apa jawabanku benar?” Lanjutnya Ragu. Yara mengangguk, “Kau benar, dan secara tidak langsung semua kekuatanmu itu mengusai hal itu semua, seperti halnya kemarin kau bisa mendengr semua obrolan dan bisikan yang tidak dapat kami dengar, di tambah saat kau berniat untuk menyerang Carlos. Bukan kau yang menyerangnya tetapi udara yang ada di kamarmu yang telah berhasil melempar tubuh Carlos,” “Atlas! Kekuatanmu terlalu luar biasa untuk awal ini, dan itu benar-benar di luar ekpetasi aku dan Carlos, kau hebat!!” jelas Yara panjang lebar yang penuh dengan semangat.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN